Analisis Biaya Produksi, Total Pendapatan dan RC Ratio Return per

127 127 yaitu seluas 0,5 ha, untuk satu musim tanam selama enam bulan di KAMM. Komoditas unggulan yang diteliti sesuai hasil analisis dengan metode Bayes adalah cabai merah. Adapun hasil analisis biaya produksi dengan komponen lainnya yang dianalisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Dalam proses produksi usahatani dengan jenis komoditas unggulan terpilih cabai merah diperlukan sejumlah faktor produksi tertentu, antara lain : lahan lahan kering, bibit cabai merah, pupuk urea, obat-obatan azodrin, tenaga kerja petani setempat, rata-rata penggunaan seperti disajikan pada Tabel 27. 2 Biaya Produksi Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung. Biaya produksi yang digunakan dalam studi kasus ini terdiri dari : 1 biaya sarana produksi, 2 biaya tenaga kerja, 3 biaya sewa lahan, 4 bunga modal usaha, dan 5 biaya infrastruktur dan pengangkutan. a Biaya Sarana Produksi Sarana produksi yang digunakan petani di KAMM terdiri dari bibit, pupuk, obat-obatan, dan bahanperalatan penunjang mulsa plastik dan ajir bambu, dengan total biaya sebesar Rp. 9.184.000,-0,5 ha6 bulan. b Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja yang merupakan petani setempat dan terdiri dari pria dewasa adalah sebesar Rp. 2.972.500,-0,5 ha. c Biaya Sewa Lahan Status kepemilikan lahan pertanian di KAMM, sebagian besar dimiliki sendiri oleh petani dan diolah sendiri, dengan luas terendah kepemilikan lahan pertanian adalah 1.500 m 2 kk, dan luas tertinggi kepemilikan lahan pertanian adalah 12.000 m 2 kk atau rata-rata kepemilikan lahan pertanian adalah 3.500 m 2 kk. Kegiatan penelitian biaya produksi ini masuk pada kategori usaha bisnis, maka semua petani tetap dianggap menyewa tanah. Rata-rata besarnya nilai sewa lahan kering di KAMM adalah serbesar Rp. 3.750.000,-0,5 ha untuk setiap musim panen cabai merah selama enam bulan. 128 Tabel 27 Rata-rata penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja untuk luas lahan 0,5 ha satu musim tanam di KAMM tahun 2007 No Uraian Rata-rata Penggunaan 1 Sarana Produksi a Benih pack 1.200 biji 5 pack b Pupuk ZA 250 kg c Pupuk SP36 250 kg d Pupuk KCl 250 kg e NPK Canada 250 kg f Pupuk Bokashi 250 kg g ZPT 5 paket h Pupuk daun btl 500 cc 15 botol i Pupuk buah btl 500 cc 15 botol j Obat trips btl 500 cc 10 botol k Obat ulat btl 500 cc 10 botol l Fungisida 15 kg m Obat lalat btl 500 cc 5 botol n Mulsa plastik 5 rol o Ajir bambu 10.000 bt 2 Tenaga kerja HKSP a Olah tanah 121 b Tanam 7 c Perawatan 10 d Semprot obat 120 e Pepelpasang tali 25 f Mengairi 45 g Panen 18 HKSP: Hari Kerja Setara Pria d Bunga Modal Usaha Modal usaha para petani di KAMM saat ini berasal dari : 1 Dana sendiri, 2 Pinjaman melalui kredit pemerintah Pemkab Magelang dan Perbankan, 3 Pinjaman tengkulak, dan 4 Modal bagi hasil. Dalam studi kasus ini modal usahatani yang dianalisis adalah dengan pinjaman kredit tanpa agunan yaitu kredit 129 129 ketahanan pangan dan energi KKP-E melalui skim kredit bersubsidi untuk petani. KKP-E adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh bank pelaksana kepada petani melalui kelompok tani atau koperasi. Pola penyalurannya executing, sumber dana 100 dari perbankan dan resiko ditanggung oleh perbankan. Suku bunga yang dibayar petani peserta KKP-E adalah sebesar suku bunga komersial dikurangi subsidi yang dibayar oleh pemerintah. Suku bunga bersubsidi yang dibayar oleh petani hortikultura sebesar 7 per tahun, dengan jangka waktu kredit disesuaikan dengan siklus usahatani. Modal yang dibutuhkan oleh petani yang tidak dapat disediakan sendiri adalah untuk keperluan pembelian sarana produksi. Adapun sarana produksi tersebut adalah benih, pupuk, obat-obatan, dan bahanperalatan penunjang, berdasarkan analisa jumlahnya sebesar Rp. 9.184.000,-0,5 ha6 bulan. Analisa yang digunakan untuk keperluan tersebut didasarkan pada rumus compounding factor analisys : F = P 1 + i n F = jumlah pinjaman modal berikut bunga yang harus dikembalikan P = jumlah pinjaman modal saat di pinjam Present amount Rp. 9.184.000,- 1 = bilangan lebih besar dari 1,0, yang dapat dipakai untuk mengalihkan suatu jumlah yang