28 terdiri atas : sumberdaya manusia human capital, peralatan man-made
resources dan sumberdaya alam natural resources dapat dialokasikan untuk
ORIENTASI GEOGRAFIS
PEMASARAN
GAMBARAN IDEAL SUATU SWP
WPP Satuan Wilayah Pengembangan SWP
Wilayah Pengembangan Partial WPP
WPP WPP
Orde 2 WPP
Orde 2 Orde 3
Orde 3 Orde 3
Orde 3 Orde 1
ORIENTASI GEOGRAFIS
PEMASARAN
STRUKTUR DASAR PENGEMBANGAN WILAYAH
Sumber : Poernomosidi Hadjisaroso,
Konsepsi Dasar Pengembangan Wilayah di Indonesia, 1982
Gambar 8 Konsepsi dasar pengembangan wilayah Hadjisarosa, 1982. hasil yang maksimal sehingga dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dalam
meningkatkan kegiatan produktifitasnya. Tujuan kedua yaitu pemerataan mempunyai implikasi dalam pencapaian tujuan ketiga, yaitu agar sumberdaya
dapat berkelanjutan dalam arti pengaturan dari pembagian manfaat hasil pembangunan harus adil, dan tujuan ketiga yaitu keberlanjutan harus memenuhi
persyaratan bahwa penggunaan sumberdaya, baik yang ditransaksikan melalui sistem pasar maupun ditransaksikan diluar sistem pasar harus tidak melampaui
kapasitas kemampuan produksinya. Bahkan apabila dalam proses produksi tersebut banyak input diambil dari sumber daya alam yang bersangkutan, sebagian
dari hasil yang diperoleh tersebut harus ditanamkan diinvestasikan kembali untuk menjaga keberlanjutannya.
2.3 Konsep Pembangunan Agribisnis
Menurut Soekartawi 2005, agribisnis adalah “suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,
pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas”. Maksud dari ”ada hubungannya dengan pertanian dalam artian yang
29 luas” adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan
usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian, seperti disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9 Mata rantai kegiatan agribisnis Soekartawi, 2005 Peranan penting atau keunggulan agribisnis tidak lepas dari agroindustri
sebab agribisnis diartikan sebagai “the sum total of all operations involved in the manufacture and distribution of farm suplies, production activities on the farm,
and storage, processing and distribution of farm commodities and items made from them
” Saragih, 2006. Konsep agribisnis merupakan cara baru melihat sektor pertanian. Selama ini
pertanian dipandang secara sangat sempit dan ditangani secara parsial, semata- mata hanya melihat sub-sistem produksi atau usahataninya saja. Cara pandang
yang lama ini telah berimplikasi yang kurang menguntungkan bagi pembangunan pertanian dan perdesaan yakni : pertanian dan perdesaan hanya sebagai sumber
produksi primer yang berasal dari tumbuhan dan hewan tanpa menyadari potensi bisnis sangat besar berbasis produk-produk primer tersebut.
Menurut Saragih 2006, pembangunan sistem dan usaha agribisnis merupakan totalitas atau kesatuan kerja agribisnis yang terdiri dari 5 lima sub-
sistem pengembangan. Sub-sistem pertama adalah agribisnis hulu up-stream
agribusiness, yakni industri-industri yang menghasilkan barang-barang modal
bagi pertanian, berupa: industri perbenihanpembibitan tumbuhan dan hewan, industri agrokimia pupuk, pestisida, obatvaksin ternak dan industri agro-
otomotif mesin dan peralatan pertanian serta industri pendukungnya. Kedua: sub-sistem usahatani on-farm agribusiness, yakni kegiatan yang menggunakan
barang-barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer. Termasuk dalam hal ini adalah usahatani tanaman pangan dan
Kegiatan usaha yang menghasilkanmenyediak
an prasarana dan sarana input bagi kegiatan
pertanian industri pupuk, alat-alat pertanian,
pestisida, dan sebagainya Kegiatan usaha yang
menggunakan hasil pertanian sebagai
input industri pengolahan hasil
pertanian, perdagangan, dan
sebagainya
Kegiatan Pertanian
AGRIBISNI
S