2.3.1 Teori sosiolinguistik
Teori sosiolinguistik sebagai landasan dalam meneliti penggunaan bahasa tetap relevan untuk diacu dalam penelitian ini. Seperti diketahui, sosiolinguistik
mengkaji bahasa dengan mempertimbangkan hubungan antara bahasa dan masyarakat, khususnya masyarakat penutur bahasa itu. Hal ini didasari oleh
pemahaman bahwa sosiolinguistik sebagai bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa di dalam
masyarakat. Hampir satu abad paham tersebut telah dikemukakan oleh de Saussure
1916, yang menyebutkan bahwa bahasa adalah pranata kemasyarakatan. Oleh karena itu, para pakar bahasa merasa perlu menaruh perhatian yang lebih terhadap
dimensi kemasyarakatan bahasa karena dimensi kemasyarakatan bukan hanya memberi makna pada bahasa, melainkan juga menyebabkan terjadinya ragam-
ragam bahasa. Setelah melewati pertengahan abad ke-20, yakni tahun 1960-an,
muncullah banyak kajian yang mencoba mengaitkan masalah kebahasaan dengan masalah kemasyarakatan. Artinya, kajian yang menggunakan faktor linguistik
bertujuan untuk menjelaskan masalah sosial kemasyarakatan. Sebagai contoh, perhatikan penggunaan bahasa, seperti yang dikemukakan oleh Jendra 2007:14
di bawah ini. 1 Saudara-saudara peserta sidang yang kami hormati.
2 Ibu dan Bapak-Bapak peserta sidang yang kami muliakan. 3 Hadirin dan hadirat peserta sidang yang berbahagia.
Jika dilihat dari pandangan seorang linguis, ketiga kalimat itu wajar tanpa perlu dipertanyakan mengapa tuturan itu berbeda. Namun, seorang sosiolinguis
akan mempertanyakan mengapa tuturan itu berbeda, pasti ada latar belakang yang menyebabkannya. Seorang linguis hanya memperhatikan struktur kalimatnya
tanpa melihat latar belakang yang menyebabkan tuturan itu berbeda. Padahal, informasinya satu, yaitu menghormati peserta sidang.
Berhubung seorang
linguis cenderung
melupakan apa
yang melatarbelakangi wujud tuturan semacam itu lalu timbul keinginan untuk
mengetahuinya. Keinginan itu tertuang dalam kajian yang disebut sosiolinguistik. Fishman 1976:15 menyatakan bahwa sosiolinguistik memberikan
pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa, bagaimana bahasa itu dipakai dalam aspek-aspek sosial tertentu. Sosiolinguistik juga memberikan pedoman
dalam berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa, gaya bahasa apa yang harus digunakan jika berbicara dengan orang tertentu.
Uraian di atas membuktikan berlakunya konsep yang dikemukakan oleh Fishman 1976 yang dikenal dengan istilah: who speak
„siapa bicara‟, what language
„bahasa apa yang digunakan‟, to whom „kepada siapa bahasa itu ditujukan‟, dan when „kapan bahasa itu digunakan‟, bahkan istilah yang
dikemukakan oleh Fishman dapat dikatakan sebagai inti studi sosiolinguistik. Di bawah payung sosiolinguistik, ada beberapa teori yang dipergunakan
untuk mengkaji permasalahan penelitian. Beberapa teori yang dimaksud adalah sebagai berikut.
2.3.2 Teori pilihan bahasa