274
VI. INFRASTRUKTUR JALAN Kriteria teknis jalan untuk komoditas hortikultura:
1 Jalan usahatani adalah jalan yang menghubungkan antar lahan-lahan pertanian di kawasan sentra produksi.
2 Jalan poros desa adalah jalan yang menghubungkan kawasan sentra produksi on-farm dengan kawasan sentra pengolahan hasil off-farm.
3 Jalan antar desa-kota adalah jalan yang menghubungkan agropolis dengan kota-kota pemasaran akhir outlet.
4 Badan jalan harus terdiri dari timbunan tanah keras atau batu pecah, dengan permukaan jalan harus cukup rata dan halus agar kendaraan pengangkut tidak
mengalami goncangan yang hebat sehingga komoditas hortikultura yang rentan dengan goncangan tidak mudah rusak,
5 Jalan usahatani kolektor dapat dilalui oleh kendaraan roda empat sejenis pick up kapasitas 4 ton komoditas hortikultura, dengan lebar perkerasan 3-4
meter ditambah bahu jalan kiri-kanan untuk crossing kendaraan yang berpapasan. Perkerasan minimal dengan perkerasan jalan dari aspal lapen
lapisan penetrasi. Minimal satu sisi jalan usahatani kolektor diberi saluran permanen.
6 Jalan usahatani setapak untuk pejalan kaki dan alternatif sepeda motor pengangkut saprodi, dengan lebar perkerasan 0,90 meter – 1,20 meter.
Perkerasan coor beton tumbuk diberi coating aspal. Kiri-kanan jalan usahatani setapak tidak perlu diberi saluran permanen, tetapi cukup saluran
alam. 7 Setiap jarak 300-400 meter jalan usahatani kolektor harus ada
persimpangan jalan usahatani setapak, sehingga pikulan petani dari lahan hortikultura ke jalan usahatani kolektor tidak melebihi dari jarak 400 meter.
8 Jalan poros desa dapat dilalui oleh kendaraan roda enam sejenis truk kapasitas 6 ton komoditas hortikultura, dengan lebar perkerasan 4-5 meter
ditambah bahu jalan kiri-kanan. Perkerasan dari aspal lapen lapisan penetrasi. Kiri-kanan jalan poros desa dapat diberi saluran permanen.
275 9 Jalan antar desa-kota dapat dilalui oleh kendaraan roda enam sejenis truk
kapasitas 8 ton komoditas hortikultura, dengan lebar perkerasan 6 meter ditambah bahu jalan. Perkerasan dari aspal lapen lapisan penetrasi atau
hotmix.
VII. INFRASTRUKTUR AIR Kriteria teknis air untuk komoditas hortikultura:
1 Air baku adalah air yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan vegetasitanaman.
2 Air bersih adalah air yang dibutuhkan untuk proses pengolahan hasil dan konsumsi rumah tangga.
3 Saluran air baku dapat dibuat secara terbuka, sedangkan saluran air bersih harus dibuat secara tertutup agar tidak tercemar dengan kotoran-kotoran dan
racun-racun berbahaya seperti pestisida, dan langsung dialirkan dari sumber air bersihnya bround captering sampai ke pengolahan untuk diteruskan ke
rumah-rumah penduduk.
VIII. INFRASTRUKTUR BANGUNAN Kriteria teknis bangunan untuk tempat pengumpulan hasil sementara
TPHS komoditas hortikultura:
1 Tempat pengumpulan hasil sementara TPHS adalah bangunan yang dipergunakan untuk tempat pengumpulan pasca panen agar tidak terkena
hujan dan panas matahari sebelum diangkut dengan kendaraan ke packing house
atau sub terminal agribisnis STA sehingga komoditas hortikultura tidak rusak. Bangunan dibuat terbuka dengan lantai tanah yang ditinggikan,
diberi tiang permanen dan atap. 2 Letak TPHS harus dipinggir jalan usahatani kolektor supaya bisa dijangkau
oleh kendaraan pengangkut roda empat atau bahkan roda enam.