ada sekarang demi menentukan nilainya di waktu yang akan datang, setelah diberi berbunga pada akhir setiap tahun. i = tingkat suku bunga, 7 . n = jumlah tahun selama uang itu dipinjam, 6 bulan Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah pinjaman berikut bunga yang harus dikembalikan adalah : F = Rp. 9.184.000 1 + 7 n = Rp. 9.184.000 1 + 642.880 : 2 = Rp. 9.505.440,- Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui rata-rata bunga modal adalah sebesar Rp. 321.440.,-0,5 ha, dengan jangka waktu pinjaman 1 kali musim tanam selama enam bulan. e Biaya Infrastruktur dan Pengangkutan. Kondisi lahan budidaya hortikultura di KAMM mayoritas berada pada lereng-lereng pegunungan yang belum bisa terjangkau oleh sarana transportasi. 130 Selain itu juga masih didapati adanya kesulitan dalam mendapatkan air baku untuk tanaman pada lahan-lahan yang jauh dari sumber air baku, maka dalam penelitian tetap dianalisis adanya tambahan biaya untuk infrastruktur dan pengangkutan. Biaya tersebut meliputi biaya untuk: perbaikan dan pemeliharaan saluran air baku, perbaikan dan pemeliharaan jalan usahatani, biaya Tempat Pengumpulan Hasil Sementara TPHS, dan biaya pengangkutan sarana produksi dan hasil panen. Biaya infrastruktur dihitung 10 dari biaya sewa lahan, sehingga didapat sebesar Rp. 375.000,-0,5 ha untuk 1 kali musim tanam cabai merah selama enam bulan, serta untuk biaya pengangkutan hasil panen menjadi agak mahal, karena kondisi jalan usahatani tersier yang memang tidak layak dan harus dibawa dengan pikulan tenaga manusia menuju jalan usahatani sekunder yang bisa dilalui kendaraan pick up roda empat sampai sejauh 2 sd 3 km. Biaya rata-rata pengangkutan hasil panen dengan pikulan tenaga manusia sebesar 50,-kg, sehingga biaya untuk pengangkutan hasil panen cabai merah seberat 5.250 kg0,5 ha adalah 262.500,- Total biaya infrastruktur dan pengangkutan hasil panen sebesar Rp. 375.000,- + Rp. 262.500,- = Rp. 637.500,-0,5 ha. Rincian biaya produksi untuk lahan usahatani seluas 0,5 ha dalam 1 kali periode musim tanam selama enam bulan disajikan pada Tabel 28. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa total biaya produksi dalam usahatani komoditi hortikultura cabai merah di KAMM adalah sebesar Rp. 16.865.440,-0,5 ha untuk 1 kali musim tanam selama enam bulan. 3 Total Pendapatan dan RC Ratio Total pendapatan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu proses produksi. Total penerimaan diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan harga produksi. Total produksi pertanian hortikultura cabai merah selama 1 kali periode musim panen selama enam bulan di KAMM adalah jumlah produksi cabai merah sebesar 5.250 kg0,5 ha, terdiri dari kualitas A 80 , kualitas B 18 , dan kualitas C 2 . Harga produksi cabai merah fluktuatif sepanjang tahun, namun harga tahun 2007 adalah kualitas A Rp. 7.500kg, kualitas B Rp. 5.500,- dan kualitas C Rp. 3.500,-. 131 131 Tabel 28 Rincian biaya produksi cabai merah di lahan seluas 0,5 ha dalam 1 kali periode musim tanam tahun 2007 di KAMM No Uraian Jumlah Bahan Harga Satuan Rp Jumlah Harga Rp I. BIAYA PRODUKSI 1 Biaya Sarana Produksi 9.184.000 a. Benih 5 pack 36.800 184.000 b. Pupuk ZA 250 kg 750 187.500 c. Pupuk SP36 250 kg 1.000 250.000 d. Pupuk KCl 250 kg 4.375 1.093.750 e. NPK Canada 250 kg 4.850 1.212.500 f. Pupuk kandang 250 kg 2.875 718.750 g. ZPT 5 paket 230.000 1.150.000 h. Pupuk daun botol 0,5 lt 15 botol 14.375 215.625 i. Pupuk buah botol 0,5 lt 15 botol 14.375 215.625 j. Obat trips botol 0,5 lt 10 botol 51.750 517.500 k. Obat ulat botol 0,5 lt 10 botol 43.125 431.250 l. Fungisida 15 kg 29.500 442.500 m. Obat lalat botol 0,5 lt 5 botol 34.500 172.500 n. Mulsa plastik 5 rol 248.500 1.242.500 o. Ajir bambu 10.000 bt 115 1.150.000 2 Biaya tenaga kerja HKSP 2.972.500 a. Olah tanah 60 20.000 1.200.000 b. Tanam 4 20.000 80.000 c. Perawatan 5 50.000 250.000 d. Semprot obat 60 10.000 600.000 e. Pepelpasang tali 13 20.000 260.000 f. Mengairi 23 17.500 402.500 g. Panen 9 20.000 180.000 3 Biaya Sewa Lahan 0,5 ha 3.750.000 3.750.000 4 Bunga Modal Usaha 6 bulan 321.440 321.440 5 Biaya Inf Angkutan 6 bulan 637.500 637.500 Total Biaya 1+2+3+4+5 16.865.440

