Alih kode karena kehadiran O Alih kode karena materi pembicaraan

Fenomena alih kode terjadi dari BBC pada K 3 ke BI pada K 5 . Alih kode itu terjadi untuk memperjelas keterangan yang telah dipaparkan oleh O 2 pada K 2 dan K 3 sehingga muncullah tuturan, seperti tampak pada K 5 , Pradah itu termasuk tulang punggungnya dari umat, yang tampak dengan jelas pada bentuk tulang punggung.

6.6.3 Alih kode karena kehadiran O

3 Kehadiran orang ketiga O 3 sering menimbulkan terjadinya alih kode. Seperti diketahui, dalam suatu peristiwa, partisipan biasanya tidak selalu terdiri atas dua orang. Tidak menutup kemungkinan, ketika interaksi berlangsung, tiba- tiba datang O 3 ikut terlibat dalam suatu pembicaraan yang mengakibatkan terjadinya fenomena alih kode. Fenomena tersebut dapat dilihat pada data berikut. Data 9 01 : 3 Dua puluh tahunan deriki? „Dua puluh tahun di sini?‟ 02 : 4 Tiang men tahun tujuh tiga deriki, kudang tahun ampun? „Saya sudah tahun tujuh tiga di sini, berapa tahun sudah?‟ 03 : 5 Berapa telurnya? datang 03 02 : 6 Empat, lima ribu. : 7 Deriki tahun tujuh tiga. „Di sini tahun tujuh tiga.‟ : 8 Nenek, bapak, ba sing nu dini, kasihan. „Nenek, bapak, sudah tidak ada di sini, kasihan‟ Ada dua bahasa yang digunakan pada data 9, yaitu BBC dan BI. Penggunaan BBC dapat dilihat pada K 3 , K 4 , K 7 , dan K 8 , sedangkan penggunaan BI dapat dilihat pada K 5 dan K 6 . Penggunaan BBC ternyata lebih dominan daripada penggunaan BI. Alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 6 , Empat, lima ribu. Alih kode tersebut dilakukan oleh O 2 dari BBC pada K 4 , Tiang men tahun tujuh tiga deriki, kudang tahun ampun? „Saya sudah tahun tujuh tiga di sini, berapa tahun sudah?‟, ke BI pada K 6 , Empat, lima ribu. Alih kode itu disebabkan oleh kehadiran orang ketiga yang kebetulan berasal dari etnis Kaili. Oleh karena itu, O 2 beralih kode ke bahasa yang dipahami bersama, yaitu BI.

