” peserta didik saya banyak yang mandiri, dan saya pernah meninjau usaha mereka modelnya mereka bekerjasama dengan konveksi dan mengambil order
untuk dikerjakan di rumah, ternyata berhasil ” S3
h. Apa hambatan selama ini yang dirasakan oleh SKB surakarta dalam
menyelenggarakan kursus dan apa solusi yang sudah dilakukan? ” hambatanya cukup banyak diantaranya perlatan terbatas, sudah ketinggalan
jaman, ruangan terbatas, persaingan ketat, ” G5 ” kalau masalah internal SDM ya tidak memiliki sertifikat sumber belajar
sehingga kurang memperoleh kepercayaan, selain itu banyak pengelola kursus di SKB ini kurang peduli dengan dokumen kerja sehingga sulit
mengadministrasikan bukti-bukti pelaksanaan, nah ini kalau di audit dalam rangka sertifikasi kelembagaan pasti jelek” W10
” alat pendukung praktek ini bagi saya penting, karena sudah ketinggalan jaman mesin jahitnya dan peralatan lainnya terbatas sehingga proses
pembelajaran dan praktek menjadi kurang bermutu, pada kesempatan ini saya minta bapak pimpinan mencarikan solusinya” S4
” saya berupaya mengajukan anggaran tetapi tidak memperoleh dukungan, selain itu juga bagaimana agar lulusan ini memiliki sertifikasi tetapi juga
terbentur beaya, justru yang perlu ditingkatkan sekarang adalah proses kerja yang sistimastis dan kompetensi pendidik harus ditingkatkan” W11
2. Hasil wawancara khusus dengan pengelola kursus menjahit
a. Apakah saudara menjadi pengelola memiliki SK dan sudah berpengalaman
sebelumnya ? ” Surat tugas pimpinan saja untuk melaksanakan kursus sendirian,
pengalaman sebelumnya tidak punya, ya berdasarkan feeling saja”
b. Apakah saudara melakukan kajian atau identifikasi kebutuhan ?
” Nggak ada kajian hanya sesekali mengamati tempat lain atau studi banding saja, kalau identifikasi ya pernah, dulu sebelum membuka kursus hanya sekali
saja”.
c. Apakah warga belajar membayar, kalau yang komponen apa saja yang perlu
dibeayai ? ” ya mereka membayar untuk beaya bayar sumber belajar, alat praktek, beaya
ujian dan administrasi, beayanya berkisar antara Rp 150.000 untuk tk dasar,
Rp 250.000 untuk terampil dan Rp 400.000 untuk mahir, dan beaya itu bisa diangsur selama 3 kali”.
d. Sampai saat ini sudah berapa banyak warga belajar yang saudara layani ?
” sudah banyak, tapi maaf datanya sudah banyak yang hilang karena terlalu lama, yang jelas setiap kelas 15 orang dan dilaksanakan selama 4bulan,
mereka masuk 2 kali seminggu”
e. Ada berapa warga belajar yang sudah memiliki surat keterangan lulus, bekerja
atau berusaha ? ” yang diberi surat keterangan lulus sudah banyak ya maaf data kami terbatas
jadi tidak dapat menyebutkan mereka tidak memiliki dokumen kerja, yang bekerja dan berusaha tidak dilakukan pendataan, sangat sulit”.
f. Administrasi apa saja yang saudara kerjakan ? peneliti melihat buku-buku
administrasi ” buku administrasi ya seadanya sambil menunjuk catatan dua buku yakni
buku keuangan dan absensi saja, yang lain dikerjakan oleh sumber belajar”
3.
Rekaman wawancara dengan sumber belajar kursus menjahit di SKB Surakarta
a. Kurikulum yang digunakan dari mana dan bagaimana bahan belajarnya dan
peralatan yang dimiliki ? ”kurikulum dari Ditjen PLS, saya nggak berani menambah atau mengurangi,
sedang bahan belajar membeli dari toko, alatnya menggunakan mesin jahit biasa tahun 1990, kuno tapi masih bagus, mesin obras dan meubeler
pelengkap, sebagian pinjam dan sebagian milik sendiri”.
b. Apakah kurikulumnya mengacu pada life skill
” ya kurikulum dari pusat sebagian besar praktek menjahit, membuat pola, menjahit pakaian, sedangkan teori hanya 10 , materi lainnya tidak ada, hal
ini mengacu pada ujian nasional”.
c. Berapa kali warga belajar masuk kursus ?
” setiap kelas 15 orang dan dilaksanakan selama 4 bulan, mereka masuk 2 kali seminggu, bagi yang mau menambah waktu boleh asalkan tidak
menganggu warga yang lain”.
d. Bagaimana proses pembelajarannya ?
” belajarnya teori dulu tentang mengukur dan membuat pola, lalu latihan menjalankan mesib jahit lalu praktek, bagi yang sudah 4 bulan kursus
dilakukan ujian lokal dulu baru ikut nasional”.
e. Siapa yang melakukan evaluasi dan bagaimana bentuk evaluasinya ?
” Ujian dilakukan oleh saya sendiri selaku nara sumber, soal saya buat sendiri dan bentuknya adalah mengamati hasil jahitan warga belajar, kalau halus dan
sudah bagus ya dianggap lulus”.
B. Hasil wawancara di SKB Kabupaten Semarang .