dan program-program PLS yang diselenggarakan di SKB. Dalam menjalankan tugasnya kepala SKB memiliki beberapa fungsi, yaitu: pendidik, manajer,
administratur, penyelia, inovator, pemimpin, motivator, dan wirausahawan. Tata usaha merupakan kelompok jabatan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas-tugas administrasi. Pamong belajar merupakan kelompok jabatan yang bertugas melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan model dan
pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan program Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga. Ketiga
kelompok jabatan tersebut meskipun memiliki tugas dan tanggung jawab berbeda, namun tugas dan tanggung jawab masing-masing kelompok adalah bersinergi
sehingga menjadi satu kesatuan sistem pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan lembaga SKB.
c. Model Penyelenggaraan Kursus di SKB
Kursus keterampilan merupakan salah satu program PLS yang paling banyak diselenggarakan oleh SKB. Setidak-tidaknya ada empat alasan SKB lebih senang
menyelenggarakan program kursus dibanding program PLS lain. Keempat alasan yang dimaksud yaitu: 1 kursus dianggap mudah pengelolaannya dibanding program PLS
lainnya seperti program keaksaraan dan program kesetaraan; 2 program kursus cukup banyak peminatnya, sehingga tidak sulit untuk melakukan sosialisasi dan
rekrutmen peserta didik; 3 program kursus tidak membutuhkan beaya yang banyak tetapi justru dapat mendatangkan dana dari peserta didik, dan 4 penyelenggaraan
program kursus dapat bertahan cukup lama dibanding program lain karena dianggap sesuai dengan kebutuhan dan kemauan masyarakat.
Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda BPPLSP Regional III tahun 2005 mencatat bahwa Sanggar Kegiatan Belajar se Jawa Tengah
sudah menyelenggarakan berbagai jenis kursus. Beberapa jenis kursus yang dimaksud
di antaranya: 1 29 Sanggar Kegiatan Belajar menyelenggarakan kursus menjahit;
2 12 Sanggar Kegiatan Belajar menyelenggarakan kursus garment; 3 6 Sanggar Kegiatan Belajar menyelenggarakan kursus komputer; 4 2 Sanggar Kegiatan
Belajar menyelenggarakan kursus elektronika; 5 7 Sanggar Kegiatan Belajar menyelenggarakan kursus rias pengantin; 6 5 Sanggar Kegiatan Belajar
menyelenggarakan kursus bahasa Inggris; 7 3 Sanggar Kegiatan Belajar menyelenggarakan kursus otomotif, dan 8 3 Sanggar Kegiatan Belajar
menyelenggarakan kursus akuntansi. Penyelenggaraan kursus keterampilan di Sanggar Kegiatan Belajar dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Pola Penyelenggaraan Kursus di Sanggar Kegiatan Belajar
Kesiapan : •
Sarana – prasarana
kursus •
Sumber belajar
• Kurikulum,
bahan dan metode
belajar
Promosi dan rekrutmen
peserta didik
Proses belajar
teori dan praktek
Evaluasi hasil
belajar Lulus
diberi SKL
pengorganisasian pelaksanaan
Pola penyelenggaraan kursus sebagaimana tersaji di dalam gambar 2.1 dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
Pertama, Sanggar Kegiatan Belajar yang akan menyelenggarakan program kursus keterampilan menyiapkan seluruh peralatan, bahan praktek, tempat, sumber
belajar, kurikulum keterampilan, bahan belajar dan alat evaluasi. Semua perangkat tersebut bersifat “instan” artinya kurikulum dan bahan belajar tidak merupakan hasil
penyusunan atau pengembangan dari hasil identifikasi kebutuhan belajar, namun kurikulum dan bahan belajar sepenuhnya dari Direktorat Pendidikan Masyarakat.
Kedua, Sanggar Kegiatan Belajar melakukan sosialisasipromosi dengan berbagai cara, bisanya menggunakan brosur yang disebarkan ke berbagai desa. Bagi
warga masyarakat yang tertarik dapat langsung mendaftarkan diri ke Sanggar Kegiatan Belajar dan langsung diterima sebagai peserta didik kursus.
Ketiga, proses pelayanan pembelajaran dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan bidang keterampilan yang diikuti dan biasanya porsi teori lebih sedikit jika
dibanding dengan porsi praktek hanya berkaitan dengan materi keterampilan saja, sedangkan kecakapan personal dan sosial tidak ada.
Keempat, evaluasi hasil belajar dilakukan dengan mengikutsertakan peserta didik dalam ujian nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Luar Sekolah, tidak ada usaha secara mandiri untuk melakukan evaluasi sendiri. Kelima, warga belajar yang lulus ujian nasional diberi izasah nasional dan
yang belum lulus diberi kesempatan untuk belajar kembali.
Pola penyelenggaraan kursus di Sanggar Kegiatan Belajar tersebut banyak kelemahannya, dilihat dari perencanaan, pembelajaran dan evaluasi. Kelemahan
tersebut di antaranya adalah: 1 penyelenggaraan program kursus tidak didahului dengan need assesment kepada user atau kebutuhan lapangan kerja. Dengan tidak
dilakukan need assesment kepada user tersebut maka lulusan kursus akan sulit diserap lapangan kerja, karena kurikulum, bahan, dan metode balajarnya tidak relevan dengan
kebutuhan pasar kerja; 3 karena kurikulumnya tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja maka akan berpengaruh pada proses dan strategi pembelajaran serta sistem dan
pelaksana evaluasi, dan c masih banyak dijumpai peralatan belajar yang terbatas dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi.
B. Life Skill