1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen memenuhi syarat validitas berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur Sugiyono, 1994. Hal yang sama
dikemukakan oleh Moore 1983:221 sebagai berikut: “validity indicates whether a test measures what it say it measures”. Instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat Arikunto, 1998. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah ketepatan suatu
alat ukur dalam mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat dan benar. Dalam
metodologi penelitian terdapat banyak jenis pengujian validitas
instrumen penelitian, yaitu: a face validity, b criterion validity, c content validity, d construct validity, Moore, 1983; Djamaludin Ancok, 1995; Muhammad Ali,
1993; Bambang Suwarno, 1987. Masing-masing penggunaannya sangat bergantung pada tujuan dan sifat variabel itu sendiri.
Validitas permukaan lebih banyak menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang masuk akal, yaitu suatu instrumen yang dibuat benar-benar mengukur perilaku
yang memang diasumsikan sebelumnya, validitas rupa hanya menunjukkan bahwa dari segi ‘rupanya’ suatu alat pengukur tampaknya mengukur apa yang ingin diukur.
Validitas kriteria juga sering disebut dengan nama lain misalnya validitas sekarang atau validitas prediksi, validitas prediktif adalah apabila alat pengukur yang dibuat
dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang berdasarkan data yang ada sekarang. Validitas isi adalah derajat alat pengukuran yang menggambarkan
esensi, topik-topik dan ruang lingkup yang akan diukur dan mewakili semua aspek
yang dianggap kerangka konsep. Validitas konstruk menitikberatkan perhatian pada teorikonstruk-konstruk teoritis atau konsep. Validitas eksternal adalah validitas yang
diperoleh dengan cara mengkorelasikan alat pengukur baru dengan tolak ukur eksternal, yang berupa alat ukur yang sudah valid. Masing-masing penggunaannya
sangat bergantung pada tujuan dan sifat variabel itu sendiri. Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi: prestasi belajar warga belajar,
kemampuan pengelola kursus, dan kepuasan pelanggan. Ketiga variabel tersebut untuk mengukur keefektifan model yang dikembangkan. Karena itu terhadap variabel tersebut
dilakukan uji validitas konstruk. Dalam construct validity mencakup validitas logis dan empirik, maka Loevinger dalam Ary 1982 menegaskan bahwa dalam validitas
konstruk mencakup jenis validitas-validitas lainnya. Sedangkan Arikunto 1998:219 menjelaskan bahwa, ada dua jenis validitas yaitu validitas logis dan validitas empiris.
Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas logis apabila aspek instrumen tersebut secara analisis akal sudah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan. Instrumen
yang sudah sesuai dengan isi dikatakan sudah memiliki validitas isi, sedangkan instrumen yang sudah sesuai dengan aspek yang diukur dikatakan sudah memiliki
validitas konstruksi. Untuk memperoleh instrumen yang memiliki validitas logis baik validitas isi maupun validitas konstruksi peneliti dapat merencanakannya pada waktu
instrumen akan disusun yaitu dengan cara membuat kisi-kisi yang memuat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan nomor butir pertanyaan atau
pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator-indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
Untuk menguji validitas setiap butir butir pertanyaan atau pernyataan dilakukan dengan analisis butir dengan cara menghitung korelasi antara setiap skor
butir instrumen dengan skor total Sugiyono, 1994:101. Adapun rumus statistik yang digunakan adalah korelasi Product Moment Karl Pearson sebagai berikut:
{ } {
}
2 2
2 2
xy
Y Y
N X
- X
N Y
X -
XY N
r Σ
− Σ
Σ Σ
Σ Σ
Σ =
Keterangan: r
xy
= koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total ∑XY = jumlah skor X dan skor Y
∑X = jumlah skor per butir yang diperoleh oleh seluruh subjek uji coba ∑Y = jumlah skor seluruh butir yang diperoleh subjek uji coba
∑X
2
= jumlah kuadrat skor X ∑Y
2
= jumlah kuadrat skor Y N = jumlah sampel
Uji validitas instrumen penelitian dilakukan terhadap anggota populasi di luar sampel penelitian. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono 1994 bahwa, ujicoba
instrumen dapat dilakukan pada anggota populasi yang mempunyai karakteristik hampir sama dengan sampel penelitian. Lebih lanjut ditegaskan bahwa jumlah yang
digunakan sebagai anggota sampel sekitar 30 orang. Hal yang sama dikemukakan oleh Arikunto, 1998: 161 sebagai berikut: “Untuk menguji validitas instrumen, peneliti
mencobakan instrumen pada sasaran dalam penelitian”. Dengan demikian, ujicoba instrumen dapat dilakukan terhadap anggota populasi maupun sasaran penelitian
dengan tujuan untuk mengetahui kesahihan suatu instrumen sehingga dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti.
Hasil uji coba menggunakan teknik analisis korelasi bivariate dengan bantuan perangkat lunak software SPSS Versi 11.5 pada program MS Windows XP
Professional Edition periksa lampiran, dapat dirangkum sebagai berikut.
Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel Subvariabe
l Jml
butir Valid
Tdk Valid
Kemampuan Tim Pengelola
Pemahaman 8
5 3 3,5, dan 7
Perencanaa n
15 11 4
3,9,12,14 Pelaksanaa
n 14 11
3 2,7,12
Pengendalia n
16 11 5
4,6,9,10,14 Kecakapan Life
Skill Warga Belajar
Personal 21 19
2 9,19
Sosial 13 11
2 4,7
Akademik 12
10 2 3, 8
Vokasional 26 25 1
25 Kepuasan
Pengguna Lulusan
Personal 9 7 2
6,8 Sosial 7
4 3
3,4,7 Akademik 7 4
3 1,4,6
Vokasional 10 8 2
1,8 Butir angket yang tidak valid tidak digantidibuang karena sudah terwakili
butir angket lainnya yang dinyatakan valid. Sebelum dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian, butir-butir yang valid pada setiap variabel dilanjutkan
uji reliabilitasnya.
2. Uji Reliabilitas Instrumen