Validasi Model Analisis Model Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan KAMM .1 Analisis Kebutuhan

201 201 AME = 100 x A A S − ; N Si S ∑ = N Ai A ∑ = 100 × − = Sa Sa Ss AVE ; N S Si Ss ∑ − = 2 ; N A Ai Sa ∑ − = 2 S, A dan N berturut-turut adalah nilai simulasi, nilai aktual, dan interval waktu pengamatan. Ss, Sa dan N berturut-turut adalah nilai standar deviasi simulasi, nilai standar deviasi aktual, dan interval waktu pengamatan. Berdasarkan hasil analisis sistem dinamis dapat dilihat bahwa perilaku model pengembangan infrastruktur kawasan agropolitan berbasis komoditas unggulan dapat terpenuhi syarat kecukupan struktur dari suatu modelnya dengan melakukan validasi atas perilaku yang dihasilkan oleh suatu struktur model. Data validasi disajikan pada Tabel 48 dan Gambar 84. Tabel 48 Data validasi model pengembangan agropolitan berbasis komoditas unggulan sayuran berdasarkan perkembangan jumlah penduduk Tahun Jumlah Penduduk Nilai Aktual Nilai Simulasi 2004 367,019 367,019 2005 369,313 370,067 2006 372,887 373,142 2007 375,756 376,241 mean 372,652 373,150 var 10,420,219 9,529,617 AME 0.001336626 AVE -0.085468626 362,000 364,000 366,000 368,000 370,000 372,000 374,000 376,000 378,000 2004 2005 2006 2007 tahun ji w a AKTUAL SIMULASI Gambar 84 Jumlah penduduk aktual dan jumlah penduduk simulasi pada tahun 2004 – 2007. 202 Hasil uji validasi berdasarkan jumlah penduduk menunjukkan bahwa, AME menyimpang 0,13 untuk pertambahan penduduk dari data aktual dan AVE menyimpang sebesar 8,54. Hasil uji validasi berdasarkan perkembangan luas lahan hortikultura terlihat bahwa AME menyimpang 0,06 dan AVE menyimpang sebesar 2,01 dari data aktual Tabel 49 dan Gambar 85. Batas penyimpangan kedua variabel tersebut pada parameter AME dan AVE adalah 10, yang menunjukkan bahwa model ini mampu mensimulasikan perubahan-perubahan yang terjadi secara aktual di lapangan. Tabel 49 Data validasi model pengembangan agropolitan berbasis komoditas unggulan sayuran berdasarkan perkembangan luas lahan hortikultura Tahun Lahan Hortikultura Ha Aktual Simulasi 2004 18.195 18.195 2005 18.178 18.153 2006 18.122 18.108 2007 18.072 18.064 mean 18.142 18.130 var 3.135 3.198 AME -0.00064768 AVE 0.02012281 10,000 12,500 15,000 17,500 20,000 2004 2005 2006 2007 tahun Ha AKTUAL SIMULASI Gambar 85 Perkembangan luas lahan hortikultura aktual dan simulasi pada tahun 2004 – 2007.

4.4.6 Skenario Pembangunan Infrastruktur Kawasan Agropolitan

Skenario bertujuan untuk memprediksi kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang akan datang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Skenario 203 203 dikembangkan dengan melakukan simulasi intervensi terhadap variabel infrastruktur penunjang usahatani, pemasaran dan pengolahan hasil komoditas sayuran dengan indikator nilai ekonomi kawasan dan jumlah pengangguran sebagai indikator kemajuan pembangunan kawasan agropolitan. Variabel yang diintervensi tersebut adalah input yang dapat terkontrol dari sistem pengembangan infrastruktur kawasan agropolitan menuju kawasan agropolitan mandiri. Skenario yang dikaji adalah berbagai alternatif intervensi yang dapat dikategorikan sebagai skenario pesimis, moderat dan optimis. Skenario pesimis adalah meningkatkan sebagian variabel dari kondisi existing ke kondisi yang lebih baik dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur penunjang usahatani. Skenario moderat adalah meningkatkan sebagian besar variabel ke kondisi yang lebih baik melalui pembangunan infrastruktur penunjang usahatani dan infrastruktur pemasaran. Skenario optimis adalah meningkatkan kondisi seluruh variabel menjadi lebih baik, melalui pembangunan infrastruktur penunjang usahatani, pemasaran dan pengolahan hasil. Intervensi dilakukan dengan meningkatkan kapasitas infrastruktur sebesar 100 dari kondisi existing dan dilakukan secara bertahap. Skenario Pesimis Pada skenario pesimis, peningkatan infrastruktur dilakukan hanya pada infrastruktur jalan yang berupa jalan usahatani, jalan poros dan jalan desa-kota. Skenario ini diharapkan akan meningkatkan pengangkutan sarana produksi ke lahan petani dan meningkatkan pengangkutan produk usahatani ke luar lahan pertanian. Hasil simulasi skenario ini menunjukkan bahwa dengan pembangunan infrastruktur jalan ternyata mampu meningkatkan laju produksi sekalipun dalam intensitas yang tidak terlalu tinggi. Trend laju produksi hampir sama dengan tren laju produksi kondisi eksisting Gambar 86. Pembangunan infrastruktur jalan ini relatif meningkatkan laju produksi sayuran. Pada tahun 2010, jika pembangunan infrastruktur dilakukan meningkatkan laju produksi sebesar 1,55 tetapi 25 tahun kemudian akan mencapai peningkatan 8,3 dibandingkan dengan laju produksi pada kondisi existing Tabel 50. Peningkatan laju produksi tersebut terkait