Identifikasi Sistem Kawasan Agropolitan

179 179 Penduduk Usahatani Sayuran Pemasaran Segar + Nilai Ekonomi Kawasan Pendapatan Masyarakat Pemasaran Olahan Pengolahan Sayuran Pembangunan infrastruksur Petani + + + + + + + + + + + + + + + - - diperlukan infrastruktur yang mendukung bergeraknya subsistem-subsistem usahatani, agroindustri dan pemasaran produk, serta infrastruktur yang mendukung perkembangan permukiman. Diagram sebab akibat dalam pengembangan kawasan agropolitan disajikan pada Gambar 66. Gambar 66 Causal loop model peyediaan infrastruktur kawasan agropolitan berbasis komoditas hortikultura sayuran. Infrastruktur utama bagi kawasan agropolitan berbasis komoditas sayuran antara lain adalah jalan jalan usahatani, jalan poros antar desa dan jalan penghubung desa-kota, infrastruktur air air irigasi dan air bersih, jaringan drainase, dan bangunan pendukung sub terminal agribisnis, packing house dan cold storage , dan bangunan penyuluh pertanian lapangan. Jaringan jalan, terutama jalan poros dan jalan usahatani, mendukung peningkatan usahatani melalui peningkatan jumlah sarana produksi yang mampu diangkut ke lahan, dan hasil panen yang diangkut ke tempat pengumpul dan pemasaran. Sarana irigasi meningkatkan usahatani melalui penambahan ketersediaan air pertanian sehingga frekuensi penanaman dapat ditingkatkan pada musim kemarau. Jaringan jalan, terutama jalan poros dan penghubung, juga menunjang peningkatan kegiatan agroindustri melalui peningkatan jumlah produk yang diangkut ke lokasi packing house atau pabrik pengolah. Jaringan jalan tersebut 180 juga menunjang peningkatan pemasaran melalui jumlah produk yang dapat diangkut antar desa, kota di dalam kawasan maupun ke luar kawasan. Infrastruktur bangunan sub terminal agribisnis STA atau pasar sayuran mendukung kegiatan pemasaran melalui kemudahan proses pemasaran sehingga akumulasi produk usahatani maupun hasil pengolahan yang dapat dipasarkan meningkat. Peningkatan pasar juga dapat ditunjang oleh aksesibilitas pasar melalui jaringan telekomunikasi. Keberadaan packing house dan cold storage mendukung peningkatan agroindustri baik dalam bentuk pengolahan sayuran menjadi sayuran dalam kemasan intermediate product ataupun pengolahan cabai segar menjadi menjadi cabai giling serbuk final product. Pembangunan infrastruktur dapat tercapai melalui ketersediaan anggaran pembangunan, salah satunya melalui peningkatan pendapatan asli daerah PAD kawasan agropolitan. PAD kawasan dapat secara tidak langsung akan meningkat sejalan dengan peningkatan aktivitas perekonomian yang terjadi di kawasan yang dapat diukur berdasarkan peningkatan nilai ekonomi kawasan. Pada rancangan model sistem pengembangan kawasan agropolitan, terdapat input terkontrol, input tidak terkontrol, dan input lingkungan. Selain itu terdapat juga output yang dikehendaki dan input yang tidak dikehendaki Gambar 67. Identifikasi sistem berdasarkan data primer pendapat pakar, data sekunder dan pengamatan di lapangan dapat dikelompokkan bahwa input terkontrol di dalam sistem pengembangan kawasan agropolitan meliputi antara lain manajemen usahatani, kerjasama lintas sektor, keterampilan petani, kualitas dan kuantitas sarana prasarana, kelembagaan, infrastruktur penunjang usahatani dan agroindustri, infrastruktur pemasaran, dan modal investasi. Input yang tidak terkontrol yang dapat mempengaruhi kinerja sistem antara lain harga sarana produksi dan harga produk yang ditentukan