Proses Penilaian dan Pembinaan Kursus Proses Perbaikan Mutu Kursus

latihan menjahit, kemudian dilanjutkan dengan praktik mengidentifikasi kerusakan dan perbaikan mesin. Proses evaluasi pembelajaran tidak dilaksanakan dalam bentuk evaluasi harian atau mingguan, melainkan ketika warga belajar melaksanakan praktik pembuatan pakaian tertentu. Hasil evaluasi pembelajaran praktik ini dijadikan sebagai dasar untuk kegiatan refleksi, sehingga warga belajar mengetahui kesalahannya sendiri dan mecari alternatif perbaikan.

4. Proses Penilaian dan Pembinaan Kursus

Dalam setiap proses pembelajaran tatap muka, pendidik menyelenggarakan penilaian hasil belajar. Kemampuan-kemampuan yang menjadi objek penilaian yaitu: kerajinan dalam praktek pembuatan baju, keterampilan mengoperasikan mesin dan kemampuan merawat mesin. Dalam menentukan kelulusan warga belajar setelah mengikuti satu paket program kursus, Sanggar Kegiatan Belajar menyelenggarakan ujian lokal dan ujian nasional. Ujian lokal dilaksanakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar sendiri. Penilaian ini dilakukan setelah warga belajar menyelesaikan program belajar yang telah dipaketkan. Warga belajar yang lulus ujian diberikan STTPL Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan yang diterbitkan oleh Sanggar Kegiatan Belajar. Ujian nasional dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Propinsi. Warga belajar yang lulus ujian diberikan ijazah nasional yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah. Pembinaan warga belajar tidak hanya dilakukan oleh pendidik saja, melainkan oleh Kepala Sanggar Kegiatan Belajar. Dalam hal ini Kepala Sanggar Kegiatan Belajar memberikan motivasi kepada warga belajar agar selalu bersemangat dalam mengikuti seluruh proses pembelajaran yang telah direncanakan oleh pendidik, tidak merasa cemas dalam menghadapi ujian lokal dan nasional, dan mengetahui peluang kerja setelah menyelesaikan program paket kursus.

5. Proses Perbaikan Mutu Kursus

Upaya peningkatan mutu program pembelajaran kursus menjahit dilakukan melalui berbagai cara. Pertama, menyediakan sarana pembelajaran yang dibutuhkan oleh warga belajar dalam mengikuti program pembelajaran. Kedua, pendidik melakukan diskusi mingguan untuk menganalisis kelemahan dan kekuatan program pembelajaran yang telah diselenggarakan dan sekaligus memperbaiki kelemahan untuk diterapkan pada program pembelajaran pada minggu berikutnya. Ketiga, melakukan kerjasama dengan dinas, instansi, dan Pemda dalam memberikan layanan purna kursus. Upaya lain yang dilakukan yaitu memberikan layanan kursus tambahan kepada warga belajar pada waktu akan menghadapi ujian lokal dan nasional, dan memberikan layanan keterampilan penunjang kepada warga belajar, misalnya membuat tempat kue, baki lamaran dari bahan kain, dan keterampilan lain yang relevan. Melalui layanan tambahan ini diharapkan warga belajar tidak hanya mampu menjahit pakaian saja, melainkan juga mampu membuat berbagai macam produk yang dibutuhkan oleh masyarakat.

6. Kesimpulan Hasil Studi Pendahuluan Pengelolaan Kursus Keterampilan di