Proses Pengorganisasian Kursus Proses Pelaksanaan Kursus

yang mengikuti kursus dalam satu kelas, dengan harapan satu warga belajar dapat menggunakan satu mesin jahit.

2. Proses Pengorganisasian Kursus

Pembentukan pengelola kursus menjahit tidak didasarkan pada kemampuan, melainkan lebih pada kebersediaan Pamong Belajar sebagai calon tutor dengan persyaratan memiliki keterampilan menjahit. Kepala Sanggar Kegiatan Belajar sebagai pemegang kepemimpinan lembaga di samping menjadi penanggung jawab program kursus menjahit, juga menjadi penanggung jawab berbagai jenis kursus lainnya. Sementara itu Pamong Belajar yang dipandang memiliki keterampilan menjahit, meskipun tidak memiliki sertifikat menjahit, langsung diberi tugas menjadi membantu pendidik dalam menyelenggarakan pembelajaran. Pendidik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya tidak disertai dengan surat tugas atau surat kedinasan lainnya, dan tidak diberikan pertelaan tugas job discription yang harus dijalankan. Mereka diberi tugas menyelenggarakan pembelajaran, namun tidak diwajibkan membuat perencanaan pembelajaran. Di samping itu bersama-sama dengan staf administrasi, mereka juga diwajibkan melaksanakan kegiatan administrasi kursus. Untuk menyelenggarakan administrasi kursus, Sanggar Kegiatan Belajar memberi tugas seorang staf administrasi dengan dibantu oleh Pamong Belajar. Tugas staf administrasi ini tidak hanya menyelenggarakan administrasi kursus menjahit, melainkan juga administrasi kursus lainnya. Pendeknya, tugas staf administrasi mencakup semua kegiatan administrasi yang diselenggarakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar . Warga belajar yang mengikuti kursus dibagi ke dalam kursus tingkat dasar, kecuali mereka yang telah lulus program kursus tingkat dasar atau telah memiliki sertifikat kursus tingkat dasar, langsung dapat mengikuti program kursus tingkat terampil. Demikian pula untuk tingkat mahir, warga belajar harus telah memiliki sertifikat kursus menjahit tingkat terampil.

3. Proses Pelaksanaan Kursus

Pelaksanaan program kursus diawali dengan proses sosialisasi kepada warga masyarakat. Sosialisasi program kursus dilaksanakan dengan memanfaatkan media Radio Pop dan Radio Mrapen Abadi lewat acara pilihan pendengar pilpen dimana sumber belajar dan warga belajar saling request dan kirim lagu. Program ”pilihan pendengar” ini sengaja dipilih karena biayanya murah dan terjangkau oleh Sanggar Kegiatan Belajar, sedangkan untuk acara iklan khusus di radio biayanya dipandang mahal dan Sanggar Kegiatan Belajar belum mampu membiayainya. Di samping media radio, proses sosialisasi juga melalui spanduk, brosur, dari mulut ke mulut dan bekerja sama dengan kantor pemberdayaan masyarakat. Proses rekrutmen warga belajar dilaksanakan tanpa melalui proses seleksi kemampuan. Sebaliknya, seleksi dilakukan berdasarkan pada persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon warga belajar. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu: 1 pendidikan: lancar membaca, menulis, dan berhitung; 2 menyerahkan photo diri ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar; 3 membayar uang pendaftaran sebesar Rp 5.000,-, biaya kursus Rp 20.000,- setiap bulan bagi pelajar dan Rp 35.000,- setiap bulan untuk umum; 4 menyerahkan photo copy akta kelahiran atau surat kenal lahir, dan 5 menyerahkan ijazah terakhir, bagi yang memiliki. Dana yang berasal dari warga belajar dipergunakan untuk insentif sumber belajar, perawatan fasilitas, bahan-bahan kursus, ujian dan sertifikat. Program kursus menjahit dilaksanakan dalam bentuk paket belajar, yaitu paket belajar tingkat dasar, terampil, dan mahir. Setiap paket program diselenggarakan selama 75 sampai dengan 100 jam, atau 3 sampai dengan 4 bulan, dengan alokasi waktu pembelajaran tatap muka 3 kali dalam satu minggu, dan setiap pertemuan tatap muka berlangsung selama 2 sampai 3 jam, dengan jam efektif selama 45 menit setiap satu jam pembelajaran. Pembelajaran diselenggarakan dalam bentuk pembelajaran teori sebanyak 10, dan 90 lainnya pembelajaran praktik. Materi pembelajaran yang diajarkan lebih terfokus pada keterampilan teknis menjahit. Sementara itu materi pembelajaran lain yang bersifat menunjang kemampuan berwirausaha dan bekerja di sektor industri, seperti kemampuan kepribadian, perundang-undangan, kewirausahaan dan keterampilan sosial tidak diajarkan. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan orientasi dengan topik proses belajar, pembagian kelompok kelas dan tanggung jawab warga belajar. Proses pembelajaran selanjutnya berupa penyajian teori menjahit dan mengubah model, latihan menjahit, kemudian dilanjutkan dengan praktik mengidentifikasi kerusakan dan perbaikan mesin. Proses evaluasi pembelajaran tidak dilaksanakan dalam bentuk evaluasi harian atau mingguan, melainkan ketika warga belajar melaksanakan praktik pembuatan pakaian tertentu. Hasil evaluasi pembelajaran praktik ini dijadikan sebagai dasar untuk kegiatan refleksi, sehingga warga belajar mengetahui kesalahannya sendiri dan mecari alternatif perbaikan.

4. Proses Penilaian dan Pembinaan Kursus