Fungsi alih kode untuk menawar sesuatu

alih kode memiliki fungsi untuk mengungkapkan rasa persahabatan dan keakraban. Sehubungan dengan fungsi alih kode, penelitian ini menemukan 10 fungsi alih kode. Penjelasannya dapat dilihat pada uraian berikut.

6.4.1 Fungsi alih kode untuk menawar sesuatu

Fungsi alih kode untuk menawar sesuatu dapat dilihat pada data berikut. Data 15 Latar : Pasar Topik : Harga kaca mata Partisipan : Gusli, etnis Bugis 01 Wy. Netra, etnis Bali 02 01 : 1 Mai Pak cingakin „Mari Pak dilihat‟ : 2 Kaca mata napi? „Kaca mata apa?‟ 02 : 3 Kaca mata ne luung. „Kaca mata yang bagus.‟ 01 : 4 Anggon menek motor. „Pakai sepeda motor.‟ : 5 Nah, ne luung Pak. „Nah, yang ini bagus Pak.‟ : 6 Petenge yen mejalan sing kena abu. „Malamnya kalau berjalan tidak kena debu.‟ : 7 Tes tes gen, tes malu. „Tes tes saja, tes dulu.‟ : 8 Mudah-mudahan masi hargane to. „Murah-murah juga harganya itu‟ 02 : 9 Maal ne maal? „Mahal ini mahal?‟ 01 : 10 Mudah masi. „Murah juga‟ : 11 Ngajak timpal kene dadi sing maal-maal. „Dengan teman begini tidak boleh mahal-mahal‟ 02 : 12 Nyak ganteng ba? „Mau ganteng sudah?‟ 01 : 13 Beh, nyak ganteng, cara artis apa adane, Rano Karno. „Wah, tampan juga, seperti apa namanya, Rano Karno.‟ 02 : 14 Kuda ne Pak? „Berapa ini Pak?‟ 01 : 15 Niki jak timpal gen pak nah. „Ini sama teman saja, Pak ya.‟ : 16 Terus terang biasane tiang ngadep ji selae. „Terus terang biasanya saya menjual dengan harga dua puluh lima‟ 02 : 17 Selae? „Dua puluh lima?‟ 01 : 18 Nah jani baang duang dasa jak timpal. „Ya sekarang diberi dua puluh sama teman.‟ 02 : 19 Untuk menghindari debu. 01 : 20 Nggih. „Ya.‟ : 21 Kaca mata kan untuk sehat, untuk penampilan. Peristiwa tutur ini terjadi di sebuah pasar. Di pasar itu ada seorang pedagang kaca mata dari etnis Bugis yang sangat menguasai BB. Bahkan, tuturan yang disampaikan saat berjualan sebagian besar menggunakan BB. Pembicaraan dimulai oleh O 1 dengan menggunakan BB, seperti tampak pada K 1 , Mai Pak cingakin „Mari Pak dilihat‟; K 2 , Kaca mata napi? „Kaca mata apa?‟. Tuturan O 1 direspons oleh O 2 pada K 3 , Kaca mata ne luung „Kaca mata yang bagus.‟ Fenomena alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 19 , Untuk menghindari debu. Alih kode itu dilakukan oleh O 2 dari BB pada K 17 , Selae? „Dua puluh lima?‟ maksudnya, dua puluh lima ribu, ke BI pada K 19 . Oleh karena itu, penggunaan BI pada K 19 dapat dikatakan memiliki fungsi untuk menawar sesuatu. Dengan kata lain, bahasa yang digunakan oleh O 2 untuk menawar sesuatu. Fungsi alih kode yang demikian dapat pula dilihat pada data berikut. Data 13 01 : 1 Kuda besik ne, Pak? „Berapa satu ini, Pak?‟ 02 : 2 Sembilan belas, oh ne „Sembilan belas, oh ini‟ 01 : 3 Kaset dangdut, dangdut. 02 : 4 Oh, dangdut… sembilan belas. 01 : 5 Sing dadi tawahin? „Tidak boleh ditawar?‟ 02 : 6 Memang harga pas. 01 : 7 Baang kuang bedik, nah? „Berikan kurang sedikit, ya?‟ 02 : 8 Sudah pas hargane, sing dadi kuang. „Sudah pas harganya, tidak boleh kurang.‟ 01 : 9 Nyemak dua ne „Ngambil dua ini.‟ 02 : 10 Nyemak dua? „Ngambil dua?‟ Beberapa tuturan pada data 13 menggunakan BBC, BB, dan BI. Penggunaan BBC dapat dilihat pada K 2 dan K 8 . Penggunaan BB dapat dilihat pada K 5 , K 7 , K 9 , dan K 10 , sedangkan penggunaan BI dapat dilihat pada K 3 , K 4 , dan K 6. Alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 8 , Sudah pas hargane, sing dadi kuang „Sudah pas harganya, tidak boleh kurang.‟ Alih kode itu dilakukan oleh O 2 dari BI pada K 6 , Memang harga pas, ke BBC pada K 8 . Berhubung alih kode itu mengakibatkan harga barang tidak boleh kurang, fenomena bahasa itu dapat dikatakan memiliki fungsi untuk menawar sesuatu. Maksudnya, tuturan pada K 8 itulah menyebabkan O 1 tetap membeli barang yang diinginkan.

6.4.2 Fungsi alih kode sebagai personal