oleh mekanisme pasar, gangguan hama dan penyakit tanaman, tingkat suku bunga bank, kondisi iklim dan cuaca, kondisi lahan pertanian, sosial budaya petani dan laju pertambahan penduduk. Input lain yang berpengaruh terhadap sistem antara lain adalah kebijakan pemerintah dalam pengembangan kawasan agropolitan dan kondisi agroklimat kawasan. Input tersebut diharapkan dapat menghasilkan output berupa kawasan agropolitan mandiri yang berkelanjutan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, 181 181 Input Terkontrol − Manajemen usahatani − Kerjasama lintas sektor. − Keterampilan petani − Kualitas dan kuantitas sarana prasarana. − Kelembagaan. − Infrastruktur penunjang usahatani dan agroindustri sayuran − Infrastruktur penunjang pemasaran − Modal investasi Output Tidak Diinginkan − Alih fungsi lahan. − Konflik antar masyarakat. − Kerusakan lingkungan. − Masyarakat menjadi miskin. − Ketimpangan pendapatan. − Kelebihan produksi dan kesulitan pemasaran produk pertanian. − Berkembang pesatnya sektor non pertanian di kawasan agropolitan Output yang Dikehendaki : − Kawasan agropolitan mandiri yang berkelanjutan. − Peningkatan kesejahteraan masyarakat − Peningkatan lapangan kerja. − Peningkatan nilai ekonomi produk di kawasan − Peluang investasi meningkat − Produktivitasnilai tambah meningkat Input Lingkungan : − Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Kawasan Agropolitan. − Agroklimat kawasan Input Tak Terkontrol: − Harga sarana produksi − Penyakit dan hama − Tingkat suku bunga bank − Kondisi iklim dan cuaca. − Kondisi lahan pertanian. − Harga produk. − Kondisi sosial budaya. − Laju pertambahan penduduk Model Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan Dalam Mendukung Pengembangan KAMM Manajemen Pengendalian dan Pengembangan peningkatan lapangan pekerjaan, peningkatan ekonomi kawasan, peningkatan peluang investasi dan produktivitas serta nilai tambah komoditas di kawasan. Gambar 67 Diagram input-output pembangunan infrastruktur kawasan agropolitan berbasis komoditas hortikultura sayuran. Pada pengembangan kawasan ada beberapa output yang tidak diharapkan tetapi berpeluang terjadi sebagai akibat proses pembangunan kawasan agropolitan, antara lain terjadinya alih fungsi lahan, konflik kepentingan antar stakeholders, kerusakan lingkungan, meningkatnya angka kemiskinan karena tidak meratanya distribusi pendapatan, ketimpangan pendapatan antar masyarakat, kelebihan produksi dan kesulitan pemasaran, dan berkembang pesatnya sektor non pertanian di kawasan agropolitan. Oleh karena itu fungsi pengelolaan harus dapat berjalan dengan baik dalam pengendalian dan pengembangan kawasan sehingga output yang tidak diharapkan dapat dikelola menjadi input yang dapat dikendalikan. 182

4.4.4 Simulasi Model Pembangunan Infrastruktur KAMM

Model dinamik pengembangan infrastruktur kawasan agropolitan berbasis komoditas unggulan sayuran dibangun melalui logika hubungan dan interaksi antar komponen terkait. Komponen-komponen tersebut antara lain meliputi pertumbuhan penduduk, luas lahan pertanian dan kawasan lindung, produksi usahatani, pemasaran produk sayuran segar, pengolahan hasil usahatani, pemasaran produk olahan, infrastruktur penunjang usahatani, penunjang pemasaran, penunjang pengolahan hasil, dan nilai ekonomi produk kawasan agropolitan, dan penyerapan tenaga kerja. Keterkaitan antar komponen tersebut dikelompokkan ke dalam sub-sub model: 1 penduduk, 2 penggunaan lahan, 3 