Industri Kreatif Produksi Bersih sebagai sebuah Inovasi

171 171 pengolahan hasil maka semakin tinggi pula nilai tambah added value yang akan didapatkan. Hal ini berlaku umum bagi semua usaha industri dalam semua skala baik kecil, menengah, maupun besar. Persaingan produktivitas dan nilai tambah added value akan dapat dimenangkan melalui sebuah inovasi industri kreatif dan produksi yang bersih. Inovasi diperlukan untuk meningkatkan pendapatan keuntungan. Kegiatan pengembangan produksi bersih merupakan upaya yang dapat mengurangi jumlah bahan berbahaya, polutan atau kontaminan yang terbuang melalui saluran pembuangan limbah atau terlepas ke lingkungan termasuk emisi- emisi yang cepat menguap di udara sebelum didaur ulang, diolah atau dibuang. Produksi bersih tidak saja menyangkut proses produksi, tetapi juga menyangkut pengelolaan seluruh daur produksi, dimulai dari pengadaan bahan baku pembantu, proses dan operasionalnya, hasil produksi dan limbahnya, sampai ke distribusi dan konsumsi. Di dalamnya menyangkut pula masalah pola pikir, sikap dan tingkah laku baik pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha. Proses produksi kotor dan industri pengolahan tanpa kreatifitas dengan metode biasa tidak akan mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi. Lebih dari itu, inovasi diperlukan dalam konteks persaingan antar wilayah dan bahkan antar negara karena semuanya berupaya menciptakannya untuk mengokohkan persaingan nasional maupun internasional. Dalam konteks global, konsumen akan memilih yang berkualitas baik dengan harga yang rendah tanpa memperhatikan asal usul produk tersebut. Inovasi melalui pengembangan industri kreatif dan produksi bersih adalah sebuah simpul penting yang dapat memperbaiki produktivitas, menyederhanakan tahapan proses, serta memperbaiki penampilan dan rasa, pada akhirnya akan meningkatkan nilai ekonomi di KAMM. Agroindustrialisasi dalam rangka meningkatkan kemandirian KAMM dengan skala usaha yang sangat terbatas, baik secara teknis maupun ekonomis, maka tidak ada pilihan kecuali melakukan inovasi melalui industri kreatif dan produksi bersih untuk memperoleh nilai tambah added value komoditas pertanian di KAMM. Pada tahap awal pengembangan agroindustri di KAMM, adalah mengupayakan secara maksimal perbaikan mutu melalui standarisasi 172 proses dan peralatan. Mutu produk yang tetap bagus, kreatif, dan bersih akan membangun kepercayaan konsumen sehingga perluasan pasar akan dapat dilakukan dengan mudah.

4.3.9. Kemitraan sebagai sebuah alternatif solusi Peningkatan Kemandirian

KAMM Dalam buku Indonesia Business Links 2001 dijelaskan kemitraan adalah hubungan antar-sektor yang mencakup perorangan, kelompok atau organisasi yang setuju untuk bekerjasama memenuhi kewajiban atau mengerjakan tugas tertentu; menanggung bersama resiko dan manfaatnya; dan meninjau kembali hubungan tersebut secara teratur, dan merevisi persetujuan sesuai dengan kebutuhan. Pendapat lain mengemukakan model kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk menciptakan keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan, membesarkan Hafsah, 1999, mengembangkan serta memiliki kesetaraan antar stakeholders yang bermitra. Bersinergi antar stakeholders yang memiliki resources berbeda merupakan suatu kegiatan kemitraan. Kemitraan dalam bentuk seperti ini merupakan suatu proses yang dibutuhkan bersama oleh pihak yang bermitra dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah serta mendapatkan manfaat. Pola kemitraan yang saling memberikan manfaat dan menguntungkan, saling membutuhkan, dan saling memperkuat, kelompok produsen dan dunia usaha yang bermitra akan lebih mampu bersaing di pasar lokal, nasional, maupun global. Era pasar global dituntut menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, aman untuk dikonsumsi, bermanfaat, ramah lingkungan, serta harga terjangkau. Menghasilkan produk-produk yang memenuhi standar global dibutuhkan inovasi- inovasi produk secara berkelanjutan. Melalui pola kemitraan akan sangat memungkinkan untuk menciptakan produk dan industri yang memiliki daya saing dalam suatu kawasan agropolitan. Prinsip kemitraan secara umum dapat diidentifikasi terdiri dari tiga prinsip dasar yang dapat dijadikan titik awal yang kuat bagi semua stakeholders untuk 173 173 bekerja sama, yaitu kesetaraan, transparansi, bermanfaat dan saling menguntungkan bagi semua stakeholders. Kemitraan akan menjadi suatu wahana bagi semua stakeholders untuk berdialog tidak terbatas pada bagaimana mengembangkan komoditas unggulan, tetapi juga akan bisa membahas tentang perencanaan, mekanisme, mobilitas sumber daya, jaringan, regulasi, kebijakan, dan yang lebih penting lagi kebersamaan untuk meningkatkan kemandirian KAMM agar menjadi kawasan agropolitan mandiri melalui pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Pihak-pihak yang terkait secara langsung dalam kemitraan terdiri atas stakeholders dalam satu komunitas yang terlibat dalam pengembangan KAMM. Stakeholders dimaksud mulai dari penyedia prasarana dan sarana, pra-produksi, pengolahan hasil, pendanaan, pemasaran, publikasi, pendampingan, hingga kebijakan. Berdasarkan hal-hal tersebut, kemitraan dalam peningkatan kemandirian KAMM terdiri atas beberapa stakeholders yaitu produsen petani, pengrajin dan organisasinya, pengusaha dan organisasinya, pemerintah, masyarakat LSM, tokoh masyarakat, perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Kemitraan akan menghasilkan banyak manfaat, antara lain bagi kelompok produsen petani dan pengrajin terjadi peningkatan harga jual komoditas dan kemudahan akses pasar karena pembeli komoditas tersebut adalah salah satu anggota kemitraan yang dapat menjamin harga lebih baik dengan kualitas tertentu. Disisi lain, produsen harus meningkatkan kualitas produk komoditi yang mereka hasilkan. Manfaat bagi pengusaha akan menerima peningkatan jumlah produk dengan kualitas yang baik dari produsen. Selain itu, keluhan-keluhan pengusaha dalam melakukan bisnis industrialisasi di KAMM akan direspon oleh pemerintah dengan memberikan kemudahan regulasi bagi pengusaha dan kemudahan lain dalam bentuk pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan produsen dan investor untuk mengembangkan agroindustri dalam meningkatkan kemandirian KAMM. 4.4 Analisis Model Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan KAMM 4.4.1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan need analysis bertujuan mengidentifikasi kebutuhan setiap