Alih kode karena faktor pembicara O

Kemudian, Jendra 2007:161 mengemukakan lima faktor penyebab terjadinya alih kode, yaitu: 1 peserta pembicaraan, 2 bahasa, 3 situasi, 4 efek humor, dan 5 pokok pembicaraan. Dari beberapa pandangan para pakar tersebut ternyata selain memiliki perbedaan, penyebab alih kode juga memiliki persamaan. Persamaannya dapat dilihat pada pandangan Fishman dan Jendra. Kedua pakar tersebut sama-sama melihat faktor penyebab alih kode dari segi pembicara dan situasi. Penelitian ini menemukan 15 penyebab terjadinya alih kode. Penjelasannya dapat dilihat pada uraian berikut.

6.6.1 Alih kode karena faktor pembicara O

1

6.6.1.1 O

1 ingin memberikan penekanan pada topik pembicaraan Alih kode juga terjadi karena O 1 ingin memberikan penekanan pada topik pembicaraan. Hal ini dapat dilihat pada data berikut. Data 19 01 : 1 Kira-kira apa saja tugasnya Pradah nika Pak Tut? „Kira-kira apa saja tugas Pradah itu Pak Tut?‟ 02 : 2 Nah, nika, tugas Pradah nika kan, artinya 1 kan jelas nama Pradah nika kan pemuda. „Nah, itu tugas Pradah itu kan, artinya 1 kan jelas nama Pradah itu kan pemuda.‟ : 3 Jadi, artinya membantu meringankan beban orang tua, ten kenten? „Jadi, artinya membantu meringankan beban orang tua, kan begitu.‟ : 4 Seperti ada kegiatan apa anak-anak muda yang berperan, misalnya mekiis anak-anak muda yang mempersiapkan tempatnya. 01 : 5 Berarti secara tidak langsung ikut juga melestarikan ajeg Bali, Pak Tut ya 02 : 6 Ya secara tidak langsung itu sudah tujuannya untuk ngajegang Bali sebenarnya, ten kenten. „Ya secara tidak langsung itu sudah tujuannya untuk melestarikan ajeg Bali sebenarnya, kan begitu.‟ Pada awalnya, O 1 menggunakan BI yang dicampur dengan BB pada K 1 , Kira-kira apa saja tugasnya Pradah nika Pak Tut? „Kira-kira apa saja tugasnya Pradah itu Pak T ut?‟ Tuturan O 1 direspons oleh O 2 dengan menggunakan BI dicampur dengan BB, seperti tampak pada K 2 , Nah, nika, tugas Pradah nika kan, artinya 1 kan jelas nama Pradah nika kan pemuda „Nah, itu tugas Pradah itu kan, artiny a 1 kan jelas nama Pradah itu kan pemuda.‟ Fenomena alih kode terjadi dari BI yang bercampur dengan BB pada K 1 ke BI pada K 5 , Berarti secara tidak langsung ikut juga melestarikan ajeg Bali, Pak Tut ya. Alih kode itu disebabkan oleh keinginan O 1 untuk memberikan penekanan pada topik pembicaraan.

6.6.1.2 O

1 bermaksud lebih akrab Fenomena alih kode juga bisa terjadi agar situasi lebih akrab. Keakraban ini dapat dilihat dari tempat dan kosakata yang dipergunakan oleh partisipan dalam sebuah peristiwa tutur. Fenomena alih kode yang demikian dapat dilihat pada data berikut. Data 3 O 1 : 4 Yeh, saya kan minta sama adik, gimana ini? „Wah, saya kan minta pada adik, bagaimana ini?‟ O 2 : 5 Kenkenne, ada apa ne? „Bagaimana ini, ada apa?‟ O 1 : 6 Sing ja ada engken. „Tidak ada apa.‟ : 7 Cuma anu saja. : 8 Kebetulan anune „Kebetulan ada sesuatu ini.‟ O 2 : 9 Nyen ento? „Siapa itu?‟ O 1 : 10 Ada bos baru ini dari Palu. „Ada bos baru dari Palu.‟ : 11 Kalau memang anu. „Kalau memang begitu.‟ : 12 Apang iraga pituru kenal. „Supaya kita saling kenal.‟ O 2 : 13 Sip, sip, oke „Ya, ya saya setuju‟ Dilihat dari bahasa yang digunakan, data 3 merupakan peristiwa tutur yang sangat sederhana bahasanya. Pada awalnya, tuturan dimulai oleh O 1 dengan menggunakan BBC pada K 4 . Kemudian direspons oleh O 2 dengan menggunakan BB seperti tampak pada K 5 , Kenkenne, ada apa ne? „Bagaimana ini, ada apa?‟ Dengan melihat tuturan yang terdapat pada K 4 , Yeh, saya kan minta sama adik, gimana ini? „Wah, saya kan minta pada adik, bagaimana ini?‟, tampak sekali adanya rasa akrab antara O 1 dan O 2 . Apalagi percakapan itu sebagian besar menggunakan BB, seperti tampak pada K 5 , K 6 , K 9 , dan K 12 . Fenomena alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 13 , Sip, sip, oke „Ya, ya saya setuju.‟ Alih kode itu dilakukan oleh O 2 dari BB, Nyen ento? „Siapa itu?‟ ke bahasa Inggris pada K 13 . Penyebabnya tiada lain agar suasananya semakin akrab.

