92 Potensi air permukaan sungai di KAMM dapat dipergunakan untuk pengairan
lahan pertanian tanaman pangan, seperti terlihat pada Gambar 30 di bawah ini.
Gambar 30 Potensi air permukaan sungai di sekitar KAMM. b Potensi air permukaan di lereng-lereng bukit, dapat dipergunakan untuk
pembangkit tenaga listrik microhidro, untuk menerangi desa-desa terutama desa-desa yang belum terjangkau oleh penerangan PLN. Pembangkit tenaga
listrik mikrohidro ini juga dapat dijadikan sebagai penopang industrialisasi pertanian di wilayah perdesaan agar terwujud desa mandiri energi.
c Potensi air tanah, yang sangat tergantung pada faktor hidrologi, geologi, topografi, ekologi dan tata guna lahan. Air tanah di KAMM berdasarkan
hidrologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1 Mandala air tanah gunung strato, yang terletak diantara puncak sampai lereng gunung api Merapi-
Merbabu-Sumbing. Kaki bukit ini biasanya berfungsi sebagai daerah dengan potensi tanah yang produktif, sedangkan pada lereng sampai puncak bukit
merupakan daerah rawan air tanah, dan 2 Mandala air tanah antar pegunungan, yang berada diantara Gunung Sumbing-Merapi-Merbabu,
dimana muka air tanah ini relatif dangkal 10 m dan debit sumur mencapai 4 literdetik. Potensi air tanah ini dapat dimanfaatkan untuk sumber air minum
maupun untuk pengairan hortikultura dan perkebunan.
4.1.2.7 Klimatologi
Peranan iklim sangat menentukan terhadap keberhasilan pengembangan
93 93
suatu komoditi pertanian, baik itu komoditi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Masing-masing komoditi
pertanian berdasarkan tipologi kawasan yang ada membutuhkan persyaratan- persyaratan agroklimat disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14 Persyaratan agroklimat yang cocok untuk komoditi pertanian
Jenis Komoditi Tipologi Kawasan
Persyaratan Agroklimat Tanaman
Pangan Dataran rendah dan dataran tinggi,
dengan tekstur lahan yang datar, memiliki sarana pengairan irigasi
yang memadai. Harus sesuai dengan jenis komoditi
yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jenis tanah, testur lahan, iklim,
dan tingkat keasaman tanah.
Hortikultura Dataran rendah dan dataran tinggi,
dengan tekstur lahan datar dan berbukit, dan tersedia sumber air yang
memadai. Harus sesuai dengan jenis komoditi
yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur lahan, iklim,
dan tingkat keasaman tanah.
Perkebunan Dataran tinggi, dengan tekstur lahan
berbukit, dekat dengan kawasan konservasi alam.
Harus sesuai dengan jenis komoditi yang dikembangkan seperti ketinggian
lahan, jenis tanah, testur lahan, iklim, dan tingkat keasaman tanah.
Peternakan Dekat kawasan pertanian dan
perkebunan, dengan sistem sanitasi yang memadai.
Lokasi tidak boleh berada dipermukiman dan memperhatikan
aspek adaptasi lingkungan.
Persyaratan agroklimat untuk komoditi pertanian hortikultura, yaitu persyaratan tentang ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur lahan, tingkat keasaman
tanah, dan ketersediaan sumber air, keseluruhan persyaratan ini dapat terpenuhi di KAMM. Berdasarkan hal tersebut maka kawasan ini sangat cocok dikembangkan
sebagai kawasan agropolitan dataran tinggi berbasis komoditi pertanian hortikultura.
4.1.2.8 Curah Hujan
Curah hujan di KAMM ini relatif tinggi curah hujan antara 915-1.984 mm terjadi pada bulan November-Februari dimanfaatkan oleh masyarakatpetani
untuk mengairi sawah dan ladang dan mengisi kolam-kolam ikan, sedangkan curah hujan sedang antara 659-813 mm terjadi pada bulan Maret-Mei,
dimanfaatkan oleh masyarakatpetani untuk masa tanam vegetasi dan perawatan. Curah hujan terendahmusim kemarau 0-24 mm terjadi pada bulan Juni-Oktober,