produk seperti yang disarankan oleh hasil uji lapangan operasional, dan 10 diseminasi dan implementasi, yaitu melaporkan produk melalui seminar profesional.
Dengan menggunakan tahapan penelitian dan pengembangan sebagai -mana yang disarankan oleh Borg dan Gall tersebut, maka kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam penelitian ini mencakup: 1 studi eksplorasi; 2 review literatur; 3 pengembangan model; 4 evaluasi model; 5 ujicoba model, dan 6 analisis dan
revisi produk akhir.
1. Studi Eksploratif
Penelitian eksploratif merupakan proses penggalian data dan informasi awal di lapangan untuk memperoleh informasi secara lengkap dan mendalam tentang profil
pengelolaan program kursus keterampilan di Sanggar Kegiatan Belajar sehingga diperoleh gambaran mengenai pola-pola dan permasalahan yang dihadapi oleh
Sanggar Kegiatan Belajar dalam melaksanakan program kursus keterampilan. Fokus penelitian diarahkan pada perencanaan program kursus keterampilan, pelaksanaan
kursus keterampilan, dan evaluasi program pengelola -an kursus keterampilan. Penelitian eksploratif dilaksanakan di lima tempat, yaitu: Sanggar Kegiatan
Belajar Demak Kabupaten Demak, Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang, Sanggar Kegiatan Belajar Grobogan, Sanggar Kegiatan Belajar Sukoharjo, dan
Sanggar Kegiatan Belajar Surakarta. Pemilihan kelima Sanggar Kegiatan Belajar tersebut didasarkan alasan: 1 kelima Sanggar Kegiatan Belajar tersebut sudah lebih
dari 10 tahun menyelenggarakan kursus keterampilan, khususnya kursus menjahit,
dan 2 setiap tahun lebih dari 100 warga belajar mengikuti kursus menjahit di masing- masing Sanggar Kegiatan Belajar.
Data yang diperoleh dari penelitian eksploratif dijaring dari sumber primer dan dari pengamatan langsung peneliti di lima Sanggar Kegiatan Belajar tersebut.
Data studi kasus itu ditulis dengan rinci untuk menggambarkan rancangan dan implementasi program kursus secara utuh. Untuk menarik simpulan dari penelitian
eksplorasi tersebut, data dianalisis dengan lima karakteristik proses pengelolaan program perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan mutu
pengelolaan yang dijadikan sebagai kerangka karja. Hasil analisis ini kemudian digunakan sebagai panduan untuk mengidentifikasi dimensi dan pedoman dalam
merancang program kursus berbasis life skill.
2. Review Literatur
Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh informasi teoritik tentang fokus penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Mengkaji dan menetapkan teori besaran grand theory sebagai sandaran dalam
mengembangkan model pengelolaan program kursus keterampilan berbasis life skill. Teori yang dikaji meliputi: 1 broad base education; 2 manajemen mutu,
dan 3 pengelolaan program life skill yang diselenggarakan selama ini. b.
Mengkaji dan menetapkan teori-teori pendukung yang relevan dengan pengembangan model, yakni meliputi: belajar sepanjang hayat, teori-teori tentang pengelolaan
program pendidikan, teori tentang manajemen berbasis masyarakat, teori tentang pendidikan berbasis masyarakat, dan teori-teori lain yang relevan.
c. Mengkaji hasil-hasil penelitian tentang pengelolaan program kursus dan life skill.
3. Pengembangan Model