Analisis standar pelayanan minimum SPM permukiman di KAMM

109 109 50 x 24 m 2 = 12 m 2 36 m 2 Bila building coverage 50 maka luas kaveling lahan perumahan minimum untuk keluarga petani penggarapo = 100 x 36 m 2 = 72 m 2. 2. Analisis kebutuhan untuk lahan sarana pendidikan di KAMM Dalam merencanakan sarana pendidikan harus senantiasa bertitik tolak dari tujuan-tujuan pendidikan yang akan dicapai. Sarana pendidikan yang berupa ruang belajar haruslah memungkinkan siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap secara optimal. 1 Kebutuhan lahan untuk Taman Kanak-kanak TK. Untuk menentukan kebutuhan lahan TK perlu dihitung: a. Berapa jumlah anak usia sekolah TK yang ada dalam lingkungan permukiman di KAMM. b. Berapa unit ruang belajar yang sudah tersedia dan berapa daya tampungnya. c. Berapa proyeksi anak usia TK pada 5 tahun yang akan datang. Dengan demikian dapat dihitung berapa jumlah anak usia TK yang memerlukan sekolah TK, dengan rumus: A = Up 5 – Us x a 2 Kebutuhan lahan untuk Sekolah Dasar SD. Rumus yang digunakan untuk menentukan kebutuhan lahan SD adalah: Dt = Dp 5 – Ds x d 3 Kebutuhan lahan untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP. Rumus yang digunakan untuk menentukan kebutuhan lahan SLTP adalah: Lsdt = Lsd 5 – Lsds x p 4 Kebutuhan lahan untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA. 110 Rumus yang digunakan untuk menentukan kebutuhan lahan SLTA adalah: Lsls = Lslp 5 – Lslps x a 3. Analisis kebutuhan untuk lahan sarana kesehatan di KAMM Sarana kesehatan ini bukan saja penting untuk kesehatan masyarakat melainkan berfungsi juga untuk mengendalikan perkembanganpertumbuhan pendidik. Kebutuhan lahan yang dihitung adalah untuk Balai Pengobatan BP, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Puskesmas, Rumah Sakit, Tempat Praktek Dokter, dan Apotik. 4. Analisis kebutuhan untuk lahan sarana perniagaan dan industri di KAMM Sarana perniagaan dan industri ini merupakan unsur karya dalam perencanaan, disamping sebagai fasilitas perbelanjaan dan industri juga merupakan fasilitas kerja bagi kelompok yang yang lain sebagai mata pencaharian. Kebutuhan lahan yang dihitung adalah untuk warung, pertokoan, pusat perbelanjaan kawasan, pusat perbelanjaan dan niaga kawasan, dan Industri. 5. Analisis kebutuhan untuk lahan sarana pemerintahan dan pelayanan umum di KAMM Yang dimaksud dengan sarana-sarana tersebut adalah kantor-kantor administrasi pemerintahan, seperti kantor camat, kantor kepala desa, kantor polisi, kantor pos, telepon, PLN, PAM, dan lain-lain yang berhubungan dengan pemerintahan. Kebutuhan lahan yang dihitung adalah untuk kantor-kantor pemerintahan dan pelayanan umum. 6. Analisis kebutuhan untuk lahan sarana kebudayaan dan rekreasi di KAMM Yang dimaksud dengan sarana-sarana ini, adalah bangunan yang dipergunakan untuk aktifitas-aktifitas kebudayaan dan atau rekreasi seperti: gedung-gedung pertemuan, gedung serbaguna, bioskop, dan lain-lain. Kebutuhan lahan yang dihitung adalah untuk sarana kebudayaan dan rekreasi. 111 111 7. Analisis kebutuhan untuk lahan sarana peribadatan di KAMM Yang dimaksud dengan sarana peribadatan ini, jenis, macam dan besaran sangat tergantung dari kondisi setempat. Kebutuhan lahan yang dihitung adalah untuk sarana peribadatan. 8. Analisis kebutuhan untuk lahan sarana olah raga dan ruang terbuka hijau RTH di KAMM Sarana-sarana ini disamping fungsi utamanya sebagai taman, tempat main anak-anak dan lapangan olah raga juga akan memberikan kesegaran pada kawasan permukiman cahaya dan udara segar, dapat juga menetralisir polusi udara sebagai paru-paru agropolis. Kebutuhan lahan yang dihitung adalah untuk sarana olah raga dan ruang terbuka hijau, yaitu taman, taman dan lapangan olah raga, jalur hijau, dan kuburan.

4.1.5.3 Analisis standar pelayanan minimum SPM infrastruktur on-farm di

KAMM Untuk menentukan standar pelayanan minimum infrastruktur on-farm di KAMM yang meliputi kebutuhan untuk jaringan irigasi, jalan usahatani, gudang saprodi, dan tempat pengumpulan hasil sementara TPHS di wilayah on-farm agribusiness , menggunakan asumsi perencanaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor kehidupan sosial manusia, faktor alam, faktor pencapaian, dan faktor pelayanan. Hasil analisis kebutuhan infrastruktur on-farm untuk lahan seluas 30 ha luas efektif untuk lahan usahatani 80 = 24 ha adalah sebagai berikut: 1 Jalan usahatani lebar 3 meter = 600 m 2 Jalan setapak lebar 0.9 meter = 1.797 m 3 Saluran irigasi sekunder = 400 m 4 Saluran irigasi tersier = 1.200 m 5 Tempat pengumpulan hasil sementara TPHS = 3 unit Hasil analisis standar pelayanan minimum SPM untuk kawasan permukiman disajikan pada Lampiran 4, sedangkan kondisi permukiman penduduk di KAMM disajikan pada Gambar 35. 112 Gambar 35 Kondisi permukiman di Kawasan Agropolitan Merapi-Merbabu. 4.2 Analisis Kinerja Kawasan Agropolitan Merapi-Merbabu 4.2.1 Analisis Tata Ruang Kawasan Agropolitan

4.2.1.1 Struktur dan Hierarki Ruang Kawasan Agropolitan

Struktur ruang kawasan agropolitan terdiri dari: 1 Wilayah yang menjadi kawasan sentra produksi KSP, merupakan hamparan sistem produksi primer on-farm activities; 2 Wilayah yang menjadi kota tani agropolis,merupakan wilayah industri, pelayanan umum dan jasa, serta 3 Wilayah yang menjadi kota pemasaran akhir outlet. 2 Kawasan sentra produksi KSP, dengan fungsi dan kegiatan yang dikembangkan adalah sebagai berikut: − Pusat produksi komoditas pertanian primer dalam skala kecil dan terbatas. − Pusat perdagangan lokal yang ditandai dengan adanya pasar harian. − Pusat koleksi komoditas pertanian yang dihasilkan sebagai bahan mentah industri. − Pusat penelitian, pembibitan dan percontohan komoditas. − Pusat pemenuhan pelayanan kebutuhan permukiman petani. − Koperasi dan informasi pasar barang perdagangan.