2. Validasi Model Konseptual
Validasi konseptual atas model pengelolaan kursus berbasis life skill diselenggarakan dua kali dengan menerapakan teknik diskusi kelompok terfokus
Focus Ggroup Discussion dan teknik Delphi.
a. Diskusi Kelompok Terfokus Putaran Pertama
Tujuan dari Focus Group Discussion tahap pertama ini adalah untuk memperoleh masukan dari pengalaman-pengalaman praktisi penyelenggara program
kursus guna memperbaiki prosedur pengelolaan sehingga life skill yang disusun mendekati kelayakan untuk diterapkan.
1 Pelaksanaan
Focus Group Discussion FGD dilaksanakan pada tanggal 9 september 2006. Kegiatan ini diikuti oleh 23 orang, terdiri dari: a 4 orang Kepala Sanggar
Kegiatan Belajar Grobogan, Kepala Sanggar Kegiatan Belajar Semarang, Kepala Sanggar Kegiatan Belajar Sukoharjo yang berpendidikan Magister Manajemen
Pendidikan, dan Kepala Sanggar Kegiatan Belajar Surakarta berpendidikan S1 Pendidikan Luar Sekolah, b 4 orang Staf Tata Usaha, dari Sanggar Kegiatan
Belajar Sukoharjo, Grobogan, Semarang dan Demak berpendidikan Sarjana, c 10 orang Pamong Belajar dari Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan
Pemuda dan Sanggar Kegiatan Belajar yang berpendidikan Minimal Sarjana dan
Magister Manajemen Pendidikan dan yang telah berpengalaman melaksanakan program kursus minimal 5 tahun, c 3 orang penyelenggara kursus di Lembaga
Pendidikan Kursus LPK, yang diwakili LPK Citra Ilmu Ungaran, LPK Bina Siswa Ambarawa dan LPK Amika Salatiga, yang telah banyak mencetak lulusan kursus dan
lulusannya diterima pasar kerja, dan d 2 orang pengelola unit usaha dari Sari Garment Ungaran dan Gripak Ungaran Semarang yang sudah melakukan program
kemitraan dengan masyarakat Proses Focus Group Discussion tahap pertama dilakukan sebagai berikut: 1
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan Focus Group Discussion bagi prosedur pengelolaan kursus; 2 masing-masing peserta Focus Group Discussion
diberi copy prosedur mutu dan catatan masukan perbaikan; 3 peserta diberi waktu 1 jam untuk membaca dan memberikan masukan perbaikan; 4 peneliti menjelaskan
prosedur pengelolaan kursus setahap demi bertahap dan setiap peserta diberi waktu untuk menanggapi dan usul perbaikan; 5 setiap akhir pembahasan tahap prosedur
pengelolaan kursus semua peserta diminta persetujuannya secara aklamasi tentang kelayakan prosedur mutu untuk diterapkan di Sanggar Kegiatan Belajar , apabila
disetujui maka dilanjutkan ke tahap berikutnya; 6 setelah semua prosedur selesai dibahas maka peneliti menjelaskan konsekuensi yang harus dilakukan oleh Sanggar
Kegiatan Belajar dalam menerapkan prosedur pengelolaan kursus berbasis life skill, dan semua peserta diminta memberikan tanggapan akhir, dan g Focus Group
Discussion ditutup setelah semua prosedur pengelolaan selesai dibahas dan semua peserta memberikan tanggapan akhir.
