Analisis model pembangunan infrastruktur: dimaksudkan untuk

66 Pembuatan model berdasarkan konsep berpikir sistem dimulai dengan suatu model mental, kemudian dijabarkan dalam suatu kerangka konsep, pembuatan diagram simpal kausal, pembuatan diagram alir, simulasi model untuk melihat perilaku, dan akhirnya uji sensitivitas serta analisis kebijakan. Sistem pengembangan kawasan agropolitan merupakan kumpulan dari aspek-aspek pengembangan yang saling terkait dan terorganisasi, yaitu: aspek pengembangan sdm, sda, tata ruang, permukiman, usahatani, infrastruktur, teknologi, permodalan, kelembagaan, dan aspek lainnya dalam rangka mencapai tujuan pengembangan kawasan agropolitan. Karena sistem di kawasan agropolitan itu sangat kompleks, dan tidak mungkin membuat model yang dapat menggambarkan seluruh proses yang terjadi, maka model yang ingin dibangun adalah pada pembangunan sub-sistem infrastruktur sebagai salah satu sub-sistem yang sangat berperan penting dalam pengembangan kawasan agropolitan. Model pembangunan infrastruktur hampir tidak mungkin untuk bekerja pada keadaan sebenarnya, maka pendekatan yang dilakukan adalah dengan menyusun model pembangunan infrastruktur. Tujuan utama yang ingin dibangun adalah model kebijakan pembangunan infrastruktur berkelanjutan dalam mendukung pengembangan kawasan agropolitan mandiri, sebagai upaya untuk mendapatkan model kebijakan pengembangan kawasan agropolitan pasca fasilitasi pemerintah. Tahapan pendekatan sistem menurut Manetsch dan Park 1977 dalam Hartisari 2007, meliputi: 1 analisis kebutuhan, 2 formulasi masalah, 3 identifikasi sistem, 4 Pemodelan sistem, 5 verifikasi dan validasi, dan 6 implementasi. 1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan tahap awal dari pengkajian suatu sistem. Pada tahap ini diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing pelaku sistem stakeholders. Kebutuhan masing-masing stakeholders dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan infrastruktur berkelanjutan untuk menunjang pengembangan kawasan agropolitan mandiri selalu berbeda-beda tergantung pada sisi pandang mereka sebagai pelaku sistem. Stakeholders yang merupakan 67 pemangku kepentingan dalam pembangunan infrastruktur kawasan agropolitan ditentukan berdasarkan kriteria pengalaman atau jabatan mereka masing- masing. Stakeholdres yang terkait dengan pembangunan infrastruktur kawasan agropolitan terdiri dari: pemerintah pusat dan daerah sebagai regulator, pengusaha agroinput, penelitipakar, masyarakat petani, DPRD, dan LSM. 2 Formulasi Permasalahan Formulasi permasalahan merupakan identifikasi dari kebutuhan stakeholders yang kontradiktif, yang dapat menyebabkan kejadian konflik pada pencapaian tujuan kajian ini. Kebutuhan masing-masing aktor yang saling bertentangan memerlukan solusi penyelesaian. Hal ini diperlukan untuk mengintegrasikan kebutuhan pelaku sistem. Secara umum solusi didapatkan dari pemahaman terhadap mekanisme yang terjadi dalam sistem. Berdasarkan mekanisme tersebut, hubungan antar faktor dapat diketahui sehingga solusi dapat ditentukan berdasarkan pengetahuan keterkaitan antar faktor. Pemahaman mekanisme sistem dilakukan pada tahap identifikasi sistem. 3 Identifikasi Sistem Berdasarkan mekanisme sistem yang telah diketahui dalam mengkaji model pembangunan infrastruktur berkelanjutan dalam mendukung pengembangan kawasan agropolitan mandiri, analisis kebutuhan dan formulasi permasalahan yang telah dilakukan, maka pada awal tahap identifikasi perlu dilakukan pembatasan terhadap sistem yang dikaji, yaitu hanya difokuskan pada kajian model pembangunan infrastruktur berkelanjutan untuk menunjang kawasan agropolitan mandiri. Berdasarkan hal itu maka hanya variabel yang terkait dengan tujuan tersebut yang akan dipertimbangkan dalam penyusunan model ini. Pada tahap ini, pendekatan selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun diagram lingkar sebab-akibat causal-loop diagram dan diagram input-output black box diagram. 4 Diagram Lingkar Sebab Akibat Diagram lingkar sebab akibat menggambarkan hubungan antar elemen yang terlibat dalam sistem yang dikaji, yang terdiri dari variabel-variabel yang 68 masing-masing dihubungkan dengan tanda panah yang menggambarkan hubungan antar variabel tersebut. Hubungan digambarkan dengan tanda positif + atau negatif -. Lingkar positif digambarkan dengan putaran searah jarum jam, sedangkan lingkar negatif digambarkan dengan kebalikan jarum jam. 5 Diagram Input-Output Diagram input-output menggambarkan hubungan antara output yang akan dihasilkan dengan input berdasarkan tahapan analisis kebutuhan dan formulasi permasalahan. Diagram input-output sering disebut dengan diagram kotak gelap black box, karena diagram ini tidak menjelaskan bagaimana proses yang akan dialami input menjadi output yang diinginkan. Diagram input-output disajikan pada Gambar 20. Gambar 20 Model diagram input-output. Output merupakan tujuan kajian sistem. Output dapat dikategorikan sebagai output yang diinginkan dan output yang tidak diinginkan. Output yang tidak diinginkan merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan kadang-kadang diidentifikasi sebagai pengaruh negatif bagi kinerja sistem. Output yang tidak Model Pembangunan Inf Berkelanjutan dalam mendukung pengembangan Kawasan Agropolitan Mandiri Input Lingkungan Output yang diinginkan Input Terkendali Output yang tidak diinginkan Manajemen Pengendalian Input Tak Terkendali 69 diinginkan ini perlu ditindaklanjuti dengan umpan balik. Dalam hubungan ini, input harus dimodifikasi agar menghasilkan output yang diinginkan. Input merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja sistem yang dapat digolongkan pada input langsung dan tak langsung. Input langsung terdiri dari input terkendali dan input tak terkendali. Input terkendali adalah input yang secara langsung mempengaruhi kinerja sistem dan bersifat dapat dikendalikan, sedangkan input tak terkendali merupakan input yang diperlukan agar sistem dapat berfungsi dengan baik namun tidak dapat dikendalikan atau berada di luar kendali kita. Input tidak langsung merupakan elemen-elemen yang mempengaruhi sistem secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan. Input ini biasanya berada di luar batasan sehingga input tidak langsung sering disebut sebagai input lingkungan. 