Dimensi Usahatani Analisis Tingkat Kemandirian KAMM

157 157 unggulan, 4 nilai ekonomi komoditas unggulan, 5 teknologi budidaya komoditas unggulan, 6 produktivitas komoditas unggulan, 7 masyarakat yang terlibat dalam usahatani komoditas unggulan, 8 luas kawasan usahatani komoditas unggulan, 9 akses mayoritas petani terhadap lahan, 10 pengelolaan pasca panen, 11 kelayakan usahatani RC, dan 12 ketersediaan modal usahatani. RAPAGROP Ordination 84.62 DOWN UP BAD GOOD -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Dimensi Usahatani Gambar 53 Indeks tingkat kemandirian kawasan agropolitan pada dimensi usahatani KAMM. Untuk melihat atribut-atribut yang sensitif memberikan pengaruh terhadap nilai indeks kemandirian dimensi usahatani, dilakukan analisis leverage. Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh tiga atribut yang sensitif terhadap nilai indeks dimensi usahatani yaitu 1 akses petani terhadap lahan, 2 pengelolaan pasca panen, dan 3 ketersediaan modal usahatani Gambar 54. Akses petani terhadap lahan merupakan faktor yang sangat penting, di mana kepemilikan lahan usahatani tidak merata dan lebih banyak petani yang berstatus buruh tani, penggarap atau penyewa tanah dibandingkan dengan petani pemilik lahan. Faktor penting lain adalah di seluruh kawasan, pengelolaan pascapanen sangat minim, jumlah komoditas pertanian hortikultura yang sudah mendapat pengolahan hasil dalam skala home industry baru berkisar 10 macam komoditas. Mayoritas produk hortikultura dari kebun dijual secara bulk langsung ke pasar 158 tanpa dibersihkan, dipilah atau dikemas secara memadai. Ketersediaan modal usahatani juga menjadi salah satu faktor penting. Sebagian besar pelaku usahatani memiliki modal yang terbatas sehingga usahatani yang dijalankan sebagian besar berskala kecil. Oleh karena itu, untuk meningkatkan status tingkat kemandirian kawasan agropolitan dari dimensi usahatani, ketiga atribut tersebut harus diperbaiki. Leverage of Attributes Usahatani 2.03 2.21 2.21 2.13 2.05 1.99 1.75 1.48 5.85 5.39 0.18 3.95 1 2 3 4 5 6 7 ketersediaan sarana produksi ketersediaan alat pertanian komoditas unggulan nilai ekonomi komoditas unggulan teknologi budidaya komoditas unggulan produktivitas komoditas unggulan masyarakat yang telibat dalam usahatani komoditas unggulan luas kaw asan usahatani komoditas unggulan akses mayoritas petani terhadap lahan pengelolaan pasca panen kelayakan usahatani RC Ketersediaan permodalan usahatani Root Mean Square Change in Ordination w hen Selected Attribute Removed on scale 0 to 100 Gambar 54 Peran masing-masing atribut dimensi usahatani yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai rms root mean square.

4.3.2. Dimensi Agroindustri

Hasil analisis multiatribut untuk menilai tingkat kemandirian kawasan agropolitan menunjukkan bahwa dimensi agroindustri sangat rendah, dengan nilai 15.64 pada skala kemandirian 0-100 Gambar 55. Hal ini mengindikasikan bahwa hampir seluruh atribut dari dimensi agroindustri memiliki nilai yang rendah. Berdasarkan fakta di lapangan, di kawasan agropolitan dengan komoditas unggulan sayuran ini, agroindustri belum berkembang. Sebagian besar produk usahatani dijual dalam bentuk segar, bahkan tanpa pengelolaan pascapanen yang memadai. Ada beberapa cara untuk meningkatkan status tingkat kemandirian kawasan agropolitan pada dimensi agroindustri, ada beberapa atribut-atribut yang diperkirakan berpengaruh terhadap nilai indeks dimensi agroindustri, yang terdiri dari 1 pengolahan hasil pertanian, 2 produk yang dihasilkan agroindustri, 3 159 159 skala industri pengolahan komoditas unggulan, 4 jumlah jenis produk olahan, 5 jumlah tenaga kerja yang terlibat agroindustri, 6 pengolahan limbah agroindustri, 7 kelayakan usaha agroindustri. RAPAGROP Ordination 15.64 DOWN UP BAD GOOD -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Dimensi Agroindustri