2 Analisis dan Refleksi Hasil Focus Group Discussion Putaran Pertama
Beberapa tanggapan partisipan kegiatan focus group discussion tahap pertama adalah sebagai berikut:
a Penilaian Umum terhadap Panduan Manajemen Mutu Kursus
1 Tahap-tahap dalam pengelolaan kursus sudah sesuai harapan peserta namun
perlu disusun rincian proses. 2
Tahap proses manajemen cukup bagus dan hanya mungkin diterapkan di Sanggar Kegiatan Belajar karena memiliki tenaga, fasilitas, sumber dana dan
jaringan kerja. Namun akan mengalami kesulitan apabila diterapkan di lembaga Pendidikan Non Formal lainnya yang tidak memiliki cukup tenaga,
dana dan fasilitas. 3
Pedoman manajemen mutu dapat dijadikan acuan pelaksanaan kursus keterampilan di Sanggar Kegiatan Belajar namun perlu adanya sosialisasi
dalam upaya menggalang komitmen dan pemahaman bersama. b
Penilaian terhadap Prosedur Mutu Pembentukan Tim pelaksana 1
Pembentukan Tim Pelaksana harus mempertimbangkan kemampuan dan pengalaman para Pamong Belajar.
2 Tim Pelaksana harus melibatkan para Staf Tata Usaha.
3 Apabila memungkinkan, Tim Pelaksana melibatkan, mitra kerja.
4 Surat Keputusan Tim Pelaksana kursus hendaknya berisi personel, rincian
tugas dan target hasil.
5 Disain rencana kerja merupakan acuan kerja Tim Pelaksana bukan
merupakan proposal. c
Penilaian terhadap Prosedur Mutu Identifikasi Kebutuhan Belajar 1
Pelaksanaan identifikasi kebutuhan belajar tidak dibatasi pada salah satu sasaran calon users atau salah satu program keterampilan
2 Sebaiknya pimpinan dapat terlibat dalam pelaksanaan identifikasi
kebutuhan belajar di lapangan 3
Apabila memungkinkan instrumen identifikasi kebutuhan belajar disusun sebagai acuan di lapangan.
4 Perlu ada acuan identifikasi kebutuhan yang mencakup tentang personal,
social, vocational dan academik skill, sehingga proses identifikasi kebutuhan tidak terjebak dalam salah satu komponen.
d Penilaian terhadap Prosedur Mutu Penyusunan Kurikulum dan Bahan Ajar
1 Perlu ditegaskan dalam acuan penyusunan kurikulum tentang komponen life
skill yakni: personal skill, social skill, vocational skill dan akademic skill. 2
Perlu disusunkan format kurikulum dan sistematika bahan ajar sebagai acuan.
3 Sebaiknya Kepala Sanggar Kegiatan Belajar terlibat langsung dalam
penyusunan kurikulum dan bahan ajar. e
Penilaian terhadap Prosedur Mutu Rekrutmen Calon Sumber Belajar dan Calon Warga Belajar
Penilaian terhadap prosedur mutu rekrutmen sumber belajar dan warga belajar diperoleh informasi bahwa standar kompetensi sumber belajar ditetapkan
langsung oleh Sanggar Kegiatan Belajar, dan rekrutmen dan seleksi calon warga belajar dan sumber belajar sebaiknya dilakukan sendiri oleh Sanggar Kegiatan
Belajar . f
Penilaian terhadap Prosedur Mutu Pengadaan Fasilitas Penilaian terhadap prosedur mutu pengadaan fasilitas diperoleh informasi
bahwa pengorganisasian pengadaan fasilitas kursus adalah Tim Pelaksana; proses pengecekan fasilitas sebaiknya dilakukan sebelum akad dan sesudah
akad ditandatangani, dan proses pengadaan dana belajar sebaiknya tidak perlu diurai secara rinci sumbernya karena di Sanggar Kegiatan Belajar ada
pendanaan dan dukungan dari mitra dan warga belajar. g
Penilaian terhadap Prosedur Mutu Koordinasi dan Orientasi Penilaian terhadap prosedur mutu koordinasi dan orientasi diperoleh informasi
bahwa Kepala Sanggar Kegiatan Belajar harus memberikan arahan tentang kebijakan kursus berbasis life skill; perlu adanya surat kesepakatan antara Tim
Pelaksana, calon sumber belajar dan warga belajar tentang kesediaan mentaati hasil-hasil orientasi yang telah disepakati, dan disain dalam orientasi hanya
merupakan rencana pelaksanaan orientasi yang mencakup rancangan tentang apa, mengapa, siapa, bagaimana dan apa yang diharapkan dari orientasi.