6 Analisis Sistem Dinamik Potensi perilaku variabel-variabel indikator keterpaduan dan keberlanjutan seperti disebutkan di atas dapat diketahui dalam kurun waktu ke depan, dengan menggunakan analisis sistim dinamik. Analisis ini dibangun dengan mengembangkan model simulasi. Prinsip model dinamik adalah mengembangankan dua atau lebih variabel yang berkaitan secara dinamik dan simultan sebagaimana digambarkan pada persamaan order satu berikut ini. , , , y x g dt dy y y x g y x f dt dx x = = − = = Persamaan di atas mengandung dua variabel x dan y yang bergerak secara simultan dan berinteraksi sata sama lain melalui persamaan derivatif terhadap waktu ordinary differential equation. Kedua persamaan di atas dapat dipecahkan untuk menentukan trajectory atau lintasan variabel terhadap waktu dengan mencari solusi homogen dimana diasumsikan sistem dalam kondisi keseimbangan melalui , = = y x . Kedua solusi x dan y tersebut kemudian 70 dapat dilihat keseimbangan nya dengan cara melakukan linierisasi. Linearisasi pada titik keseimbangan X dan x d ditulis sebagai berikut: ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ y x dy y d dx y d dy x d dx x d y x Dalam model sistim dinamik, variabel x dan y bisa saja variabel ekonomi dan lingkungan maupun infrastruktur yang saling berinteraksi satu sama lain. Ketika lebih dari dua varibel berinteraski, maka model menjadi kompleks sehingga umumnya model dinamik diimplementasikan ke dalam model simulasi. Dalam studi ini simulai interaksi variabel-variable di atas dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Powersim Constructor 2,5 dan Studio. 7 Uji Validitas Kinerja Uji validitas kinerja ini dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dikembangkan dapat diterima secara akademik atau tidak. Pengujian dilakukan dengan cara memvalidasi output model, yaitu dengan membandingkan output model dengan data empirik. Ada beberpa teknik uji statistik yang dapat digunakan antara lain AME absoulte mean error dan AVE absolut variation error . Batas penyimpangan yang dapat ditolerir adalah 5 - 10. 8 Simulasi Model Simulasi merupakan proses penggunaan model untuk meniru perilaku secara bertahap dari sistem yang dipelajari Grant et al. 1997. Simulasi merupakan eksperimentasi yang menggunakan model suatu sistem dengan analisis sistem tanpa harus mengganggu atau mengadakan perilaku terhadap sistem yang diteliti dan kegagalan seperti yang terjadi pada eksperimen biasa. Siswosudarmo et al. 2001, menjelaskan bahwa simulasi adalah peniruan perilaku suatu gejala atau proses. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut, membuat analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan. 71 Model yang telah dibentuk digunakan untuk mencapai tujuan pembentukannya. langkah pertama adalah membuat daftar panjang semua skenario yang mungkin dapat dibuat dari model yang dikembangkan. Semua skenario tersebut simulasi, kemudian hasil simulasi tersebut dicoba untuk dipahami. Hasil simulasi tersebut selanjutnya dibuat daftar pendek yang memenuhi tujuan pemodelan. Dari daftar pendek tersebut dilakukan penajaman untuk mendapatkan hal-hal yang diinginkan, seperti makna yang lebih rinci dari skenario tersebut dan bagaimana hubungannya dengan komponen-komponen yang diubah-ubah untuk memenuhi skenario tersebut. 9 Skenario Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan KAMM Langkah selanjutnya adalah menganalisis tiap skenario yang akan dipakai untuk membuat peringkat skenario-skenario tersebut yang mencerminkan urutan skenario yang lebih cocok untuk diterapkan sesuai dengan model yang dikembangkan. Pada penelitian ini dapat dirumuskan berbagai kemungkinan yang terjadi, dalam bentuk alternatif-alternatif intervensi skenario pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang pengembangan kawasan agropolitan mandiri dimasa yang akan datang, yang dapat dikategorikan sebagai: 1 Skenario pesimis adalah meningkatkan sebagian variabel dari kondisi existing ke kondisi yang lebih baik, 2 Skenario moderat adalah meningkatkan sebagian besar variabel ke kondisi yang lebih baik, dan 3 Skenario optimis adalah meningkatkan kondisi seluruh variabel menjadi lebih baik. Berdasarkan variabel-variabel intervensi yang berpengaruh, maka dibangun keadaan yang mungkin terjadi di masa depan sebagai alternatif penyusunan skenario pembangunan infrastruktur dalam menunjang pengembangan kawasan agropolitan mandiri. Intervensi dilakukan dengan meningkatkan kapasitas variabel berpengaruh sebesar 100 dari kondisi eksisting dan dilakukan secara bertahap. Skenario pembangunan infrastruktur dalam mendukung pengembangan kawasan agropolitan mandiri, disajikan pada Tabel 5. 72 Tabel 5 Skenario pembangunan infrastruktur dalam menunjang kawasan agropolitan mandiri No Variabel intervensi Skenario Pesimis Moderat Optimis 1 Variabel 1 Ya Ya Ya 2 Variabel 2 Ya Ya Ya 3 Variabel 3 - Ya Ya 4 Variabel 4 - Ya Ya 5 ..... ..... …. ..... 6 Variabel n - - Ya b. Analisis standard pelayanan minimum SPM dan norma, standar, prosedur, kriteria NSPK infrastruktur KAMM: dilakukan untuk memenuhi standardunsur kelayakan secara teknis, sosial, ekonomi, dan manfaat infrastruktur kawasan agropolitan yang dibangun di Kawasan Agropolitan Merapi-Merbabu. Metode analisis yang digunakan adalah metode design criteria analisys.

