Pengertian Life Skill Life Skill

Pola penyelenggaraan kursus di Sanggar Kegiatan Belajar tersebut banyak kelemahannya, dilihat dari perencanaan, pembelajaran dan evaluasi. Kelemahan tersebut di antaranya adalah: 1 penyelenggaraan program kursus tidak didahului dengan need assesment kepada user atau kebutuhan lapangan kerja. Dengan tidak dilakukan need assesment kepada user tersebut maka lulusan kursus akan sulit diserap lapangan kerja, karena kurikulum, bahan, dan metode balajarnya tidak relevan dengan kebutuhan pasar kerja; 3 karena kurikulumnya tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja maka akan berpengaruh pada proses dan strategi pembelajaran serta sistem dan pelaksana evaluasi, dan c masih banyak dijumpai peralatan belajar yang terbatas dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi.

B. Life Skill

1. Pengertian Life Skill

Banyak pengertian tentang pendidikan kecakapan hidup life skill yang dikemukakan oleh para pakar maupun badanlembaga yang memiliki otoritas di bidang pendidikan, pelatihan dan kesehatan. Broling 1989: 18 mendefinisikan life skill sebagai interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri. Dawis 2000: 1 menyatakan bahwa life skill adalah “manual pribadi” bagi diri seseorang. Kecakapan ini membantu seseorang belajar bagaimana memelihara dirinya, tumbuh menjadi dirinya, bekerjasama secara baik dengan orang lain, membuat keputusan logis, melindungi dirinya sendiri dan mencapai tujuan di dalam kehidupannya. Tim Broad Based Education 2002: 7 menyatakan bahwa life skill atau kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga pada akhirnya mampu mengatasinya. Unesco 1993: 35 menegaskan bahwa kecakapan hidup life skill adalah berbagai keterampilankemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapai berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidup sehari-hari secara efektif. Unicef 2000: 33 mendefinisikan life skill atau pendidikan kecakapan hidup sebagai berikut: Arround the world, life skills-based education LSBE is being adopted as a means to empower young people in challenging situations. LSBE refers to an interactive process of teaching and learning wich enables learners to acquire knowledge and to develop attitudes and skills which support the adoption of healthy behaviors. Pernyataan di atas menandaskan bahwa di seluruh dunia ini, pendidikan berbasis kecakapan hidup diadopsi sebagai sebuah pemaknaan terhadap pemberdayaan generasi muda di dalam situasi menantang penuh tantangan, pendidikan berbasis kecakapan hidup menunjuk pada suatu proses belajar mengajar interaktif yang memungkinkan warga belajar mempelajari atau memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap dan keterampilan yang mendorong pengadopsian perilaku-perilaku sehat. Berdasarkan uraian beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa hakikat pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan nonformal adalah merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri. Dalam penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup menurut Jaques Dehlor 1996: 17 berprinsip dari empat pilar pendidikan, yaitu learning to know belajar untuk memperoleh pengetahuan, learning to do belajar untuk dapat berbuatmelakukan pekerjaan, learning to be belajar untuk dapat menjadikan dirinya menjadi orang yang berguna, dan learning to live together belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain. Learning to know yaitu belajar mengkombinasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh di lembaga pendidikan dengan dunia kerja, sehingga akan terjadi proses belajar sepanjang hayat life long learning. Learning to do yaitu belajar melakukan pekerjaan yang pada akhirnya individu akan akan memperoleh kompetensi yang memungkinkannya mampu bekerja di berbagai lingkungan kerja, dan bekerja di dalam tim kerja. Learning to be yaitu belajar untuk berlatih mandiri dan membuat keputusan secara bertanggung jawab dalam mencapai tujuan. Learning to live together yaitu belajar mengembangkan pemahaman terhadap orang lain dan kesejarahannya, tradisi dan nilai-nilai spiritual, dan, dengan dasar ini, menciptakan spirit baru yang, dengan dipandu oleh pengetahuan tentang interdependensi dan analisis risiko dan tantangan masa depan, akan mendorong seseorang mengelola konflik secara cerdas. Pendidikan kecakapan hidup life skill pada dasarnya merupakan suatu upaya pendidikan untuk meningkatkan kecakapan hidup setiap warga negara. Pe-ngertian kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.

2. Tujuan Pendidikan Life Skill