KLINIK KONSULTASI AGRIBISNIS Model kebijakan pembangunan infrastruktur berkelanjutan dalam mendukung pengembangan kawasan agropolitan (studi kasus di Kawasan Agropolitan Merapi Merbabu)

272 4. Memiliki luas lahan cukup untuk pengembangan klinik konsultasi agribisnis, bukan lokasi rawan bencana, bebas dari pencemaran dan gangguan keamanan. 5. Lokasi klinik konsultasi agribisnis direncanakan sesuai dengan RTRW danatau RDTR kotakabupaten, serta kecenderungan perkembangan kota Skema tata letak bangunan klinik konsultasi agribisnis Kebun Percontohan 2 Kebun Percontohan 1 Kebun Percontohan 3 R.Rapat Konsultasi R.Peragaan R.Perpustakaan Promosi R.Pertemuan Kantin Musholla KMWC R.Labora torium R.Kantor Ruang Parkir Ruang Terbuka MasukKeluar Sirkulasi Orang Sirkulasai Kendaraan 273

V. INFRASTRUKTUR ON-FARM

UNTUK LUAS LAHAN 30 Ha EFEKTIF 24 Ha Kebutuhan infrastrur on-farm untuk lahan 30 Ha efektif 24 Ha di KAMM : 1. Jalan usahatani L = 3 meter : 600 m 2. Jalan setapak L = 0,9 meter : 1.797 m 3. Saluran irigasi sekunder : 400 m 4. Saluran irigasi tersier : 1.200 m 5. Tempat pengumpulan hasil sementara : 3 unit TPHS TPHS 1 Ha IRIGASI TERSIER PEMATANG LAHAN JALAN SETAPAK L. 0,9 m TPHS 1 Ha TPHS SALURAN IRIGASI SEKUNDER JALAN USAHA TANI L. 3m 400 m 750 m 274

VI. INFRASTRUKTUR JALAN Kriteria teknis jalan untuk komoditas hortikultura:

1 Jalan usahatani adalah jalan yang menghubungkan antar lahan-lahan pertanian di kawasan sentra produksi. 2 Jalan poros desa adalah jalan yang menghubungkan kawasan sentra produksi on-farm dengan kawasan sentra pengolahan hasil off-farm. 3 Jalan antar desa-kota adalah jalan yang menghubungkan agropolis dengan kota-kota pemasaran akhir outlet. 4 Badan jalan harus terdiri dari timbunan tanah keras atau batu pecah, dengan permukaan jalan harus cukup rata dan halus agar kendaraan pengangkut tidak mengalami goncangan yang hebat sehingga komoditas hortikultura yang rentan dengan goncangan tidak mudah rusak, 5 Jalan usahatani kolektor dapat dilalui oleh kendaraan roda empat sejenis pick up kapasitas 4 ton komoditas hortikultura, dengan lebar perkerasan 3-4 meter ditambah bahu jalan kiri-kanan untuk crossing kendaraan yang berpapasan. Perkerasan minimal dengan perkerasan jalan dari aspal lapen lapisan penetrasi. Minimal satu sisi jalan usahatani kolektor diberi saluran permanen. 6 Jalan usahatani setapak untuk pejalan kaki dan alternatif sepeda motor pengangkut saprodi, dengan lebar perkerasan 0,90 meter – 1,20 meter. Perkerasan coor beton tumbuk diberi coating aspal. Kiri-kanan jalan usahatani setapak tidak perlu diberi saluran permanen, tetapi cukup saluran alam. 7 Setiap jarak 300-400 meter jalan usahatani kolektor harus ada persimpangan jalan usahatani setapak, sehingga pikulan petani dari lahan hortikultura ke jalan usahatani kolektor tidak melebihi dari jarak 400 meter. 8 Jalan poros desa dapat dilalui oleh kendaraan roda enam sejenis truk kapasitas 6 ton komoditas hortikultura, dengan lebar perkerasan 4-5 meter ditambah bahu jalan kiri-kanan. Perkerasan dari aspal lapen lapisan penetrasi. Kiri-kanan jalan poros desa dapat diberi saluran permanen.