usahatani, pengolahan, dan pemasaran, 4 infrastruktur penunjang usahatani, pengolahan dan pemasaran, 5 nilai ekonomi kawasan, dan 6 tenaga kerja. Perkembangan jumlah penduduk sangat menentukan penggunaan lahan melalui perkembangan lahan permukiman dan perkembangan luas lahan pertanian. Dinamika perkembangan luas lahan dan pembangunan infrasturktur usahatani menentukan laju produksi usahatani melalui peningkatan produktivitas usahatani. Selanjutnya dimanika produksi hasil pertanian, ketersediaan infrastruktur penunjang pemasaran bangunan pasar, jalan poros dan jalan penghubung desa kota dan perkembangan agroindustri akan mempengaruhi dimanika pemasaran produk pertanian dalam bentuk segar maupun produk olahan. Dinamika pemasaran produk usahatani dan produk agroindustri menentukan dinamika nilai ekonomi kawasan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan penduduk. Dinamika tingkat kesejahteraan berpengaruh terhadap dinamika penduduk melalui tingkat harapan hidup masyarakat. Pada sisi lain, aktivitas usahatani dan pemasaran produk secara dinamis juga berpengaruh terhadap keterserapan tenaga kerja yang berkembang akibat dinamika pertumbuhan jumlah penduduk. Sub-sub model tersebut juga disimulasikan berkaitan satu sama lain secara logis Gambar 68. 183 183 Gambar 68 Stock flow diagram SFD pembangunan infrastruktur kawasan agropolitan berbasis komoditas sayuran. Asumsi yang digunakan dalam pengembangan model pembangunan infrastruktur berkelanjutan dalam mendukung pengembangan kawasan agropolitan mandiri antara lain adalah: 1. Lingkup kawasan meliputi 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Grabag, Pakis, Tegalrejo, Candimulyo, Sawangan, Ngablak dan Dukun Usahatani, Pengolahan dan Pemasaran Infrastruktur Penunjang Usahatani Infrastruktur Penunjang Pemasaran Penduduk Ekonomi Tenaga Kerja I nfr. Penunjang Pengolahan Hasil Penggunaan Lahan JDESKO T_ e x is JPO RS_ EXI ST STA_ e x is t I RGS_ EXI ST JUST_ EXI ST p e m b _ JUST Fr _ TK k a p j u a lo la h TK_ Tr s p _ la in TK_ PMSR Fr _ TK_ Ps r _ o l Fr _ TK_ PMSR Fr _ TK_ O LH Fr _ TK_ p r o d EKO N_ AGRI ND EKO N_ AGRB p e m b _ I RGS p r o d _ ca b a i p r o d _ ca b a i p r o p _ ca b a i An g k _ p r i Lj _ j u a l_ p r i Lj _ j u a l_ p r i Lj _ j u a l_ p r i fr _ o la h lj _ p r o d k a p s j u a l Efe k _ STA Fr _ s t a Lj _ o la h Lj _ o la h Fr _ m ilik Fr _ KK Pe k e m b _ L_ Ho r t h r g _ p r o d u k _ p r im e r h a r g a _ o la h TK_ TRSRP Pe m b _ JDESKO T Pe m b _ JPO RS RC_ Sa o s Pb r _ Sa o s _ ca b a i n _ SC Pe m b _ I n d Pe m b _ I n d Fr _ n SC FK_ T KK_ t a n i L_ h o r t p r o p _ KKt a n i L_ KW S_ AGRO P Fr _ Lin d u n g K_ BDY Pe m b _ STA Pr o d u k t iv it a s Fk t _ p r o d Pr o d _ p _ h a Fr _ la h a n _ p e r t a L_ PERT Fr _ L_ p e r m k L_ PERMK n _ p r o d _ s t a e fk _ t r a n s p Pe n in g _ JPO RS t r a n s p p e n in g _ JDESKO T Pe n in g _ STA Lj _ j u a l_ o l Lj _ j u a l_ o l Fr _ Tr a n s e fk _ t a n Fr _ t n m _ p r o d FR_ TNM p e n in g _ I RGS fr _ L_ UST Fr _ Ju s t _ Lu s t p e n in g k _ k e t e r s _ s a p r o d Fr _ Ju s t _ s a p p e n in g _ JUST EKO N_ TO T PRO D_ PRI PDDK RI NCO ME Fr _ KLHR PEGGR fr _ p e m _ in f fr _ p e m _ in f fr _ p e m _ in f fr _ p e m _ in f fr _ p e m _ in f fr _ p e m _ in f Fr _ I MI TK_ O LH TK_ Pr o d I NCO ME PDRB_ TO _ I NCO ME Fr _ EMI HHDP_ KSJH HHDP O LAH JKK PMSO L TK_ TSD PMSPR Lj _ EMI Lj _ KMT Lj _ KLHR Lj _ I MI