Fungsi alih kode untuk berimajinatif

pada K 2 ke bahasa Jawa pada K 4 , Kabare ya apik ae to. „Kabarnya ya baik-baik saja.‟ Fungsi alih kode tampak ketika pembicaraan sampai pada K 3 , Piye to kabare? „Bagaimana kabarnya?‟ Pertanyaan itu tentu mengharapkan suatu jawaban, seperti tampak pada K 4 , Kabare ya apik ae to „Kabarnya ya baik-baik saja.‟ Dengan demikian, pertanyaan yang terdapat pada K 3 dapat dikatakan memiliki fungsi untuk memperoleh pengetahuan.

6.4.4 Fungsi alih kode untuk berimajinatif

Fungsi imajinatif berkaitan dengan penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang yang tidak sesuai dengan realitas. Fungsi imajinatif ini dapat dilihat pada data berikut. Data 8 02 : 4 Sing dini aman. „Tidak di sini aman.‟ : 5 Kehidupan antarsuku dini baik. „Kehidupan antarsuku di sini baik.‟ : 6 Yang penting iraga sing mengganggu penduduk asli dini. „Yang penting kita tidak mengganggu penduduk asli di sini. : 7 Seperti pepatah, ‘di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. : 8 Artinya, di mana pun kita berada harus bisa menyesuaikan diri. Beberapa tuturan yang terdapat pada data 8 menggunakan BBC pada K 4 , K 5 , K 6 , dan BI pada K 7 dan K 8 . Penggunaan BBC dan BI pada data 8 sangat wajar karena situasinya takresmi. Bahkan, sebagian besar bahasa yang digunakan pada data 8 adalah BBC. Fenomena alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 7 , Seperti pepatah, di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Peralihan kode tersebut dilakukan oleh O 2 dari BBC pada K 6 , Yang penting iraga sing mengganggu penduduk asli dini „Yang penting kita tidak mengganggu penduduk asli di sini,‟ ke BI pada K 7 . Alih kode yang dilakukan oleh O 2 disebabkan oleh keinginan O 2 mengutip sebuah pepatah, seperti tampak pada K 7 . Fungsi imajinatif tampak ketika pembicaraan sampai pada K 7 . Dalam hal ini, O 2 berkeinginan mengutip pepatah, seperti tampak pada K 7 . Berhubung kutipan tersebut tidak sesuai dengan realitas, alih kode itu dapat dikatakan memiliki fungsi imajinatif. Maksudnya, penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang yang tidak sesuai dengan realitas. Fungsi imajinatif lainnya dapat dilihat pada data berikut. Data 14 01 : 1 … Orang masak itu tertekan : 2 Kita, ibu rumah tangga, mikir besok apa lagi? 02 : 3 Ya, membosankan besok apa lagi? 03 : 4 Jukut undis sambalnya sambal undis. „Sayur undis sambalnya sambal undis.‟ 02 : 5 Ya saya kadang-kadang bertengkar cuma masalah makanan. : 6 Saya bilang, Bli saya tidak sanggup. „Saya katakan, Kak saya tidak sanggup.‟ : 7 Eh, eh gara-gara uyah-sera bisa cerai. „Eh, eh gara-gara garam-terasi bisa cerai‟ Beberapa tuturan pada data 14 menggunakan BI dan BBC. Penggunaan BI dapat dilihat pada K 1 , K 2 , K 3 , dan K 5 , dan penggunaan BBC dapat dilihat pada K 4 , K 6 , dan K 7 . Penggunaan bahasa yang bervariasi tersebut sangat wajar karena situasi yang takresmi. Alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 7 , Eh, eh gara-gara uyah-sera bisa cerai „Eh, eh gara-gara garam-terasi bisa cerai‟ Peralihan kode itu dilakukan oleh O 2 dari BI pada K 5 , Ya saya kadang-kadang bertengkar cuma masalah makanan, ke BBC pada K 7 . Alih kode itu disebabkan oleh keinginan O 2 mengutip pepatah dalam bahasa Bali. Fungsi imajinatif tampak pada K 7 , Eh, eh gara-gara uyah-sera bisa cerai. „Eh, eh gara-gara garam-terasi bisa cerai‟ Berhubung tuturan tersebut hanya berupa pepatah dan tidak memiliki arti yang sebenarnya, fenomena bahasa tersebut dapat dikatakan memiliki fungsi imajinatif.

6.4.5 Fungsi alih kode untuk menggambarkan suatu pemikiran atau wawasan