Agroindustri Sebagai Upaya Meningkatkan Kemandirian KAMM

168 Source : Schffrus, Schorader, and earle 1998 dalam Tajudin 2007 Gambar 64. Sistem Pengembangan agribisnis dan KAMM Peran agroindustri di KAMM sangat penting dalam rangka menuju kawasan agropolitan mandiri. Kesadaran bahwa pembangunan pertanian dalam konteks global dinilai tidak bermakna dalam era globalisasi karena terjadinya peningkatan mobile capital dan adanya kebijakan yang mendorong investasi di KAMM. Hal ini menyebabkan munculnya pemikiran yang berpihak pada sektor non-pertanian justru yang lebih potensial untuk mengurangi kemiskinan Haggblade, Hazell, and Reardon, 2001. Menafikan keberadaan pertanian yang dinamis dalam situasi keterbatasan pembiayaan, keberadaan tenaga kerja, dan kekurangan pengajaran memperjelas hubungan antara sektor non-pertanian dan ketimpangan pendapatan Reardon at al., 2000. Bank Dunia meyakini bahwa tantangan dunia ketiga adalah pembangunan struktur pertanian dan standar kehidupan petani Harriss, 1992. Disinilah peran industrialisasi perdesaan berbasis pertanian sangat penting. 169 169 Pengembangan agroindustri di KAMM merupakan upaya untuk meningkatkan kemandirian dalam menunjang pengembangan kawasan agropolitan mandiri. Inti dari upaya tersebut adalah bergerak meninggalkan pertanian subsisten dan berstruktur tradisional menjadi lebih modern dan komersial atau bisnis. Ini berarti pengembangan KAMM tidak dibelenggu dengan perbaikan produktivitas dan pendapatan pertanian, tetapi harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja non-pertanian melalui pertumbuhan usaha kecil dan menengah UKM Rehber 1998. Sektor penghubung yang dapat mensinergiskan industri non-pertanian dengan kegiatan pertanian adalah agroindustri yang memungkinkan petani menginvestasi lebih pada usahatani mereka Galor 1998. Secara alami, agroindustri melibatkan banyak tahapan dan proses, sehingga memerlukan berbagai keterampilan dalam setiap tahapan sistem pengembangan agroindustri, seperti disajikan pada Gambar 65. Tahapan dan proses dalam sistem pengembangan agroindustri di KAMM meliputi 1 tahapan pengumpulan produk pertanian bahan baku dalam bentuk primer, 2 tahapan industri pengolahan dalam bentuk produk sekunder intermediate product dan produk tersier final product, dan 3 tahapan pemasaran produk. Kekurangan dalam keterampilan berakibat pada mutu produk menjadi sangat rendah. Keterbatasan keterampilan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain pendidikan rendah, kurangnya pelatihan, motivasi dan insentif rendah, dan kurangnya paparan terhadap sistem yang lebih baik. Konsekwensi logis dari kurangnya keterampilan adalah i produk yang dihasilkan bermutu rendah, ii kemungkinan pencemaran bahan berbahaya, iii pengelolaan usaha dan pasar kurang baik, iv tidak ada pengembangan produk, dan v tidak ada inovasi dan penemuan baru. Keterbatasan penggunaan teknologi yang efisien dan modern dapat dikatakan sebagai ciri dari agroindustri perdesaan. Hal ini dapat diamati dalam berbagai agroindustri pengolahan komoditas hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Teknologi tradisional tidak efektif biaya not-cost effective dan tidak mampu menghasilkan produk bermutu tinggi. Hal ini menyebabkan biaya produksi tinggi karena penggunaan teknologi yang tidak tepat. Untuk menghasilkan produk yang sama sering digunakan teknologi yang sangat berbeda sehingga mutu produk sangat beragam dan tidak memiliki standar. Keberagaman 170 mutu adalah penyebab ketidakpastian yang menghambat penguasaan dan perluasan pasar. Gambar 65 Sistem pengembangan agroindustri di KAMM

4.3.8. Industri Kreatif Produksi Bersih sebagai sebuah Inovasi

Agroindustri di KAMM Industri kreatif merupakan sebuah inovasi dalam pengembangan agroindustri di KAMM dalam menuju kawasan agropolitan mandiri. Porter, et al. 1999 berpendapat bahwa kesejahteraan harus diawali dengan perbaikan produktivitas dan peningkatan nilai tambah melalui pengolahan hasil yang berkualitas dan berdaya saing. Nisbah antara output terhadap input atau kapasitas untuk melakukan perbaikan produksi dan pengolahan hasil merupakan ukuran daya saing usaha. Semakin tinggi produktivitas maka semakin baik daya saing usaha tersebut, dan semakin kreatif dalam melakukan tahapan dan proses 171 171 pengolahan hasil maka semakin tinggi pula nilai tambah added value yang akan didapatkan. Hal ini berlaku umum bagi semua usaha industri dalam semua skala baik kecil, menengah, maupun besar. Persaingan produktivitas dan nilai tambah added value akan dapat dimenangkan melalui sebuah inovasi industri kreatif dan produksi yang bersih. Inovasi diperlukan untuk meningkatkan pendapatan keuntungan. Kegiatan pengembangan produksi bersih merupakan upaya yang dapat mengurangi jumlah bahan berbahaya, polutan atau kontaminan yang terbuang melalui saluran pembuangan limbah atau terlepas ke lingkungan termasuk emisi- emisi yang cepat menguap di udara sebelum didaur ulang, diolah atau dibuang. Produksi bersih tidak saja menyangkut proses produksi, tetapi juga menyangkut pengelolaan seluruh daur produksi, dimulai dari pengadaan bahan baku pembantu, proses dan operasionalnya, hasil produksi dan limbahnya, sampai ke distribusi dan konsumsi. Di dalamnya menyangkut pula masalah pola pikir, sikap dan tingkah laku baik pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha. Proses produksi kotor dan industri pengolahan tanpa kreatifitas dengan metode biasa tidak akan mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi. Lebih dari itu, inovasi diperlukan dalam konteks persaingan antar wilayah dan bahkan antar negara karena semuanya berupaya menciptakannya untuk mengokohkan persaingan nasional maupun internasional. Dalam konteks global, konsumen akan memilih yang berkualitas baik dengan harga yang rendah tanpa memperhatikan asal usul produk tersebut. Inovasi melalui pengembangan industri kreatif dan produksi bersih adalah sebuah simpul penting yang dapat memperbaiki produktivitas, menyederhanakan tahapan proses, serta memperbaiki penampilan dan rasa, pada akhirnya akan meningkatkan nilai ekonomi di KAMM. Agroindustrialisasi dalam rangka meningkatkan kemandirian KAMM dengan skala usaha yang sangat terbatas, baik secara teknis maupun ekonomis, maka tidak ada pilihan kecuali melakukan inovasi melalui industri kreatif dan produksi bersih untuk memperoleh nilai tambah added value komoditas pertanian di KAMM. Pada tahap awal pengembangan agroindustri di KAMM, adalah mengupayakan secara maksimal perbaikan mutu melalui standarisasi