6.6.1.3 O

1 bermaksud merahasiakan sesuatu Fenomena alih kode untuk merahasiakan sesuatu sering terjadi saat transaksi jual-beli barang, baik di pasar, toko, maupun di kios-kios kecil. Hal itu dilakukan agar harga barang yang ditawarkan kepada pembeli tidak diketahui. Penyebab alih kode yang demikian dapat dilihat pada data berikut. Data 11 O 1 : 3 Sakuya muni ana miu? „Berapa juga anakmu?‟ : 4 Keto, anak berturut-turut to. „Begitu, orang berturut-turut itu.‟ : 5 Nakuya komiu? „Sedang apa kamu?‟ : 6 Keto ba, nak berturut-turut to „Begitu sudah, orang berturut-turut itu.‟ O 2 : 7 Berturut-turut, oh O 3 : 8 Degaga harapang. „Tidak ada harapan.‟ O 1 : 9 Degaga harapang. „Tidak ada harapan.‟ Merahasiakan sesuatu kepada orang lain sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Hal itu memang perlu dilakukan agar orang lain tidak mengetahui apa yang dibicarakan oleh penutur, seperti halnya peristiwa tutur pada data 11. Pada awalnya, O 1 menggunakan BK karena topiknya tentang bahasa Kaili. Pemahaman tentang bahasa Kaili ini tampak dari tuturan yang disampaikan O 1 pada K 4 , Keto, anak berturut-turut to „Begitu, orang berturut-turut itu.‟ Kemudian O 1 lagi menggunakan BK, seperti tampak pada kalimat Nakuya komiu ? „Sedang apa kamu?‟ dan seterusnya. Fenomena alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 9 , Degaga harapang . „Tidak ada harapan.‟ Alih kode itu dilakukan oleh O 1 dari BBC pada K 6 , Keto ba, nak berturut-turut to „Begitu sudah, orang berturut-turut itu,‟ ke BBg pada K 9 , Degaga harapang „Tidak ada harapan.‟ Alih kode itu dilakukan karena O 1 ingin merahasiakan sesuatu kepada O 2 . Oleh karena itu, O 1 menggunakan BBg pada K 9 .

6.6.1.4 O

1 terpengaruh oleh ucapan O 2 Fenomena alih kode dapat juga terjadi sebagai akibat O 1 terpengaruh oleh ucapan mitra wicara O 2 . Dalam hal ini, O 1 ingin lebih dekat dengan O 2 . Oleh karena itu, O 1 berusaha menggunakan gaya bahasa yang digunakan oleh O 2 sehingga terjadilah fenomena AK. Alih kode yang demikian dapat dilihat pada data berikut. Data 12 01 : 7 Ning Bali ora enek? „Di Bali tidak ada?‟ 02 : 8 Ora enek. „Tidak ada.‟ : 9 Ning kene wong tuane kabeh. „Di sini orang tuanya semua.‟ 03 : 10 Bojone wong Sulawesi. „Istrinya orang Sulawesi.‟ 01 : 11 Mas anake tanggal piro ning anu berangkate?. „Pak, anaknya tanggal berapa berangkat?‟ 02 : 12 Tanggal telu September. „Tanggal tiga September.‟ 01 : 13 September. 02 : 14 Iyo. „Ya.‟ 01 : 15 Jadi, karo sopo ning kono? „Jadi, dengan siapa di sana?‟ 02 : 16 Kontingen Sulawesi Tengah. Pada awalnya, O 1 menggunakan bahasa Jawa, seperti tampak pada K 7 , Ning Bali ora enek? „Di Bali tidak ada?‟ Kemudian, O 2 pun meresponsnya dengan menggunakan BJ pada K 8 dan K 9 . Yang menarik dari tuturan di atas adalah pengaruh bahasa yang digunakan oleh O 2 pada K 12 , Tanggal telu September „Tanggal tiga September.‟ Karena ada kata September pada K 12 itu, O 1 beralih kode dari BJ pada K 11 , Mas anake tanggal piro ning anu berangkate? „Pak, anaknya tanggal berapa berangkat?‟, ke BI pada K 13 , September. Dengan kata lain, peralihan kode yang dilakukan oleh O 1 disebabkan oleh tuturan yang dilakukan oleh O 2 pada K 12 .

6.6.1.5 O

1 ingin merendahkan diri Fenomena alih kode dapat juga terjadi ketika seseorang berkeinginan merendahkan diri. Alih kode yang demikian dapat dilihat pada data berikut. Data 18 02 : 3 Tiang selain pegawai negeri, tiang masi megae kebun. „Saya selain pegawai negeri, saya juga bekerja kebun.‟ : 4 Kebun itu ada ditanam coklat. : 5 Ya lumayanlah jani penghasilan coklat. „Ya lumayanlah sekarang penghasilan coklat.‟ : 6 Biasanya satu bulan maan satu juta. „Biasanya satu bulan dapat satu juta.‟ : 7 Tergantung hasil. : 8 Yen hasilne luung, liu maan. „Kalau hasilnya bagus, banyak dapat.‟ : 9 Yen hasilne sing luung, bedik maan. „Kalau hasilnya tidak bagus, sedikit dapat.‟ : 10 Cukup untuk tambah-tambah ongkos dapur. Beberapa tuturan pada data 18 menggunakan BBC dan BI. Penggunaan BBC dapat dilihat pada K 3 , K 5 , K 6 , K 8 , dan K 9 . Penggunaan BI dapat dilihat pada K 4 , K 7 , dan K 10 . Penggunaan BBC dan BI pada peristiwa tutur tersebut sangat wajar karena situasinya tergolong situasi takresmi. Fenomena alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 10 , Cukup untuk tambah-tambah ongkos dapur. Alih kode itu dilakukan oleh O 2 dari BBC pada K 9 ke BI pada K 10 . Alih kode terjadi karena keinginan O 2 untuk merendahkan diri. Padahal, tuturan sebelumnya O 2 mengatakan seperti terlihat pada K 6 , Biasanya satu bulan maan satu juta. „Biasanya satu bulan dapat satu juta.‟

6.6.2 Alih kode karena faktor mitra wicara O