6.6.4 Alih kode karena materi pembicaraan

Materi pembicaraantopik pembicaraan dapat juga menjadi penyebab terjadinya fenomena alih kode. Partisipan kadang-kadang tidak menyadari bahwa apa yang dibicarakan cenderung menimbulkan terjadinya fenomena alih kode. Fenomena yang demikian dapat dilihat pada data berikut. Data 21 Latar : Rumah Wayan Netra Topik : Perkuliahan Partisipan : Wayan Netra 01 Guru SD 02 I Wayan Samba 03 01 : 1 Panak awake tawanga ken emboke. „Anakmu dikenal oleh kakak.‟ 02 : 2 To ba ibuke san ngorahang. „Itu sudah ibu tadi mengatakan.‟ 01 : 3 Panake kan di Bali kuliah. „Anaknya kan di Bali kuliah.‟ 03 : 4 Sira Pak kuliah di Bali? „Siapa Pak kuliah di Bali?‟ 02 : 5 Panak tiange. „Anak saya.‟ 03 : 6 Ane nomor kuda? „Yang nomor berapa?‟ 02 : 7 Ane nomor dua. „Yang nomor dua.‟ 03 : 8 Dija kuliah di Bali Pak? „Di mana kuliah di Bali Pak?‟ 02 : 9 Di Unud nika, Jurusan Informatika. „Di Unud, Jurusan Informatika.‟ : 10 Dia bilang, ‘Aduh Pak saya salah pilih jurusan, setengah mati Pak. : 11 Yang setengah mati itu bagus kan, jarang orang bisa. Pada awalnya, O 1 menggunakan BB ketika berbicara dengan O 2 . Karena O 1 menggunakan BB, O 2 pun meresponsnya dengan menggunakan BB, seperti tampak pada K 2 , To ba ibuke san ngorahang „Itu sudah ibu tadi mengatakan‟. Fenomena alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 10 dan K 11 . Alih kode itu dilakukan oleh O 2 dari BBC pada K 9 , Di Unud nika, Jurusan Informatika „Di Unud, Jurusan Informatika,‟ ke BI pada K 10 , Dia bilang, Aduh Pak saya salah pilih jurusan, setengah mati Pak. Alih kode itu dilakukan oleh O 2 tentu karena ada dasarnya. Penyebabnya adalah topik pembicaraannya berubah dari topik keluarga ke topik perkuliahan. Ketika topiknya tentang keluarga, O 2 masih bercakap-cakap dengan menggunakan BB, seperti tampak pada K 2 , K 5 , K 6 , K 7 , dan K 9 . Namun, ketika topiknya berubah dari topik keluarga ke topik perkuliahan, O 2 menggunakan bahasa yang berbeda, yaitu BI seperti tampak pada K 10 dan K 11 . Penyebab alih kode lainnya dapat dilihat pada data berikut. Data 22 Latar : Jaba pura Topik : Pembagian tanah Partisipan : Pak Ketut 01 Pak Suwitra 02 01 : 1 Tahun kuda meriki, Pak? „Tahun berapa kemari, Pak.‟ 02 : 2 Tahun 72 meriki tiang rauh ring Sumbersari. „Tahun 72 kemari saya tiba di Sumbersari.‟ 01 : 3 Punapi indik transmigrasine? „Bagaimana tentang transmigrasinya?‟ 02 : 4 Tiang transmigrasi spontan nika. „Saya transmigrasi spontan.‟ 01 : 5 Kudang KK meriki, Pak, akeh? „Berapa KK kemari, Pak, banyak?‟ 01 : 6 Tiang pertama meriki 53 KK, masuk meriki pertama kenten „Saya pertama ke sini 53 KK, masuk ke sini pertama, begitu‟ : 7 Seantukan wenten nak akeh daweg nika sempat kenten ngalih tanah. „Kebetulan ada orang banyak waktu itu berkesempatan mencari tanah .‟ 01 : 8 Kudang hektar polih tanah? „Berapa hektar dapat tanah?‟ 02 : 9 Kalih hektar nika. „Dua hektar.‟ : 10 Kan deriki polih pembagian kalih hektar nika. „Kan di sini dapat pembagian dua hektar.‟ 01 : 11 Jadi, ane membuka jalan warga kita? „Jadi, yang membuka jalan warga kita?‟ 02 : 12 Nggih. „Ya.‟ : 13 Yang membuka jalan kita dulu merintisnya. : 14 Kita dulu membuat selokannya. Pembicaraan dimulai dengan menggunakan BBC oleh O 1 , Tahun kuda meriki, Pak? „Tahun berapa kemari, Pak.‟ Kemudian, O 2 meresponsnya dengan menggunakan BBC juga pada K 2 . Penggunaan BBC pada data 22 wajar karena situasinya takresmi. Bahkan, tuturan berikutnya sebagian besar menggunakan BBC. Hal ini dapat dilihat pada K 3 , K 4 , K 5 , K 6 , K 7 , K 8 , K 9 , dan K 10 . Hanya satu tuturan menggunakan BB, yaitu pada K 12 , dan dua tuturan menggunakan BI, yaitu pada K 13 dan K 14 . Alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 13 dan K 14 . Alih kode itu dilakukan oleh O 2 dari BBC pada K 10 , Kan deriki polih pembagian kalih hektar nika „Kan di sini dapat pembagian dua hektar,‟ ke BI pada K 13 , Yang membuka jalan kita dulu merintisnya. Peralihan kode itu disebabkan oleh perubahan topik pembicaraan dari topik masalah pribadi, yaitu keluarga ke topik yang berhubungan dengan masalah nasional, yaitu pembuatan jalan umum. Penyebab alih kode lainnya dapat dilihat pada data berikut. Data 23 Latar : Teras rumah Topik : Kesehatan Partisipan : Tamu 01 Pak Keles 02 01 : 1 Jangan dipikirin batise seger nyak sing. „Jangan dipikirkan kakinya sembuh apa tidak.‟ : 2 Om…, Om…, mikirin Ida Sang Hyang Widi Wasa. „Om…, Om…, memikirkan Ida Sang Hyang Widi Wasa.‟ : 3 Om…, Om…, Om…, begitu. 02 : 4 Yen benengan ento jeg. „Kalau soal itu sudah.‟ : 5 Masalah mapunia tiang jeg paling banina. „Masalah sumbangan dana saya paling berani.‟ : 6 Sajaan juk oraang ba tiang paling banina. „Benar, boleh dikatakan saya paling berani.‟ : 7 Apa yang artinya orang punya gerakan di desa saya bantu. : 8 Ini uang cuma-cuma. Data 23 menggunakan tiga macam bahasa, yaitu BBC, BB, dan BI. Penggunaan BBC dapat dilihat pada K 1 , K 2 , K 3 , K 5 , K 6 . Penggunaan BB dapat dilihat pada K 4 , sedangkan penggunaan BI dapat dilihat pada K 7 dan K 8 . Penggunaan bahasa yang bervariasi itu sangat wajar sebab situasinya takresmi. Alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 7 , Apa yang artinya orang punya gerakan di desa saya bantu. Alih kode itu dilakukan oleh O 2 dari BBC pada K 6 , Sajaan juk oraang ba tiang paling banina „Benar, boleh dikatakan saya paling berani, ‟ ke BI pada K 7 . Alih kode itu disebabkan oleh perubahan topik pembicaraan, yaitu dari topik keluarga ke topik umum, yaitu gerakan desa.

6.6.5 Alih kode karena situasi