94 dimanfaatkan untuk masa panen yang tidak membutuhkan banyak air. Volume
curah hujan selama tahun 2007 di KAMM di sajikan pada Tabel 15 dan grafik curah hujan selama tahun 2007 disajikan pada Gambar 31.
Tabel 15 Curah hujan menurut Kecamatan di KAMM tahun 2007
Kecamatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Agu Sep Okt Nov
Des Grabag -
- -
- -
- -
- -
- -
- Pakis -
- -
- -
- -
- -
- -
- Tegalrejo
314 333 259 253
271 -
- -
- - 539 539
Candimulyo - -
- -
- -
- -
- -
- -
Sawangan - -
- -
- -
- -
- -
43 234
Dukun 478 370 159
280 309
9 -
- -
12 130 578 Ngablak
512 585 241 195
233 -
- -
- 12 203 633
Total 1.304 1.288 659
728 813
9 -
- -
24 915 1.984
Curah hujan dicatat dalam mm
Gambar 31 Curah hujan di KAMM Kabupaten Magelang tahun 2007.
4.1.3. Kondisi Penyediaan Infrastruktur
Penyediaan infrastruktur mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan kawasan agropolitan. Kondisi penyedian infrastruktur di KAMM
dalam menunjang pengembangan sistem dan usaha agribisnis, yang meliputi : 1 infrastruktur yang dapat menunjang usahatani, 2 infrastruktur yang dapat
menunjang pengolahan hasil pertanian, 3 infrastruktur yang dapat menunjang pemasaran hasil pertanian.
1.304 1.288
659 728
813 9
24 915
1.984
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun Jul
Ags Sep
Okt Nov
Des
Curah Hujan MM
95 95
4.1.3.1. Penyediaan Infrastruktur Menunjang Usahatani
Kegiatan usahatani pada tahapan ini antara lain: a. Tahap pembersihan lahan: dilakukan untuk mempermudah pembibitan serta
menjauhkan tanaman-tanaman dari hama pengganggu sehingga bibit yang akan ditanam tidak mengalami kerusakan atau kepunahan. Setelah pembersihan
lahan maka segera dilakukan penyiraman pada lahan untuk menjaga kesuburan tanah dan kelembaban dari sinar matahari sehingga kadar O
2
dan zat asam arang dalam tanah tetap terjaga.
b. Tahap penanaman bibit: yaitu penanaman bibit pada lahan yang telah disiangi. Penanaman bibit dilakukan setelah proses penyiangan dan penyiraman pada
lahan dilakukan. Sebelum penanaman bibit terlebih dahulu dilakukan pengamatan terhadap kondisi cuaca yang ada. Ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya gagal dalam pembibitan, kekurangan atau kelebihan air sangat tidak baik untuk tanaman yang akan di tanam.
c. Tahap cocok tanam: yaitu aktifitas cocok tanam, dimana bibit yang sudah
layak untuk dipindahkan kekebun nantinya yang akan menjadi hasil. Dalam penanaman ini perlu dilihat bibit yang bagus serta siap pakai sehingga hasil
yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. d. Tahap penyiangan: benalu serta rumput liar yang ada disekitar ladang
merupakan tanaman pengganggu, maka penyiangan ini dilakukan 3 – 4 kali dalam 1 kali bercocok tanam. Penyiangan bertujuan untuk menjaga hasil serta
mencegah terjadinya kekurang makanan yang didapat oleh tanaman tersebut. e. Tahap pemupukan: tanaman yang sudah disiangi siap untuk diberi pupuk.
Dalam pemupukan tanaman perlu diperhatikan waktu dan bentuk tanaman yang akan diberi pupuk. Adanya penempatan dan takaran yang pas maka
tanaman akan mempermudah menyerap dari pupuk tersebut. f. Tahap panen: dilakukan setelah melihat buah atau tanaman yang ditanam
sesuai dengan umur panen atau bisa dikatakan layak panen. Sewaktu memanen hasil sayur-sayuran dilakukan pengelompokan atau pemilahan hasil panen
yang nantinya akan dibawa dan dikemas sesuai dengan tujuannya. Jenis infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung aktifitas usahatani
dalam meningkatkan produksi hasil pertanian, antara lain adalah : penyediaan air