Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Pembangunan Berkelanjutan, Pertanian Berkelanjutan, dan Infrastruktur Berkelanjutan

42 Pembangunan pertanian berkelanjutan dapat diartikan sebagai upaya pengelolaan sumberdaya dan usaha pertanian melalui penerapan teknologi pertanian dan kelembagaan secara berkesinambungan bagi generasi kini dan masa depan. Menurut Drommond et al., dalam Kusmuljono 2007, definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen ekologi, sosial, dan ekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian on-farm dan bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian. Konsep LEISA low-external-input and sustainable agriculture dikenal dalam pertanian berkelanjutan yaitu pertanian yang mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia yang tersedia di tempat seperti tanah, air, tumbuhan, tanaman, dan hewan lokal serta tenaga manusia, pengetahuan, dan keterampilan dan yang secara ekonomis layak, mantap secara ekologis, disesuaikan menurut budaya dan adil secara sosial. Pemanfaatan input luar tidak dikesampingkan namun hanya sebagai pelengkap pemanfaatan sumberdaya lokal Reinjtjes, 2003. Pertanian berkelanjutan dapat diterapkan melalui berbagai metoda, termasuk metoda pertanian organik, dengan syarat pemberian material organik dan input kimia minimum.

2.5.3 Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

Infrastruktur menurut Grigg, 1988 dalam Suripin 2003, diartikan sebagai fasilitas fisik suatu kota atau negara yang disebut pekerjaan umum, yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial. American Public Works Association APWA telah mendefinisikan bahwa pekerjaan umum public work adalah : Public works are the physical structures and fasilities that are developed or acquired by the public agencies to house 43 governmental functions and provide water, power, waste disposal, transportation, and similar services to facilitate the achievement of common social and economic objectives Stone, 1974 dalam Kodoatie, 2003. Definisi ini menjelaskan bahwa pekerjaan umum adalah konstruksi fisik berikut fasilitas-fasilitas yang dibangun atau disediakan oleh badan-badan pemerintahan antara lain penyediaan air, energi, pembuangan sampah, sarana transportasi, dan jasa-jasa lainnya yang sejenis untuk mencapai tujuan pengembangan ekonomi dan sosial. Definisi yang lain diberikan oleh AGCA Associated General Contractors of America , untuk semua aset yang berumur panjang yang dimiliki oleh pemerintah daerah, maupun pusat dan utilitas yang dimiliki oleh pengusaha Kwiatkowski dalam Suripin, 2003. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Depkimpraswil mendefinisikan prasarana dan sarana sebagai berikut CBUIM, 2002 : prasarana dan sarana merupakan bangunan dasar yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu ruang yang terbatas agar manusia dapat bermukim dengan nyaman dan dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca, sehingga dapat hidup dengan sehat dan dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam mempertahankan kehidupannya. Infrastruktur berkelanjutan, merupakan bagian dari sumberdaya buatan, yang pembangunannya harus memperhatikan aspek-aspek keberlanjutan sosial yang artinya infrastruktur yang dibangun harus bermanfaat bagi masyarakat petani, memenuhi aspek keberlanjutan ekonomi yang artinya infrastruktur yang dibangun harus menguntungkan bagi pengembangan kawasan dan petani, serta memenuhi aspek keberlanjutan lingkungan yang artinya infrastruktur yang dibangun harus ramah lingkungan. Menurut GTZ 2003, infrastruktur dapat dibagi atas infrastruktur yang bersifat software perangkat lunak, dan infrastruktur yang bersifat hardware perangkat kerasbersifat fisik. Infrastruktur yang bersifat software perangkat lunak antara lain: 1. Layanan lembaga keuangan dan layanan terkait bisnis lainnya, misalnya: bank, jasa konsultan bisnis; 2. Layanan terkait kesehatan dan sosialkesejahteraan masyarakat lainnya;