Alih kode karena faktor mitra wicara O

6.6.2 Alih kode karena faktor mitra wicara O

2

6.6.2.1 O

2 ingin menunjukkan bahwa dirinya terpelajar Fenomena alih kode dapat juga terjadi karena O 2 ingin menunjukkan bahwa dirinya terpelajarcendekiawan. Oleh karena itu, O 2 berusaha menggunakan bahasa Inggris ketika terlibat pembicaraan dengan O 1 . Padahal, O 1 hanya menggunakan bahasa Bali lumrah. Penyebab alih kode tersebut dapat dilihat pada data berikut. Data 3 O 1 : 4 Yeh, saya kan minta sama adik, gimana ini? „Wah, saya kan minta pada adik, bagaimana ini?‟ O 2 : 5 Kenkenne, ada apa ne? „Bagaimana ini, ada apa?‟ O 1 : 6 Sing ja ada engken. „Tidak ada apa.‟ : 7 Cuma anu saja. : 8 Kebetulan anune „Kebetulan ada sesuatu ini.‟ O 2 : 9 Nyen ento? „Siapa itu?‟ O 1 : 10 Ada bos baru ini dari Palu. „Ada bos baru dari Palu.‟ : 11 Kalau memang anu. „Kalau memang begitu.‟ : 12 Apang iraga pituru kenal. „Supaya kita saling kenal.‟ O 2 : 13 Sip, sip, oke „Ya, ya saya setuju‟ Pada awalnya, O 1 menggunakan BBC, seperti tampak pada K 4 . Selanjutnya, O 2 meresponsnya dengan menggunakan BB pada K 5 . Penggunaan dua bahasa tersebut sangat wajar karena situasinya memang takresmi. Fenomena alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 13 , Sip, sip, oke „Ya, ya saya setuju‟ Alih kode yang dilakukan oleh O 1 semata-mata agar dirinya dianggap terpelajar karena situasi sebenarnya tidak mengharuskan O 2 menggunakan bahasa Inggris. Apalagi O 1 dalam peristiwa tutur tersebut tidak menggunakan bahasa Inggris, tetapi menggunakan BBC, BB, dan BI, seperti tampak pada K 4 , K 6 , K 7 , K 8 , K 11 , dan K 12 . 6.6.2.2 O 2 ingin mengutip pembicaraan Fenomena alih kode dapat juga terjadi karena O 2 ingin mengutip pembicaraan orang lain yang tidak hadir dalam peristiwa tutur. Meskipun partisipan tidak hadir dalam peristiwa tutur, tuturannya tetap digunakan untuk memperkuat pembicaraan yang sedang terjadi. Penyebab alih kode tersebut dapat dilihat pada data berikut. Data 8 02 : 4 Sing dini aman. „Tidak di sini aman.‟ : 5 Kehidupan antarsuku dini baik. „Kehidupan antarsuku di sini baik.‟ : 6 Yang penting iraga sing mengganggu penduduk asli dini. „Yang penting kita tidak mengganggu penduduk asli di sini.‟ : 7 Seperti pepatah , ‘di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. : 8 Artinya, di mana pun kita berada harus bisa menyesuaikan diri. Pada awalnya, O 2 menggunakan BBC, seperti tampak pada K 4 , Sing dini aman „Tidak di sini aman.‟ Penggunaan BBC tersebut wajar karena situasinya takresmi. Fenomena alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 7 , Seperti pepatah, di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Alih kode itu dilakukan oleh O 2 dari BBC pada K 6 , Yang penting iraga sing mengganggu penduduk asli dini „Yang penting kita tidak mengganggu penduduk asli di sini,‟ ke BI pada K 7 . Alih kode itu terjadi karena O 2 ingin mengutip pepatah dalam bahasa Indonesia. Penyebab alih kode lainnya dapat dilihat pada data berikut. Data 20 Latar : Rumah I Ketut Keles Topik : Kesehatan Partisipan : Tamu 01 Ketut Keles 02 01 : 1 … Sakit yang dominan, sakit paling keras napi? „… Sakit yang dominan, sakit paling keras apa?‟ 02 : 2 Pertama, tiang ngilu bangkiang tiange. „Pertama, saya nyeri di pinggang.‟ : 3 Kalau majalan abedik ngentah ngilu ento juk bah? „Kalau berjalan sedikit nyeri itu kambuh langsung jatuh.‟ : 4 Maubad-maubad ilang ngilun bangkiang tiange ento. „Setelah berobat, nyeri di pinggang saya hilang‟ : 5 Batis tiange dini semutan. „Kaki saya di sini keram.‟ : 6 Beh alih tiang doktere. „Wah, saya cari dokternya.‟ : 7 Aduh, keracunan obat ini Pak, jangan dimakan obat itu. Pembicaraan dimulai oleh O 1 dengan menggunakan BBC pada K 1 . Tuturan O 1 direspons oleh O 2 dengan menggunakan BBC juga, seperti tampak pada K 2 , Pertama, tiang ngilu bangkiang tiange „Pertama, saya nyeri di pinggang.‟ Tuturan O 2 pun dilanjutkan dengan menggunakan BBC pada K 3 , BB pada K 4 , K 5 , dan K 6 serta BI pada K 7 , Aduh, keracunan obat ini Pak, jangan dimakan obat itu. Alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 7 . Alih kode itu dilakukan oleh O 2 dari BBC pada K 6 , Beh alih tiang doktere „Wah, saya cari dokternya.‟ ke BI pada K 7 , Aduh, keracunan obat ini Pak, jangan dimakan obat itu. Alih kode itu disebabkan oleh keinginan O 2 mengutip pembicaraan orang lain, seperti tampak pada K 7 . Dalam hal ini, O 2 mengutip tuturan dokter ketika sedang melakukan pengobatan.