h Penilaian terhadap Prosedur Mutu pada Tahap Pembelajaran
Penilaian terhadap Prosedur Mutu Pelaksanaan Pembelajaran diperoleh informasi bahwa sentral pelaksanaan pembelajaran sebaiknya pada warga
belajar bukan pada Tim Pelaksana; Tim Pelaksana harus melakukan monitoring dan mendampingi sumber belajar pada setiap proses pembelajaran; buku
administrasi pembelajaran harus disusun oleh Tim Pelaksana dan sumber belajar secara proporsional, dan perlu dibuatkan tambahan kegiatan pelaksanaan
evaluasi proses.
i Penilaian terhadap Prosedur Mutu Pelaksanaan Evaluasi
Penilaian terhadap Prosedur Mutu Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar diperoleh informasi bahwa Tim Pelaksanaan evaluasi hasil belajar sebaiknya terdiri dari
Tim Pelaksana dan tim evaluator; instrumen evaluasi sebaiknya yang menyusun dari tim evaluator; evaluasi hasil belajar atau evaluasi kompetensi lulusan cukup
dilakukan oleh Users bukan oleh lembaga khusus; pelaksanaan uji kompetensi dan analisis hasil evaluasi sebaiknya oleh tim evaluator dari users, dan sertifikat
bagi lulusan sebaiknya ditandatangani oleh Sanggar Kegiatan Belajar bekerjasama dengan mitra kerja dan users dan diketahui oleh Kepala Dinas
Pendidikan setempat. j
Penilaian terhadap Prosedur Mutu Penempatan Lulusan
Penilaian terhadap Prosedur Mutu Penempatan Lulusan diperoleh informasi bahwa proses penjajagan minat lulusan dilakukan sejak awal sebelum mengikuti
kursus keterampilan sehingga mudah diarahkan. k
Penilaian terhadap Prosedur Mutu Pendampingan lulusan Penilaian terhadap Prosedur Mutu Pendampingan Lulusan diperoleh informasi
bahwa pihak-pihak yang melakukan pendampingan lulusan adalah Tim Pelaksana dan Kepala Sanggar Kegiatan Belajar dapat juga melakukan
monitoring dan evaluasi di tempat kerja lulusan, dan perlu penambahan kegiatan pertemuan bersama antara Sanggar Kegiatan Belajar dengan Users
untuk memecahkan masalah selama lulusan melaksanakan kerja.
l Penilaian terhadap Prosedur Mutu Perbaikan Mutu Pengelolaan
Penilaian terhadap Prosedur Mutu Perbaikan Mutu Pengelolaan diperoleh informasi bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab perbaikan mutu adalah
Kepala Sanggar Kegiatan Belajar dan pelaksana perbaikan adalah Staf Tata Usaha dan Tim Pelaksana, dan proses perbaikan mutu harus dimonitor secara
berkala dan harus ada laporan perkembangannya. Berdasarkan pada beberapa hasil analisis tersebut, ada beberapa temuan
yang perlu dilaksanakan dalam memperbaiki model konseptual. Ada tujuh temuan yang perlu dilaksanakan, yaitu:
a Tugas masing masing pihak yang terlibat sudah proporsional dan sesuai dengan
fungsinya. b
Beban tugas terbanyak adalah Pamong Belajar sebagai Tim Pelaksana sehingga perlu pemahaman khusus dan hal ini menjadi lebih baik karena memungkinkan
mereka akan memperoleh angka kredit cukup banyak. c
Dengan prosedur tersebut akan memudahkan pengelolaan karena peran masing- masing pihak jelas dan proporsional.
