Diskusi Kelompok Terfokus Focus Group Discussion Putaran kedua.

Pelaksana untuk melakukan perbaikan mutu sesuai hasil diskusi Hasil analisis data penerapan teknik delphi tersebut di atas terdapat 16 indikator 15 yang belum memenuhi kriteria 75, sehingga langkah selanjutnya adalah melaksanakan Focus Group Discussion tahap kedua untuk membahas beberapa indikator yang ditolak dan menyelaraskan keterkaitan antara indikator- indikator dalam prosedur. Beberapa saran dan pendapat di luar instrumen sebagai bagian dari pernyataan responden dalam menilai prosedur tersebut diantaranya: 1 Perlu disusun berbagai format-format yang dibutuhkan di setiap tahap prosedur pengelolaan 2 Sebaiknya rapat-rapat tidak pada setiap langkah indikator prosedur tetapi dapat langsung sekali rapat menyangkut beberapa kegiatan 3 Satu surat tugas menyangkut beberapa aktifitas sehingga Tim Pelaksana tidak diawali membuat surat tugas sebelum melakukan aktifitas. Saran dan pendapat tersebut di atas memiliki makna yang positif sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan Focus Group Discussion tahap kedua sehingga keputusan yang diambil dalam Focus Group Discussion tahap kedua akan sangat cermat dan akurat.

c. Diskusi Kelompok Terfokus Focus Group Discussion Putaran kedua.

Tujuan Focus Group Discussion tahap kedua ini adalah: 1 membahas beberapa indikator yang belum memenuhi kriteria pada analisis delphi, dan 2 memperoleh kesepakatan akhir tentang indikator-indikator prosedur Rincian kerja serta masukan perbaikan prosedur. Dengan telah dilakukannya Focus Group Discussion putaran kedua maka konsep model pengelolaan kursus keterampilan berbasis life skill di Sanggar Kegiatan Belajar sudah dianggap ”layak” untuk diujicoba di lapangan atau disebut model operasional. 1 Pelaksanaan Focus Group Discussion tahap kedua dilaksanakan pada tanggal 5 November 2006 yang diikuti oleh 16 orang yakni: 1 5 orang Kepala Sanggar Kegiatan Belajar Semarang, Magelang, Grobogan, Surakarta dan Sukoharjo, 2 , 5 orang Pamong Belajar Sanggar Kegiatan Belajar dan Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Regioanl III Jateng, 3 4 orang Staf Tata Usaha, 4 2 orang Manajer Kursus, 5 1 orang dari gripak Ungaran mewakili unit usaha, dan 6 1 orang dari expert konsultan ISO 9001-2000. Pemilihan peserta Focus Group Discussion tahap kedua ini didasarkan atas pengalamannya mengelola kursus dan pendidikan minimal S1. Proses pelaksanaan Focus Group Discussion putaran kedua ini adalah: 1 peneliti menjelaskan hasil Focus Group Discussion tahap pertama; 2 peneliti menjelaskan pelaksanaan dan analisis Delphi kepada semua peserta; 3 peneliti menjelaskan beberapa indikator yang belum memenuhi kriteria 75 pada analisis delphi; 4 peneliti meminta tanggapan dan kesepakatan peserta tentang indikator prosedur yang belum mencapai 75 tersebut untuk ditolak atau diterima dalam prosedur, dengan alasan-alasan tertentu, dan 5 peneliti meminta penilaian dan masukan expert dari ”Konsultan Manajemen Mutu” yaitu URS United Registrar System yang merupakan pakar bidang manajemen mutu ISO 9001-2000. 2 Analisis dan Refleksi Hasil Pelaksanaan Focus Group Discussion Putaran Kedua Berdasarkan hasil analisis Delphi dari 117 indikator dalam prosedur pengelolaan kursus berbasis life skill dengan penerapan prosedur mutu di Sanggar Kegiatan Belajar terdapat 16 indikator atau 15 yang belum memenuhi kriteria 75 ditolak dan yang telah mencapai atau lebih dari kriteria 75 sebanyak 101 indikator 85 atau diterima sebagai indikator dalam prosedur. Hasil pembahasan dalam Focus Group Discussion tahap ke dua telah dibahas hasil analisis delphi dan terdapat beberapa kesepakatan, sebagaimana tersaji di dalam tabel 4.41. Tabel 4.41. Hasil Kesepakatan dalam Focus Group Discussion Putaran Kedua No Tahap Indikator Yang Belum Mencapai Kriteria 75 Hasil Pembahasan Dalam