Latar Belakang Disain Draft Model Konseptual pengelolaan kursus keterampilan berbasis

lapangan di salah satu Sanggar Kegiatan Belajar. Tujuan dari validasi konseptual dan operasional ini adalah untuk memperoleh model prosedur mutu yang telah teruji secara konseptual dan lapangan.

1. Disain Draft Model Konseptual pengelolaan kursus keterampilan berbasis

Life skill dengan penerapan prosedur mutu. Draft model konseptual ini bersumber dari hasil studi pendahuluan di lima Sanggar Kegiatan Belajar. Berbagai kelemahan dan kekuatan dalam pengelolaan kursus keterampilan berbasis life skill di Sanggar Kegiatan Belajar dijadikan dasar merancang prosedur mutu sebagai acuan langkah-langkah yang sistematis dalam pengelolaan kursus. Desain draft model konseptual ini dapat dipergunakan untuk berbagai macam jenis kursus keterampilan.

a. Latar Belakang

Kursus merupakan program Pendidikan Luar Sekolah yang dinilai sangat flexible dan marketable. Flexible, karena kursus dapat diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, dan marketable karena lulusan dapat langsung memperoleh pekerjaan di sektor industri atau perusahaan, dan dapat pula melakukan usaha mandiri. Program kursus merupakan suatu proses pengembangan individual yang bersifat mendesak karena adanya kebutuhan sekarang. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat mendesak tersebut, program dan metode pembelajaran yang diterapkan dapat terus dikembangkan agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pasar. Kebutuhan pasar kerja terhadap lulusan kursus dewasa ini adalah bukan sekedar memiliki keterampilan vocational skill, tetapi juga kepribadian personal skill, kemampuan bersosialisasi social skill dan kemampuan berfikir rasional academic skill. Sehubungan dengan itu, hasil penelitian Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Regional III Jateng tahun 2005 menunjukkan bahwa beberapa perusahaan dan lembaga penguna lulusan kursus garment users dalam menerima karyawan menerapkan ujian tentang kepribadian personal skills, kemampuan sosial sosial skills, dan ketenagakerjaan academic skills serta ujian praktek keterampilan vocational skills. Oleh karena itu penyelenggara kursus perlu mengubah strategi penyelenggaraan dari yang bersifat pasif, yakni menyelenggarakan pembelajaran bersifat instan dan terpaku pada pedoman penyelenggaraan kursus yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat, menjadi aktif, yakni mengembangkan program pembelajaran berdasarkan hasil analisis kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri daerah setempat. Makna pengembangan tersebut akan tampak apabila penyelenggara kursus termasuk di dalamnya Sanggar Kegiatan Belajar mampu melakukan identifikasi kebutuhan kepada pengguna lulusan, mengembangkan kurikulum pembelajaran berdasarkan pada analisis kebutuhan, metode pembelajaran, dan menyelenggarakan evaluasi hasil belajar dengan melibatkan pengguna lulusan.

b. Tujuan Pengelolaan Kursus Keterampilan Berbasis Life skill