Proses Pengorganisasian Kursus Keterampilan dengan Penerapan Pro-sedur

kerja pada identifikasi kebutuhan belajar. Pengurangan rinican kerja ini karena terdapat beberapa rinican kerja yang sebenarnya dapat dilakukan dalam sekali kegiatan di lapangan yakni rincian kerja tentang laporan dan penyampaian laporan kepada pimpinan. Sedangkan dokumen kerja yang dapat dikumpulkan sebanyak 9 jenis yang terdiri dari dokumen prosedur mutu pembentukan tim pelaksana 2 dokumen, prosedur mutu identifikasi kebutuhan 4 dokumen dan penyusun kurikulum dan bahan ajar 3 dokumen.

b. Proses Pengorganisasian Kursus Keterampilan dengan Penerapan Pro-sedur

Mutu Pengadaan Fasilitas, Prosedur Mutu Rekrutmen Calon Sumber Belajar dan Calon Warga Belajar, serta Prosedur Mutu Koordinasi dan Orientasi. Proses pengorganisasian dilakukan dengan cara: pertama: melakukan rekrutmen calon sumber belajar dan calon warga belajar, langkah kedua pe-ngadaan fasilitas belajar dan langkah ketiga melakukan koordinasi dan orientasi kepada seluruh pihak yang terlibat. Tujuan pengorganisiasian ini adalah untuk menetapkan calon sumber belajar, warga belajar, menggalang fasilitas belajar dan melakukan koordinasi dan oientasi agar masing-masing pihak mengetahui dan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Proses pengorganisiasian tersebut menurut Saragih 1982:71 peng- organisasian merupakan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat tugas, tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendapat tersebut diperkuat oleh Uber Silalahi 2002:197 bahwa pengorganisasian merupakan proses penetapan pekerjaan-pekerjaan esensial untuk dikerjakan, pengelompokan pekerjaan, pendistribusian otoritas, dan pengintegrasian semua tugas-tugas dan sumber-sumber untuk men-capai tujuan secara efektif dan efisien indikator dari poses ini. Dalam peng-organisasian pengelolaan kursus keterampilan berbasis life skill dengan penerapan prosedur mutu di Sanggar Kegiatan Belajar ini terwujud dalam pelaksanaan pengorganisasian fasilitas, tugas dan fungsi masing-masing pihak yang terlibat sesuai kegiatan orientasi dan koordinasi. Proses penerapan prosedur mutu pengorganisasian ini dinilai penting dan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan. Ada 4 hal yang melatar- belakangi pentingnya pengorganisasian ini, yakni: 1 pengorganisasian yang dilaksanakan dapat membentuk proses pelaksanaan yang harmonis karena adanya pembagian tugas dan tanggung jawab diantara pelaksana yang terlibat yakni tim pelaksana, mitra kerja, warga belajar dan sumber belajar, 2 pengorganisasian yang dilaksanakan dapat menciptakan keterpaduan kerja, tranparansi dan kerjasama yang baik, 3 pengorganisasian yang dilaksanakan dapat menggalang dukungan potensi dan sumber-sumber lain dari berbagai pihak dalam melaksanakan kegiatan, dan 4 pengorganisasian yang dilaksanakan mampu mengurangi konflik dan ketidak efisiensi dalam melaksanakan kegiatan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa sumber pada tanggal 9 Desember 2007 sebagai berikut: Kepala Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang, Supandi menjelaskan bahwa: “ Pada saat kita melakukan penggalian fasilitas, rekrutmen warga dan sumber serta melakukan orientasi dan koordinasi merupakan proses yang sangat penting dalam menyelaraskan berbagai tugas- tugas dengan dukungan berbagai pihak, pada saat orientasi dan koordinasi dilaksanakan jelas bentuk dukungan dan tugas serta tanggung jawab dari masing-masing pihak, sehingga tim pelaksana dengan mitra kerja merupakan tim yang tangguh dan siap melaksanakan kursus keterampilan ini, dan ini merupakan jaminan kelancaran dan keberhasilan pencapaian tujuan”. Pendapat senada dari Hakim Rosiawan selaku sumber belajar kursus keterampilan teknisi Handphone sebagai berikut: “ sesuai tugas dan tanggung jawab saya adalah melatih dan memberikan bimbingan kepada warga belajar, namun karena pendekatan dan pola keterbukaan serta keterlibatan saya sejak awal diajak merintis program ini, maka saya juga memberikan dukungan fasilitas alat untuk praktek agar pelaksana tidak membelanjakan dana untuk memenuhi alat praktek, hal ini saya lakukan agar pelaksanaan tidak membebani warga dan irit” Bambang Witjaksono, sebagai anggota tim pelaksana memberi masukan yang berharga berkaitan dengan pengorganisasian ini, yakni: “ Proses pengorganisasian ini mampu menggalang dukungan fasilitas dari para mitra dan masing-masing yang terlibat dapat memposisikan diri sesuai tugasnya. Pada saat koordinasi dan orientasi yang dilaksanakan tergambar jelas dukungan yang diberikan dan itu merupakan bentuk kerjasama yang baik untuk mensukseskan pelaksanaan kursus” Masukan-masukan dari para pelaku pelaksanaan program tersebut memberikan gambaran bahwa proses pengorganisasian ini memberikan dasar penggalangan dukungan dan pembagian tanggung jawab dalam upaya menciptakan tim yang tangguh dan siap untuk mencapai tujuan. Proses pengorganisasian yang dilakukan oleh Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang dalam bentuk penerapan 3 prosedur mutu dengan 25 rincian kerja, yakni: 1 9 rincian kerja pengadaan fasilitas pembelajaran, 2 6 rincian kerja rekrutmen calon warga belajar dan calon sumber belajar, dan 3 10 rincian kerja orientasi dan koordinasi. Setelah dilakukan ujicoba lapangan terdapat pe-rubahan menjadi 22 rincian kerja. Prosedur mutu yang bertambah 1 rincian kerja yakni pengadaan fasilitas sedangkan yang berkurang adalah rincian kerja pada orientasi dan koordinasi. Pengurangan rinican kerja ini karena terdapat beberapa rinican kerja yang sebenarnya dapat dilakukan dalam sekali kegiatan di lapangan yakni rincian kerja tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing petugas pelaksana. Sedangkan dokumen kerja yang dapat dikumpulkan sebanyak 10 jenis yang terdiri dari dokumen prosedur mutu rekrutmen calon sumber dan warga belajar 3 dokumen, prosedur mutu pengadaan fasilitas belajar 4 dokumen dan dokumen mutu prosedur mutu orientasi dan koordinasi 3 dokumen.

c. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Kursus Keterampilan dengan Penera-pan