Kondisi Teknologi Pertanian Tahap cocok tanam: yaitu aktifitas cocok tanam, dimana bibit yang sudah
105 105
model pertanian modern atau menggunakan metoda-metoda konvensional. Berdasarkan variabel-variabel dan penilaian dengan ordinal generik pada setiap
kriteria menggunakan skala penilaian 1-3-5 1= tidak terpenuhi; 3 = kurang terpenuhi; 5 = terpenuhi. Penilaian terhadap variabel untuk menentukan pilihan
pertanian modern atau konvensional disajikan pada tabel Tabel 17. Tabel 17 Hasil penilaian untuk menentukan pilihan apakah lebih cocok pertanian
modern atau pertanian konvensional No Variabel
Usahatani model konvensional Usahatani model modern
Skala sempit Nilai Skala luas
Nilai 1.
Lahan Relatif sempit
5 Relatif luas
- 2. Pengelolaan
lahan - Oleh petani sendiri
- Sebagian tenaga upah - Sederhana
5 3
5 - Kebanyakan usaha
- Tenaga upah - Rumit
- -
-
3. Jenis Tanaman
Campuran atau monokultur tn. pangan
5 Monokultur tanaman
perdagangan -
4. Teknologi Sederhana - Modern
5 5.
Cara budidaya
Tradisional - Menggunakan
teknologi modern
3 6.
Tenaga kerja Manusia, ternak dan mekanik
5 Mekanik, mesin
- 7. Permodalan
Padat karya
- Padat modal
3 8. Proses
produksi Di alam terbuka,
tergantung alam -
Di ruangan dan tidak tergantung alam
5 9. Pengelolaan
Sederhana - Modern
5 10. Standarisasi
produksi Relatif sulit
- Relatif mudah
3 11. Perputaran
modal Lama -
Cepat 5
12. Pasar Domestik
5 Orientasi ekspor
-
Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai variabel model pertanian konvensional lebih tinggi dari nilai variabel model pertanian modern. Model
pertanian konvensional, nilai variabel yang memenuhi kriteria nilai 5 ada 6 variabel, dan nilai yang kurang memenuhi kriteria nilai 3 ada 1, sedangkan
106 model pertanian modern nilai variabel yang memenuhi kriteria nilai hanya 4 dan
nilai yang kurang memenuhi kriteria nilai 3 ada 3 variabel. Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa metode pengelolaan pertanian hortikultura di
KAMM saat ini masih lebih cocok dikembangkan dengan cara konvensional, dengan catatan bahwa beberapa elemen telah menerapkan metode pertanian
modern seperti pada tabel di atas. Adanya penerapan beberapa variabel pertanian modern, menyebabkan pertanian di KAMM harus mempunyai ciri-ciri yaitu
terjadinya perubahan yang terus-menerus dari : 1 komoditi yang diusahakan, 2 kualitas input, 3 alokasi input, dan 4 teknologi yang diterapkan petani.
Semua perubahan ini dilakukan sebagai sikap pro aktif petani dalam usahanya memaksimalkan pendapatan, karena adanya perubahan harga input dan
output serta adanya perkembangan terknologi pertanian. Selain itu pertanian modern juga harus melibatkan badan swasta dan pemerintah yang secara terus-
menerus mengadopsi fungsi-fungsi baru yang perlu dilakukan untuk mendukung pertanian. Dengan demikian, pertanian modern itu dicirikan oleh perilaku rasional
dari para petani dalam pengelolaan usahanya dan didukung oleh fungsi yang selalu berkembang dari badan swasta dan pemerintah.
Modernisasi yang perlu dilakukan antara lain menyangkut modernisasi dalam jenis dan ragam produk yang dihasilkan, teknologi yang digunakan berikut
seluruh penunjangnya, modernisasi sistem, organisasi dan manajemen serta modernisasi dalam pola hubungan dan orientasi pasar. Potensi usaha agroindustri
pengolahan hasil pertanian yang masih belum digarap secara optimal terutama produk hortikultura karena kebanyakan dikonsumsi masih dalam kondisi segar.
Potensi ini antara lain menyangkut ketersediaan sumberdaya, penyebaran wilayah produksi yang potensial dalam kaitannya dengan ketersediaan bahan baku dan
juga potensi pasar domestik maupun internasional. Hasil analisis pemanfaatan teknologi dan informasi di Kawasan Agropolitan Merapi-Merbau disajikan pada
Tabel 18. Analisis pemanfaatan teknologi dan informasi di KAMM, untuk melihat
faktor-faktor pokok yang senantiasa perlu dipenuhi antara lain : 1 pemanfaatan sumberdaya dengan tanpa harus merusak lingkungannya resource endowment;
2 pemanfaatan teknologi yang senantiasa berubah technological endowment;
107 107
3 pemanfaatan institusi atau kelembagaan yang saling menguntungkan pembangunan pertanian institutional endowment; dan 4
pemanfaatan budaya untuk keberhasilan pembangunan pertanian cultural endowment.
Tabel 18 Analisis situasional pemanfaatan teknologi dan informasi di KAMM No
Faktor-Faktor Pokok Tidak
Terpenuhi Kurang
Terpenuhi Terpenuhi
Ket 1.
Pemanfaatan sumber daya v
2. Pemanfaatan teknologi
v 3. Pemanfaatan
institusi v
4. Pemanfaatan budaya
v
4.1.5. Kondisi Permukiman 4.1.5.1 Pola Permukiman
Pola permukiman yang terbentuk di KAMM, membentuk kantong-kantong permukiman mengikuti kontur tanah yang mayoritas berbukit dan bergelombang.
Pusat-pusat permukiman berjarak antara 2 sampai 3 km ke lahan-lahan pertanian hortikultura. Jarak tersebut mengakibatkan para petani kesulitan membawa hasil
panen ke rumah masing-masing karena sebagian masih harus ditempuh dengan berjalan kaki karena kontur tanah yang cukup miring menyulitkan permukaan
tanah sulit untuk dibentuk menjadi badan jalan kendaraan. Akibat ketersediaan pembentukan badan jalan ini membuat pola pembentukan permukiman menjadi
linier sepanjang jalan. Adanya pola permukiman yang mengikuti sistem jaringan jalan yang memanjang mengikuti kontur tanah, membuat kebutuhan infrastruktur
menjadi mahal. Satuan-satuan permukiman yang hampir tidak terbentuk sebagai kluster-kluster permukiman membutuhkan jalan penghubung yang cukup panjang
mengikuti jaringan jalan yang terbentuk di lereng-lereng bukit. Akibat lahan datar sangat terbatas yang dapat dijadikan untuk lahan
permukiman, akhirnya masyarakat cenderung membangun permukiman di daerah- daerah dengan kemiringan tanah di atas 30 sehingga sangat rawan terhadap
bahaya longsor dan erosi. Dalam studi ini seluruh lahan untuk permukiman
108 direkomendasikan didaerah datar dan dibawah kemiringan 30. Kondisi
permukiman masyarakat masih mayoritas semi permanen lantai semen, dinding bata dan papan, atap genteng.