Sub Model Usahatani, Pengolahan dan Pemasaran
189
189 hortikulutura yang tersedia tingkat produktivitas komoditas sayuran secara
keseluruhan. Jumlah produk olahan sayuran ditentukan olah jumlah produksi komoditas sayuran yang dapat diolah dan kapasitas olah pabrik pengolahan
sayuran. Jumlah produk sayuran yang terjual dipengaruhi oleh laju produksi sayuran, maupun produk olahan sayuran, kapasitas jual dari pasar tradisional
maupun STA. Aktivitas pemasaran juga didukung oleh sarana dan prasarana transportasi angkutan barang antar desa maupun dari desa ke kota.
Usahatani, Pengolahan dan Pemasaran
PMSPR PMSOL
OLAH kapjualolah
fr_olah Pemb_Ind
PROD_PRI
Fr_Trans Lj_jual_ol
Angk_pri Fr_sta
n_prod_sta Efek_STA
kapsjual Lj_jual_pri
Prod_p_ha lj_prod
Produktivitas RC_Saos
prod_cabai Lj_olah
Keterangan: Angk_pri
= angkutan primer Efek_STA
= efektivitas STA Fr_Trans
= fraksi transportasi Fr_sta
= fraksi STA fr_olah
= proporsi sayuran primer yang terjual kapjualolah
= kapasitas penjualan produk olahan kapsjual
= kemampuan jual produk primer Lj_jual_ol
= laju produk olahan yang dapat dipasarkan Lj_jual_pri
= laju produk primer yang dipasarkan Lj_olah
= laju produk yang terolah lj_prod
= laju peningkatan produksi sayuran n_prod_sta =
produktivitas STA
OLAH = olahan sayuran
PMSOL = sayuran olahan yang terjual
PMSPR = sayuran primer yang terjual
PROD_PRI = produksi sayuran di kawasan agropolitan
Pemb_Ind = efek pembangunan industri pengolahan
prod_cabai = produksi bahan baku cabai
Produktivitas = produktivitas lahan Prod_p_ha
= produksi rata-rata per hektar RC_Saos
= Konversi cabai segar ke saos
Gambar 73 Stock flow diagram sub model usahatani, pengolahan, dan pemasaran.
Simulasi model dinamik pada sub model ini dilihat dari laju produksi sayuran, sehingga dapat diketahui perilaku sistem pada sub model tersebut.
Perilaku laju produksi sayuran disajikan pada Gambar 74. Grafik laju produksi sayuran memperlihatkan kecenderungan peningkatan, meskipun terjadi penurunan
190 luas lahan pertanian akibat peningkatan lahan permukiman. Pada tahun 2005
sebanyak 87.403 tontahun menjadi 92.890 tontahun pada tahun 2030 Tabel 41. Peningkatan tersebut sangat terkait dengan peningkatan produktivitas yang
didorong oleh semakin membaiknya infrastruktur penunjang produksi. Infrastruktur penunjang produktivitas yang utama adalah jaringan irigasi dan
jalan usahatani. Selain itu, sumberdaya manusia yang terlibat dalam bidang pertanian juga meningkat, sehingga mempengaruhi peningkatan aktifitas pertanian
yang mendorong peningkatan produksi pertanian. Kepala keluarga tani sayuran di Kawasan Agropolitan Merapi-Merbabu, meningkat sejalan dengan jumlah
penduduk, yaitu dari 60.316 KK pada tahun 2005 dan meningkat hingga 66.748 KK pada tahun 2030.
Gambar 74 Hasil simulasi laju produksi sayuran lj_prod. Tabel 41 Hasil simulasi kepala keluarga tani KK_tani dan laju produksi
sayuran di Kawasan Agropolitan Merapi-Merbabu
Tahun KK Tani
jiwa Laju Produksi
ton
2005 60.315,90 87.402,69 2010 61.600,77 90.042,14
2015 62.886,60 91.516,33 2020 64.171,16 92.415,99
2025 65.452,07 93.137,58 2030 66.747,58 92.890,25
2010 2015
2020 2025
2030 20.000
40.000 60.000
80.000
Tahun Laju P
rod uk
si t
on
Lj_prod
191
191