d Perlunya instrumen pelengkap yang akan digunakan untuk melaksanakan
prosedur. e
Keterbacaan dan penyusunan prosedur yang sistematis sehingga mampu menjamin mutu proses dan hasil pelaksanaan program kursus berbasis life skill.
f Catatan khusus dokumen apa saja yang harus dipenuhi dari setiap prosedur
pengelolaan. g
Penerapan prosedur pengelolaan kursus keterampilan berbasis life skill perlu dilakukan kursus atau orientasi teknis terlebih dahulu kepada Kepala Sanggar
Kegiatan Belajar, Staf Tata Usaha dan Pamong Belajar. Partisipan di samping memberikan berbagai penilaian juga memberikan
beberapa saran yang perlu ditindaklajuti. Tabel berikut merupakan masukan dari peserta Focus Group Discussion yang digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
life skill prosedur mutu.
Tabel 4.27. Prosedur yang Dinilai dan Bentuk Penilaian yang Perlu Diberi-kan Tindak Lanjut Perbaikan Model
No Prosedur yang Dinilai
Bentuk Penilaian yang Perlu Ditindaklanjuti
1 Prosedur penyusunan Tim
Pelaksana Tim Pelaksana harus melibatkan Staf Tata Usaha.
2 Prosedur identifikasi
kebutuhan belajar
Sasaran identifikasi harus beberapa tempat dan jenis. 3 Prosedur
penyusunan kurikulum
dan bahan ajar keterlibatan Kepala Sanggar Kegiatan Belajar dalam
penyusunan kurikulum dan bahan ajar. 4
Prosedur rekrutmen dan seleksi calon sumber belajar dan warga
belajar Rekrutmen dan seleksi calon warga belajar dan sumber
belajar dilakukan sendiri oleh Sanggar Kegiatan Belajar tanpa melibatkan mitra.
5 Prosedur pengadaan fasilitas
belajar 1.Tim Pelaksana sebagai pengorganisir pengadaan
fasilitas belajar. 2.Proses pengecekan fasilitas dilakukan sebelum dan
sesudah akad ditandatangani. 6
Prosedur koordinasi dan orientasi Penandatanganan akad kesepakatan belajar antara sumber belajar, warga belajar dan Tim Pelaksana.
7 Prosedur pelaksanaan
pembelajaran 1.Sentral pembelajaran berada pada warga belajar.
2.Adanya evaluasi proses. 3.Kegiatan Tim Pelaksana dalam kegiatan pembelajaran
dan administrasi. 8
Prosedur evaluasi hasil belajar 1.Adanya Tim Pelaksana dan tim evaluator
2.Tim evaluator dari users yang bertindak sebagai Tim Pelaksana evaluasi.
9 Prosedur penempatan lulusan
Penjajagan keinginan lulusan dilakukan sebelum kegiatan belajar atau pada saat seleksi.
10 Prosedur pendampingan lulusan
1.Tim Pelaksana sebagai pendamping lulusan 2.Adanya pertemuan bersama dengan users untuk
memecahkan masalah pendampingan. 11
Prosedur perbaikan mutu berkelanjutan
1.Kepala Sanggar Kegiatan Belajar sebagai pihak yang bertanggung jawab.
2.Proses monitoring perbaikan mutu.
Di samping adanya hasil penilaian dan saran yang harus diberikan tindak lanjut tersebut, juga terdapat beberapa tanggapan yang perlu diberikan tindak lanjut
namun tidak perlu mengubah prosedur mutu yang telah disusun. Beberapa tangapan yang dimaksud yaitu:
a Instrumen atau format dalam setiap langkah kegiatan sebagai pelengkap prosedur
perlu dilampirkan dalam panduan. b
Dokumen-dokumen apa saja yang harus dipenuhi dalam setiap langkah. c
Sistematika disain atau surat keputusan disetiap langkah.
3 Revisi Draft Model berdasarkan Focus Group Discussion Tahap Pertama
Berdasarkan masukan hasil penilaian peserta Focus Group Discussion tahap pertama, maka terdapat perubahan rincian kerja yang semula 115 menjadi 117
rincian kerja. Perubahan ini disajikan di dalam tabel 4.28.
