Alih kode yang bermakna kejelasan suatu topik

6.5.5 Alih kode yang bermakna kejelasan suatu topik

Walaupun seorang penutur sudah berusaha menyampaikan pesan sejelas- jelasnya, tidak menutup kemungkinan mitra wicara kurang memahaminya dengan baik. Banyak faktor yang menyebabkan seorang pendengar kurang memahami pesan yang disampaikan oleh penutur. Misalnya, bisa karena faktor alat pendengar yang kurang sempurna, bisa karena faktor bahasa, dan bisa juga karena faktor topikpokok pembicaraan. Agar menjadi lebih jelas, dapat dilihat pada data berikut. Data 8 02 : 4 Sing dini aman. „Tidak di sini aman.‟ : 5 Kehidupan antarsuku dini baik. „Kehidupan antarsuku di sini baik.‟ : 6 Yang penting iraga sing mengganggu penduduk asli dini. „Yang penting kita tidak mengganggu penduduk asli di sini. : 7 Seperti pepatah, ‘di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. : 8 Artinya, di mana pun kita berada harus bisa menyesuaikan diri. Ada dua bahasa yang dipergunakan pada data 8, yaitu BBC pada K 4 , K 5 , K 6 , dan BI pada K 7 dan K 8 . Penggunaan BBC ternyata lebih dominan dibandingkan dengan penggunaan BI. Hal ini disebabkan oleh situasi yang memengaruhi peristiwa tutur itu situasi takresmi. Alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 7 , Seperti pepatah, di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Peralihan kode itu dilakukan oleh O 2 dari BBC pada K 6 ke BI pada K 7 dan K 8 . Penyebabnya adalah keinginan O 2 untuk menjelaskan pokok pembicaraan yang dibahas. Makna alih kode tampak ketika pembicaraan sampai pada K 7 , Seperti pepatah, ‘di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Maksudnya, di mana pun kita berada harus bisa menyesuaikan diri. Dengan demikian, alih kode yang terdapat pada data 8 dapat dikatakan bermakna kejelasan suatu topik. Alih kode yang bermakna kejelasan suatu topik lainnya dapat dilihat pada data berikut. Data 19 Latar : Ruang Tamu Topik : Keberadaan Pradah Partisipan : Gede Somantara 01 Ketut Budhanita 02 01 : 1 Kira-kira apa saja tugasnya Pradah nika Pak Tut? „Kira-kira apa saja tugas Pradah itu Pak Tut?‟ 02 : 2 Nah, nika, tugas Pradah nika kan, artinya 1 kan jelas nama Pradah nika kan pemuda. „Nah, itu tugas Pradah itu kan, artinya 1 kan jelas nama Pradah itu kan pemuda.‟ : 3 Jadi, artinya membantu meringankan beban orang tua, ten kenten? „Jadi, artinya membantu meringankan beban orang tua, kan begitu.‟ : 4 Seperti ada kegiatan apa anak-anak muda yang berperan, misalnya mekiis anak-anak muda yang mempersiapkan tempatnya. 01 : 5 Berarti secara tidak langsung ikut juga melestarikan ajeg Bali, Pak Tut ya. 02 : 6 Ya secara tidak langsung itu sudah tujuannya untuk ngajegang Bali sebenarnya, ten kenten. „Ya secara tidak langsung itu sudah tujuannya untuk melestarikan ajeg Bali sebenarnya, kan begitu.‟ Beberapa tuturan yang terdapat pada data 19 menggunakan BI yang dicampur dengan BB, seperti tampak pada K 1 , K 2 , K 3 , K 4 , dan K 6 . Penggunaan BI hanya terdapat pada K 5 , Berarti secara tidak langsung ikut juga melestarikan ajeg Bali, Pak Tut ya. Penggunaan bahasa Indonesia yang dicampur dengan BB ternyata lebih dominan dibandingkan dengan penggunaan BI. Hal ini disebabkan oleh partisipan yang telah lama meninggalkan daerah asal, yaitu Bali. Walaupun demikian, bahasa Bali yang dikenal sebagai bahasa ibu partisipan tidak pernah ditinggalkan, seperti tampak pada K 1 , K 2 , K 3 , K 4 , dan K 6 . Fenomena alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 5 , Berarti secara tidak langsung ikut juga melestarikan ajeg Bali, Pak Tut, ya. Peralihan kode itu dilakukan oleh O 1 dari BI yang dicampur dengan BB pada K 1 ke BI pada K 5 . Alih kode itu disebabkan oleh keinginan O 1 untuk memberikan penekanan pada topik pembicaraan. Dilihat dari bahasa yang digunakan, peralihan kode pada data 19 dapat dikatakan bermakna kejelasan suatu topik. Makna alih kode tersebut dapat dilihat pada K 5 , Berarti secara tidak langsung ikut juga melestarikan ejeg Bali, Pak Tut ya. Tuturan pada K 5 dengan tegas menunjukkan bahwa O 1 berkeinginan menjelaskan topik yang dibicarakan.

6.5.6 Alih kode yang bermakna akrab