Focus Group Discussion Alasan Peserta Focus Group Discussion Tahap Ke Dua 1 Pembentukan Tim Pelaksana Staf Tata Usaha membuatkan draft SK Tim Pelaksana Diterima atau diangkat kembali dalam prosedur Karena merupakan tugas pokok Tata Usaha dan agar memperjelas tugas dan tanggung jawab Pamong Belajar Tim Pelaksana membuat draft disain pelaksanaan program life skill Diterima atau diangkat kembali dalam prosedur Karena merupakan tugas teknis adalah tugas Pamong Belajar dan memberikan angka kredit bagi mereka 2 Pelaksanaan Identifikasi Kebutuhan Belajar Tim Pelaksana mengusulkan surat tugas untuk melakukan identifikasi Diterima atau diangkat kembali dalam prosedur Karena agar memberikan sebagian wewenang bagi Tim Pelaksana untuk mengelola tugas dan tanggung jawab Staf Tata Usaha membuat draft surat tugas dan mengusulkannya kepada Kepala Sanggar Kegiatan Belajar Diterima atau diangkat kembali dalam prosedur Karena merupakan tugas Tata Usaha sekaligus mengembangkan tanggung jawab dan kerjasama 3 Penyusunan Kurikulum dan Bahan Ajar Kepala Sanggar Kegiatan Belajar mempimpin langsung dalam penyusunan dan pembahasan kurikulum dan bahan ajar. Diterima atau diangkat kembali dalam prosedur Karena penyusunan kurikulum dan bahan ajar merupakan inti dari proses pelaksanaan program oleh sebab itu Kepala Sanggar Kegiatan Belajar harus memimpin dan mengendalikan langsung dalam proses penyusunannya 4 Koordinasi dan Orientasi Para mitra kerja menjelaskan pola dukungan Diterima atau diangkat kembali dalam prosedur Untuk memberikan semangat bagi warga belajar dan akan memberikan nilai tambah bagi proses pembelajaran 5 Pelaksanaan pembelajaran Kursus Tim Pelaksana bersama calon sumber belajar dan calon warga belajar menyusun jadual belajar, mitra dan users memberi masukan Diterima atau diangkat kembali dalam prosedur Karena dengan keikutsertaan mitra dan users dalam menentuan jadual akan mempermudah mitra dan users dalam menyiapkan dukungan sesuai rencana jadual pembelajaran Tim Pelaksana menyiapkan administrasi pembelajaran , sarana belajar, dan evaluasi program Diterima atau diangkat kembali dalam prosedur Karena semua instrumen pembelajaran menjadi tugas dan tanggung jawab Tim Pelaksana Tim Pelaksana membuat dokumen proses pembelajaran Diterima atau diangkat kembali dalam prosedur dengan catatan perubahan redaksional “ Tim Pelaksana bersama sumber belajar membuat dokumen proses pembelajaran” 6 Evaluasi Hasil Belajar Uji Kompetensi Tim Pelaksana berkoordinasi dengan dunia usaha dan industri untuk menyusun instrumen dan jadual dan membahasan rencana pelaksanaan evaluasi Ditolak untuk tidak dimasukkan dalam prosedur Kegiatan koordinasi sudah dilakukan pada prosedur koordinasi dan orientasi Tim Pelaksana menyiapkan surat tamat kursus Sertifikat kursus yang ditandatangani bersama antara Ka Sanggar Kegiatan Belajar dengan dunia usaha atau dunia industri Users dan diketahui oleh Kepala Dinas pendidikan setempat Diterima atau diangkat kembali dalam prosedur dengan catatan perubahan redaksional “ Tim Pelaksana menyiapkan surat tamat kursussertifikat kursus yang ditandatangani bersama antara Kepala Sanggar Kegiatan Belajar dengan Mitra Kerja dan diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan setempat” 7 Penempatan lulusan Tim Pelaksana mengkaji hasil ujian akhir ditolak atau tidak diangkat kembali dalam prosedur Karena setiap users memiliki kriteria dan standar yang berbeda dalam menerima lulusan sehingga hasil ujian memiliki makna untuk memasuki dunia kerja Staf Tata Usaha membuat surat pemanggilan lulusan untuk penjajagan keinginan lulusan Ditolak untuk tidak dimasukkan dalam prosedur Penjajagan keinginan peserta kursus sudah dilakukan sebelum mereka mengikuti program kursus sejak rekrutmen calon warga belajar Tim Pelaksana melakukan penjajagan kembali keinginan lulusan untuk usaha