Tabel 4.28. Rincian Revisi Rincian Kerja Prosedur Mutu
No Prosedur
Pada Tahap Sebelum
Focus Group
Discussion I Sesudah
Focus Group
Discussion I Rincian kerja yang berubah
Tambah Kurang Perbaikan
1 Penyusunan Tim
Pelaksana 10 10
- Kepala
Sanggar Kegiatan Belajar
bersama Pamong Belajar dan Staf Tata
Usaha berdiskusi menyusun Tim
Pelaksana kursus berbasis life skill
di Sanggar Kegiatan
Belajar 2 Pelaksanaan
Identifikasi 13 14
Tim Pelaksana
segera melakukan
pertemuan untuk membuat
instrumen, menetapkan
beberapa sasaran identifikasi dan
rencana kerja operasional +
Tim Pelaksana melakukan
identifikasi tentang karakteristik tenaga
kerja yang di butuhkan meliputi:
kriteria personal, sosial, keterampilan
dan kemampuan berfikir
3 Penyusunan kurikulum
dan bahan ajar
8 9 Kepala
Sanggar Kegiatan Belajar
mempimpin langsung dalam
penyusunan dan pembahasan
kurikulum dan bahan ajar. +
Mitra kerja dan calon users diminta
memberikan masukan perbaikan draft
kurikulum dan bahan ajar yang mengacu
pada kebutuhan users. Kurikulum dan
bahan ajar tersebut mencakup personal
skill, social skill,
academic skill dan vocational skill.
4 Rekrutmen Calon
Sumber dan Warga
Belajar 11 10
Mitra Kerja
dan Users membantu
pelaksanaan rekrutmen calon
warga belajar - -
5 Pengadaan fasilitas
8 7 Staf
Tata usah
mengkoordinir pengadaan
fasilitas kursus - 1. Tim Pelaksana
mengkoordinasi menyiapkan seluruh
fasilitas kursus keterampilan
2 Tim Pelaksana melakukan
pengecekan kesiapan fasilitas kursus sesuai
dengan kebutuhan
6 Kooordinasi dan orientasi
11 12 Dalam
pelaksanaan orientasi Kepala
Sanggar Kegiatan Belajar
memberikan sambutan dan
arahan kebijakan program kursus
berbasis life skill +
Hasil orientasi adalah kesepakatan kerja
pelaksanaan program secara bersama
7
Proses Pembelajaran
13 13 -
Tim Pelaksana
menyiapkan administrasi
pembelajaran , sarana belajar, dan evaluasi
program
8 Evaluasi Hasil Belajar
12 12
- 1 Kepala Sanggar
Kegiatan Belajar membentuk Tim
Pelaksana evaluasi Tim Pelaksana dan
tim evaluator 2 Pelaksana
evaluasi akhir adalah tim evaluator dari
dunia usaha dan industri
3 Tim Pelaksana menyiapkan surat
tamat kursus Sertifikat kursus yang
ditandatangani bersama antara Ka
Sanggar Kegiatan Belajar dengan dunia
usaha atau dunia industri Users dan
diketahui oleh Kepala Dinas pendidikan
setempat
9 Penempatan lulusan
Kursus 9 9
- Tim
Pelaksana melakukan
penjajagan kembali keinginan lulusan
untuk usaha mandiri atau bekerja
10 Pendamping an Lulusan
9 10 Tim
Pelaksana melakukan
diskusi dengan Users membahas
masalah dan pemecahan
seputar kemampuan dan
produktifitas lulusan di tempat
kerja atau usaha -
11 Perbaikan mutu
11 11 -
Kepala Sanggar
Kegiatan Belajar melakukan
monitoring dan pengendalian proses
pelaksanaan perbaikan mutu
Jumlah 115
117
b. Pelaksanaan Teknik Delphi