II. Produksi cabai merah

5.250 kg 37.065.000

III. BEP per kg cabai

3.212 132 Total harga produksi cabai merah tahun 2007 untuk 1 kali periode musim tanam selama enam bulan sebesar 5.250 kg0,m5 ha adalah kualitas A adalah 5.250 kg x 80 x Rp. 7.500,- = Rp. 31.500.000,-, kualitas B adalah 5.250 kg x 18 x Rp. 5.500,- = Rp. 5.197.500,- dan kualitas C adalah 5.250 kg x 2 x Rp. 3.500,- = Rp. 367.500,-, total harga produksi cabai merah untuk satu kali periode musim tanam selama enam bulan adalah sebesar Rp. 37.065.000,- Penghitungan pendapatan dalam usahatani ini digunakan cara cash flow seperti disajikan pada Tabel 29. Tabel 29 Cash flow pendapatan dalam usahatani cabai merah seluas 0,5 ha di KAMM tahun 2007 Kegiatan Jumlah Biaya Keterangan In flow Pinjaman 9.184.000 Penjualan 37.065.000 Jumlah 46.249.000 Out flow Sarana Prod 9.184.000 Tenaga kerja 2.972.500 Infras. dan Angkutan 637.500 Sewa tanah 3.750.000 Pengembalian kredit 9.505.440 Jumlah 26.049.440 Pendapatan 20.199.560 RC ratio 1,77 Tabel di atas dapat diketahui bahwa in flow atau penerimaan adalah sebesar Rp. 46.249.000,-, sedangkan out flow atau biaya produksi adalah sebesar Rp. 26.049.440,- Total pendapatan petani cabai merah dalam satu kali periode musim panen selama enam bulan adalah Rp. 46.249.000 – Rp. 26.049.440 = Rp . 20.199.560,-0,5 ha, atau Rp. 3.366.593,-bulan. RC ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya produksi. RC ratio dapat dikategorikan layak secara financial apabila nilai RC Ratio lebih besar dari 1 1. Hasil analisis RC Ratio ini mendapatkan hasil