Penyediaan Infrastruktur Menunjang Usahatani

96 baku, jalan usahatani farm-road, kios dan gudang saprodi sarana produksi pertanian, tempat pengumpulan hasil sementara TPHS, dan gudang penampungan hasil. Kondisi penyediaan infrastruktur yang dapat menunjang usahatani di KAMM: a. Penyediaan air baku: fungsi dari penyediaan air baku adalah untuk mensuplai kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman. Penyediaan air baku di KAMM yang berasal dari air permukaan aliran Sungai Progo, setelah melewati lereng- lereng bukit mengalir secara alami melalui saluran irigasi sederhana. Air baku ini oleh para petani dialirkan ke lahan masing-masing dengan membuat saluran tanah mengikuti kontur lahan yang ada. Kondisi seperti ini membuat tidak semua petani bisa mendapatkan air baku secara optimal, karena air banyak yang hilang di perjalanan akibat kemiringan lahan yang cukup miring. Ada beberapa petani yang telah mencoba membuat saluran irigasi teknis secara permanen dengan pasangan batu kali, namun tidak merupakan sebuah sistem jaringan irigasi yang terkoneksi dengan baik, karena tidak terbentuk mana yang saluran primer, sekunder, maupun tersier. Beberapa investor dengan investasi usaha agribisnis yang cukup besar, membuat sistem usahatani di alam tertutup seperti pada green house dan screen house, membuat pengadaan air baku melalui sistem irigasi tetes atau sprinkler. Sistem pengadaan air baku seperti ini membutuhkan biaya besar namun bisa dipakai dalam jangka panjang, serta membuat persediaan air selalu terjamin setiap saat karena tidak terpengaruh dengan musim kemarau dan musim hujan. b. Jalan usaha tani farm road: fungsi dari jalan usaha tani farm-road adalah sebagai sarana transportasi membawa saprodi ke lahan budidaya on-farm dan mambawa hasil panen ke sentra pengolahan hasil off-farm. Adanya kondisi lahan budidaya hortikultura di KAMM yang mayoritas berada pada lereng- lereng pegunungan yang belum bisa terjangkau oleh sarana transportasi, mengakibatkan pengangkutan sarana produksi pertanian seperti : bibit, pupuk, pestisida, mesin dan peralatan pertanian, serta pengangkutan hasil panen masih harus dipikul dengan tenaga manusia dari lahan budidaya melalui jalan-jalan usahatani sejauh sampai 1 km menuju jalan kolektor yang bisa dilalui kendaraan pick up roda empat. Kondisi jalan usahatani yang ada pada