SKB sebagai Sistem Organisasi

lapangan kerja baru. Pada era sekarang ini kursus menjadi semakin strategis karena persyaratan-persyaratan khusus yang diterapkan oleh pasar kerja dan banyaknya anak lulusan SD, SLTP dan SLTA yang tidak dapat melanjutkan sekolah dan angka drop out yang semakin bertambah. Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan tahun 2004 mencatat bahwa jumlah lembaga kursus di Indonesia sebanyak 22.510 lembaga.

3. SKB sebagai Penyelenggara Kursus

b. SKB sebagai Sistem Organisasi

SKB merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Kabupaten Kota. Sebagaimana dinyatakan oleh Ditjen Diklusepa 2003 bahwa SKB merupakan lembaga Pendidikan Nonformal PNF di wilayah kabupatenkota yang memiliki tugas memberi pelayanan kepada masyarakat dalam bidang PNF dalam wilayah kabupatenkota masing-masing Ditjen Diklusepa tahun, 2003. Secara umum tugas- tugas yang harus dilaksanakan oleh SKB yaitu: 1 pembuatan percontohan, dan 2 pengendalian mutu pelaksanaan program-program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah raga SK Mendikbud Nomor 023O1997, pasal 2. Secara organisatoris SKB merupakan lembaga pendidikan pendidikan luar sekolah yang menciptakan lingkungan internal yang mempengaruhi perilaku personel yang ada di dalamnya. Namun demikian keberadaan SKB itu juga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal. Owen 1987: 1995 menyatakan bahwa suatu organisasi dapat menciptakan latar atau lingkungan kontekstual internal yang memiliki pengaruh besar terhadap perilaku orang-orang yang ada di dalamnya, dan lingkungan internal organisasi itu dipengaruhi oleh konteks yang lebih besar dimana organisasi itu berada, seperti sistem sosial, politik, ekonomi, dan teknologi yang mendukung organisasi. Kemudian lingkungan internal organisasi, yang mempengaruhi dan membentuk perilaku manusia, bukan saja berpengaruh terhadap kondisi fisik mereka, melainkan juga karakteristik sosial dan psikologis sistem kehidupan manusia yang ada di dalam organisasi. Robin 2003 dalam mengkaji perilaku organisasi mengidentifikasi tiga determinan perilaku dalam organisasi, yaitu: individu, kelompok, dan sistem organisasi. Individu yang dimaksud yaitu setiap personel yang ada di dalam organisasi. Dijelaskan bahwa setiap individu dalam organisasi memiliki karakteristik yang khas, beberapa diantaranya yaitu nilai, sikap dan kepuasan kerja, kepribadian dan emosi, persepsi dan pengambilan keputusan individual, dan motivasi. Sementara itu Owen 1995 mengidentifikasi beberapa karakteristik individual yang diduga mempengaruhi perilaku individu dalam organisasi, yaitu: motif, tujuan, nilai, kebutuhan, berpikir, pemahaman terhadap tugas, dan perasaan. Individu dalam organisasi memiliki tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan oleh organisasi. Namun demikian keberhasilan individu dalam organisasi sangat berkaitan dengan kerja dalam kelompok, sehingga individu-individu jarang bekerja terpisah dari pekerja lain dalam organisasi. Oleh karena itu keberhasilan individu dalam organisasi harus memperhatikan keefektivan kelompok dalam organisasi. Kelompok merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung serta saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. Kelompok dapat bersifat formal dan informal. Kelompok formal yaitu kelompok yang ditetapkan oleh struktur organisasi dengan penugasan kerja yang ditunjuk untuk menjalankan tugas. Dalam kelompok formal, perilaku yang seharusnya ditunjukkan dalam kelompok ditentukan oleh dan diarahkan untuk tujuan organisasi. Kelompok informal yaitu persekutuan yang tidak terstruktur secara formal dan tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok informal terbentuk secara alamiah dalam suasana kerja yang muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial. Robin 2003 merinci kelompok formal menjadi kelompok komando dan kelompok tugas, sedangkan yang termasuk dalam kelompok informal yaitu kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan. Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok ini terdiri atas individu-individu yang melapor langsung kepada pimpinan tertentu. Kelompok tugas, juga ditetapkan secara organisasi, mewakili individu- individu yang bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan. Kelompok tugas dapat melintasi hubungan komando, atau dengan kata lain tapal batas kelompok tugas tidak terbatas pada atasan hierarki langsung. Kelompok komando juga kelompok tugas, namun karena kelompok tugas dapat memotong lintas organisasi, maka belum tentuk kelompok tugas merupakan kelompok komando. Kelompok kepentingan merupakan persekutuan individu yang berafiliasi untuk mencapai sasaran tertentu. Sementara itu kelompok persahabatan merupakan persekutuan individu yang memiliki karakteristik sama. Tingkat keefektivan kelompok adalah tergantung pada kontribusi dari seluruh anggota kelompok. Dengan kata lain tingkat kontribusi individu dalam kelompok berpengaruh terhadap keefektivan kelompok dalam mencapai tujuan. Organisasi merupakan kumpulan dari individu yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan seperti itu suatu organisasi harus memiliki struktur tertentu yang berisi tentang penetapan tugas pekerjaan, pengelompokan pekerjaan dan personal, dan koordinasi antar kelompok. Dalam menetapkan struktur organisasi itu, Robin 2003 mengklasifikasi enam unsur pokok, yaitu: spesialisasi pekerjaan, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, dan formalisasi. Spesialisasi berkaitan dengan pembagian tenaga kerja yang sesuai dengan bidang keahlian, dan memberikan batas-batas tugas dalam tingkatan hierarki tertentu. Departementalisasi berkaitan dengan pengelompokan pekerjaan, yakni pengelompokan pekerjaan sesuai dengan fungsi masing-masing. Rantai komando berkaitan dengan wewenang yang terentang dari puncak organisasi sampai ke bawah dan memperjelas siapa melapor kepada siapa. Dengan demikian organisasi yang memiliki struktur tugas dan wewenang yang jelas pada akhirnya organisasi itu akan efektif dalam mencapai tujuan. Namun demikian keefektivan itu juga sebagian besar tergantung pada fungsi dan keefektivan individu dan kelompok dalam melaksanakan tugasnya. Di dalam organisasi SKB terdapat tiga kelompok jabatan yang bertanggung jawab atas keberlangsungan program PLS, yaitu: seorang Kepala, Tata Usaha dan Pamong Belajar. Kepala merupakan pimpinan dan sekaligus manajer lembaga SKB dan program-program PLS yang diselenggarakan di SKB. Dalam menjalankan tugasnya kepala SKB memiliki beberapa fungsi, yaitu: pendidik, manajer, administratur, penyelia, inovator, pemimpin, motivator, dan wirausahawan. Tata usaha merupakan kelompok jabatan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi. Pamong belajar merupakan kelompok jabatan yang bertugas melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan model dan pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan program Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga. Ketiga kelompok jabatan tersebut meskipun memiliki tugas dan tanggung jawab berbeda, namun tugas dan tanggung jawab masing-masing kelompok adalah bersinergi sehingga menjadi satu kesatuan sistem pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan lembaga SKB.

c. Model Penyelenggaraan Kursus di SKB