Fungsi alih kode untuk menunjukkan sikap toleransi

adanya kedekatan di antara mereka. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tuturan yang terdapat pada K 13 berfungsi akrab.

6.4.9 Fungsi alih kode untuk menunjukkan sikap toleransi

Alih kode dapat juga terjadi akibat keinginan partisipan menunjukkan rasa toleransi yang tinggi terhadap etnis lain. Keinginan tersebut tentu membawa hal positif bagi kehidupan antaretnis di masyarakat. Fungsi alih kode yang demikian dapat dilihat pada data berikut. Data 12 01 : 1 Selamat malam 02 : 2 Malam 01 : 3 Piye to kabare? „Bagaimana kabarnya?‟ 02 : 4 Kabare ya apik ae to. „Kabarnya ya baik-baik saja.‟ 01 : 5 Anake Mas ning Sulawesi piro? „Anaknya Bapak di Sulawesi berapa?‟ 02 : 6 Papatlah. „Empatlah.‟ 01 : 7 Ning Bali ora enek? „Di Bali tidak ada?‟ 02 : 8 Ora enek. „Tidak ada.‟ : 9 Ning kene wong tuane kabeh. „Di sini orang tuanya semua.‟ 03 : 10 Bojone wong Sulawesi. „Istrinya orang Sulawesi.‟ 01 : 11 Mas anake tanggal piro ning anu berangkate? „Pak, anaknya tanggal berapa berangkat?‟ 02 : 12 Tanggal telu September. „Tanggal tiga September.‟ 01 : 13 September. 02 : 14 Iyo. „Ya.‟ 01 : 15 Jadi, karo sopo ning kono? „Jadi, dengan siapa di sana?‟ 02 : 16 Kontingen Sulawesi Tengah. Percakapan di atas diawali dengan menggunakan BI. Selanjutnya, tuturan O 1 direspons oleh O 2 dengan menggunakan BI juga. Memang dalam sosiolinguistik pada umumnya O 2 mengikuti bahasa yang digunakan oleh O 1 . Percakapan berlanjut dengan menggunakan bahasa Jawa, baik oleh O 1 maupun oleh O 2 . Bahkan, O 3 pun ikut menggunakan bahasa Jawa, seperti tampak pada K 10 , Bojone wong Sulawesi „Istrinya orang Sulawesi.‟ Penggunaan bahasa Jawa, baik oleh O 1 maupun O 3 dimaksudkan untuk menunjukkan rasa toleransinya yang tinggi terhadap mitra wicara, yaitu O 2 . Untuk itulah, mereka melakukan konvergensi bahasa. Ternyata O 2 meresponsnya dengan menggunakan BJ juga, seperti tampak pada K 8 , K 9 , K 12 , dan K 14 . Jika diperhatikan secara saksama percakapan di atas, tuturan O 2 dominan menggunakan BJ, seperti tampak pada K 8 , K 9 , K 12 , dan K 14 . Hanya satu tuturan menggunakan BI, yaitu K 16 , Kontingen Sulawesi Tengah. Meskipun sebagian besar tuturannya menggunakan BJ, bukan berarti O 2 telah melakukan divergensi bahasa. Dominannya penggunaan BJ oleh O 2 semata- mata untuk mengimbangi tuturan O 1 yang menggunakan bahasa Jawa. Alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 3 . Alih kode itu dilakukan oleh O 1 untuk menunjukkan rasa toleransinya yang tinggi terhadap O 2 . Kebetulan O 2 berasal dari etnis Jawa. Fungsi alih kode berikutnya dapat dilihat pada data di bawah ini. Data 13 01 : 1 Kuda besik ne, Pak? „Berapa satu ini, Pak?‟ 02 : 2 Sembilan belas, oh ne „Sembilan belas, oh ini‟ 01 : 3 Kaset dangdut, dangdut. 02 : 4 Oh, dangdut… sembilan belas. 01 : 5 Sing dadi tawahin? „Tidak boleh ditawar?‟ 02 : 6 Memang harga pas. 01 : 7 Baang kuang bedik, nah? „Berikan kurang sedikit, ya?‟ 02 : 8 Sudah pas hargane, sing dadi kuang. „Sudah pas harganya, tidak boleh kurang.‟ 01 : 9 Nyemak dua ne „Ngambil dua ini.‟ 02 : 10 Nyemak dua? „Ngambil dua?‟ Data di atas dimulai dengan menggunakan BB. Bahasa itu digunakan oleh O 1 yang berasal dari etnis Bugis. Bahkan, sebagian besar bahasa yang digunakan oleh O 1 adalah BB, seperti tampak pada K 1 , K 5 , K 7 , dan K 9 . Hanya K 3 menggunakan BI. Penggunaan BB oleh O 1 tentu memiliki maksud tertentu. Selain bertujuan agar dapat menawar harga barang, tidak menutup kemungkinan O 1 bertujuan untuk menunjukkan rasa toleransi yang tinggi terhadap mitra wicara, yaitu O 2 . Dengan kata lain, rasa toleransi O 1 ditunjukkan dengan melakukan konvergensi bahasa. Fenomena alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 3 , Kaset dangdut, dangdut. Alih kode itu dilakukan oleh O 1 dari BB pada K 1 , Kuda besik ne, Pak? „Berapa satu ini, Pak?‟ ke BI pada K 3 . Alih kode itu selain dilakukan dari BB ke BI, juga dilakukan oleh O 1 dari BI ke BB, seperti tampak pada K 3 dan K 5 . Alih kode itu dilakukan oleh O 1 karena berkeinginan untuk menunjukkan rasa toleransinya kepada O 2 . Rasa toleransi itu diwujudkan dengan menggunakan BB. Padahal diketahui bahwa O 1 berasal dari etnis Bugis.

6.4.10 Fungsi alih kode untuk mengutip pembicaraan orang lain