Kemitraan sebagai sebuah alternatif solusi Peningkatan Kemandirian

173 173 bekerja sama, yaitu kesetaraan, transparansi, bermanfaat dan saling menguntungkan bagi semua stakeholders. Kemitraan akan menjadi suatu wahana bagi semua stakeholders untuk berdialog tidak terbatas pada bagaimana mengembangkan komoditas unggulan, tetapi juga akan bisa membahas tentang perencanaan, mekanisme, mobilitas sumber daya, jaringan, regulasi, kebijakan, dan yang lebih penting lagi kebersamaan untuk meningkatkan kemandirian KAMM agar menjadi kawasan agropolitan mandiri melalui pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Pihak-pihak yang terkait secara langsung dalam kemitraan terdiri atas stakeholders dalam satu komunitas yang terlibat dalam pengembangan KAMM. Stakeholders dimaksud mulai dari penyedia prasarana dan sarana, pra-produksi, pengolahan hasil, pendanaan, pemasaran, publikasi, pendampingan, hingga kebijakan. Berdasarkan hal-hal tersebut, kemitraan dalam peningkatan kemandirian KAMM terdiri atas beberapa stakeholders yaitu produsen petani, pengrajin dan organisasinya, pengusaha dan organisasinya, pemerintah, masyarakat LSM, tokoh masyarakat, perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Kemitraan akan menghasilkan banyak manfaat, antara lain bagi kelompok produsen petani dan pengrajin terjadi peningkatan harga jual komoditas dan kemudahan akses pasar karena pembeli komoditas tersebut adalah salah satu anggota kemitraan yang dapat menjamin harga lebih baik dengan kualitas tertentu. Disisi lain, produsen harus meningkatkan kualitas produk komoditi yang mereka hasilkan. Manfaat bagi pengusaha akan menerima peningkatan jumlah produk dengan kualitas yang baik dari produsen. Selain itu, keluhan-keluhan pengusaha dalam melakukan bisnis industrialisasi di KAMM akan direspon oleh pemerintah dengan memberikan kemudahan regulasi bagi pengusaha dan kemudahan lain dalam bentuk pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan produsen dan investor untuk mengembangkan agroindustri dalam meningkatkan kemandirian KAMM. 4.4 Analisis Model Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan KAMM 4.4.1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan need analysis bertujuan mengidentifikasi kebutuhan setiap 174 stakeholders yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan KAMM. Stakeholders yang terkait dengan pembangunan infrastruktur berkelanjutan KAMM terdiri dari unsur : Pemerintah, Swasta, PenelitiPakar, MasyarakatPetani, DPRD, dan LSM. Hasil analisis kebutuhan stakeholders dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan KAMM disajikan pada Tabel 38.

4.4.2 Formulasi

Masalah Formulasi masalah merupakan identifikasi dari kebutuhan stakeholders yang kontradiktif, yang dapat menyebabkan terjadinya konflik kepentingan. Dari hasil analisis kebutuhan stakeholders, teridentifikasi beberapa kebutuhan yang kontradiktif, antara lain : 1 Konflik penggunaan lahan untuk pembangunan infrastruktur : Pemerintah menginginkan adanya sebuah acuan dalam pembangunan kawasan agropolitan berupa rencana umum tata ruang RUTR dan master plan kawasan agropolitan, sehingga pembangunan sektor-sektor yang ada di dalamnya dapat lebih terarah dan terkendali agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. RUTR dan master plan KAMM yang berisikan ketentuan dan peraturan-peraturan serta zonasi-zonasi penggunaan lahan yang tidak boleh dilanggar penggunaannya. Sebaliknya menurut keinginan pihak swasta dan masyarakat, peraturan-peraturan dan zonasi-zonasi yang telah ditentukan dalam RUTR dan master plan KAMM, menjadi hal yang kurang diinginkan mereka karena membatasi kebebasan untuk membangun kebutuhan lahan. Kondisi yang ditemui di lapangan, adanya pembangunan sarana pengolahan hasil berupa packing house milik para petani yang sekaligus merangkap sebagai pedagang pengepul, yang dibangun menempel dengan bangunan rumah dan sangat dekat dengan jalan raya sehingga aktifitasnya menimbulkan kesemrawutan lingkungan, tata letak tidak beraturan, pembuangan limbah padat hasil sortiran sayur dan limbah cair hasil pencucian sayur tidak ditangani dengan baik, dan menimbulkan kemacetan lalu lintas karena aktifitas bongkar muat dilakukan di pinggir jalan raya. Berdasarkan RUTR dan master plan KAMM bahwa lahan untuk area pembangunan industri pengolahan harus dipisahkan dengan lahan untuk area perumahan.