6.6.2.3 O

2 ingin memperjelas keterangan yang telah dipaparkan Tidak semua beritainformasi yang disampaikan oleh penutur dalam interaksi sosial dapat dengan mudah dipahami oleh mitra wicara. Kadang-kadang ada juga mitra wicara yang sangat lambat memahami suatu tuturan. Oleh karena itu, diperlukan suatu penjelasan yang lebih dalam. Akibatnya, peristiwa tutur itu akan memunculkan suatu fenomena alih kode. Fenomena alih kode tersebut dapat dilihat pada data berikut. Data 17 01 : 1 … Berarti secara tidak langsung ikut juga melestarikan ajeg Bali Pak Tut ya. 02 : 2 Ya secara tidak langsung tujuannya untuk ngajegang Bali sebenarnya, ten kenten? „Ya secara tidak langsung tujuannya untuk mengajegkan Bali sebenarnya, kan begitu?‟ : 3 Pradah yang tiang tahu paling mendasar ya merupakan beban orang tua, ten kenten? „Pradah yang saya tahu paling mendasar ya merupakan beban orang tua, kan begitu?‟ 01 : 4 Nggih. 03 : 5 Pradah itu termasuk tulang punggungnya dari umat. Pada awalnya, O 1 menggunakan BI, seperti tampak pada K 1 , … Berarti secara tidak langsung ikut juga melestarikan ajeg Bali Pak Tut ya. Kemudian, direspons oleh O 2 dengan menggunakan BBC, seperti tampak pada K 2 , Ya secara tidak langsung tujuannya untuk ngajegang Bali sebenarnya, ten kenten? „Ya secara tidak langsung tujuan untuk mengajegkan Bali sebenarnya, kan begitu?‟ Fenomena alih kode terjadi dari BBC pada K 3 ke BI pada K 5 . Alih kode itu terjadi untuk memperjelas keterangan yang telah dipaparkan oleh O 2 pada K 2 dan K 3 sehingga muncullah tuturan, seperti tampak pada K 5 , Pradah itu termasuk tulang punggungnya dari umat, yang tampak dengan jelas pada bentuk tulang punggung.

6.6.3 Alih kode karena kehadiran O