c. Analisis finansial infrastruktur KAMM: dilakukan untuk menghitung

jumlah biaya yang dibutuhkan untuk program pembangunan infrastruktur dalam jangka menengah dan jangka pendek, berikut sumber pembiayaan dan penanggung jawab. Analisis ini akan dapat memberikan perhitungan sebelum pelaksanaan pembangunan infrastruktur dimulai untuk menentukan hasil dari berbagai alternatif dengan jalan menghitung biaya dan kemanfaatan yang dapat diharapkan dari masing-masing infrastruktur yang dibangun. Dalam rangka mencari suatu ukuran menyeluruh tentang jumlah dana yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur dalam jangka menengah lima tahunan dimuat dalam sebuah matriks program lintas sektor. Matriks ini memuat tentang jenis program lintas sektor, volume, satuan biaya, total biaya, lokasi, tahunn pelaksanaan, sumber pembiayaan, dan instansi pelaksana. 73 3.2.4 Rumusan Arahan Kebijakan Pembangunan Infrastruktur KAMM 3.2.4.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dibutuhkan adalah data tentang kebijakan-kebijakan pengembangan kawasan agropolitan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, sampai kawasan. Data yang didapatkan dalam bentuk angka, peta, jaringan, dan gambar bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi untuk dianalisis dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Data yang dikumpulkan bersumber dari instansi terkait, mulai dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten. Data dari instansi di tingkat pusat antara lain diperoleh dari: Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Data dari instansi di tingkat provinsi diperoleh dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, antara lain : Bappeda Provinsi, Dinas lingkup Pertanian, Dinas lingkup Pekerjaan Umum, Dinas Koperasi. Data dari instansi di tingkat kabupaten diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Magelang, antara lain : Kantor Statistik, Bappeda, Dinas lingkup Pekerjaan Umum, Dinas lingkup Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas lingkup ESDM, Kantor Telekomunikasi, Perbankan, Gapoktan, KTNA, HKTI, responden stakeholders dan tokoh masyarakat petani di KAMM.

3.2.4.2. Metode Analisis

Metode analisis yang dilakukan adalah menggunakan metode analytical hierarchy process AHP. Prinsip kerja AHP adalah : a Penyusunan hirarki. Persoalan yang akan diselesaikan diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hirarki, b Penilaian kriteria dan alternatif. Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan pairwise comparison. Skala yang digunakan dalam mengekpresikan pendapat pakar untuk berbagai persoalan yaitu skala 1 sampai 9. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan tersebut disajikan pada Tabel 6.