mandiri atau bekerja Ditolak untuk tidak dimasukkan dalam prosedur 8 Pendampingan lulusan Kepala Sanggar Kegiatan Belajar melakukan rapat dengan mitra dunia usaha atau dunia industri, Staf Tata Usaha dan Tim Ditolak untuk tidak dimasukkan dalam prosedur Rapat dengan mitra dan dunia usaha atau dunia industri dapat dilakukan pada rapat koordinasi dan orientasi sehingga tidak banyak Pelaksana mengenai bentuk pendampingan membuang waktu untuk rapat dan koordinasi 9 Perbaikan mutu berkelanjutan Kepala Sanggar Kegiatan Belajar menunjuk Tim Pelaksana untuk melakukan perbaikan mutu sesuai hasil diskusi Diterima atau diangkat kembali dalam prosedur dengan catatan perubahan redaksional ” Kepala Sanggar Kegiatan Belajar menunjuk tim kendali mutu Sanggar Kegiatan Belajar untuk melakukan perbaikan mutu” 3 Revisi Draft Model Pengelolaan Kursus Keterampilan berbasis life skill Dengan Menerapkan Prosedur Mutu di Sanggar Kegiatan Belajar pada Focus Group Discussion Putaran kedua Hasil Focus Group Discussion tahap ke dua tersebut adalah dari 16 indikator yang belum mencapai kriteria 75 yang diterima kembali sebagai rincian kerja dalam prosedur pengelolaan kursus keterampilan berbasis life skill 12 indikator 9 indikator diterima tanpa perubahan, dan 3 indikator diterima dengan perubahan redaksional, sedangkan 5 indikator lainnya ditolak. Dengan hasil Focus Group Discussion tahap ke dua maka jumlah indikator dalam prosedur menjadi 112 indikator dan berpengaruh pada perubahan prosedur pengelolaan dan rincian prosedur pengelolaan kursus keterampilan berbasis life skill di Sanggar Kegiatan Belajar. Beberapa masukan di luar pembahasan prose-dur yang belum mencapai kriteria 75 adalah sebagai berikut: 1 sebagian besar peserta menginginkan adanya format-format pelengkap prosedur pengelolaan, dan 2 dokumen-dokumen apa saja yang harus ada disetiap prosedur. Pakar manajemen mutu dari URS memberikan masukan perbaikan tentang indikator yang bersifat pernyataan bukan prosedur kerja, sehingga indikator tersebut tidak layak masuk dalam proses kerja sehingga perlu dihilangkan. Di dalam prosedur mutu pengelolaan terdapat 11 pernyataan yang tidak layak masuk sebagai rincian kerja prosedur mutu sehingga hasil akhir dari pembahasan model konseptual tampak di dalam tabel 4.42. Tabel 4.42. Hasil Akhir Pengkajian Model Konseptual No Prosedur pada Tahap Rincian Kerja setelah Focus Group Discussion I Hasil Delphi dan Focus Group Discussion II Keterangan 1 Penyusunan Tim Pelaksana 10 9 5 rincian kerja gugur dalam pembahasan dengan teknik Delphi karena tidak mencapai 75 11 item rincian kerja ternyata merupakan pernyataan bukan rincian kerja indikator sehingga dihilangkan dalam Focus Group Discussion II 2 Pelaksanaan Identifikasi 14 13 3 Penyusunan kurikulum dan bahan ajar 9 8 4 Rekrutmen Calon Sumber dan Warga Belajar 10 9 5 Pengadaan fasilitas 7 6 6 Kooordinasi dan orientasi 12 10 7 Proses Pembelajaran 13 12 8 Evaluasi Hasil Belajar 12 10 9 Penempatan lulusan Kursus 9 6 10 Pendampingan Lulusan 10 8 11 Perbaikan mutu 11 10 Jumlah 117 101 Tabel 4.42 mengindikasikan bahwa uraian kegiatan pada masing-masing tahap mengalami pengurangan satu hingga dua rincian kerjaindikator. Tahapan prosedur mutu yang mengalami pengurangan satu kegiatan yaitu: 1 penyusunan tim pelaksana; 2 pelaksanaan identifikasi kebutuhan belajar dan sumber belajar; 3 penyusunan kurikulum dan bahan ajar; 4 rekrutmen calon sumber dan warga belajar; 5 pengadaan fasilitas; 6 proses pembelajaran, dan 7 perbaikan mutu. Sementara itu prosedur mutu yang mengalami pengurangan dua kegiatan yaitu: 1 koordinasi dan orientasi; 2 evaluasi hasil belajar, dan 3 pendampingan lulusan. Pengurangan tersebut disebabkan karena adanya 5 rincian kerja atau indikator kerja yang menurut hasil teknik delphi tidak mencapai 75 sehingga dihilangkan dalan Focus Group Discussion putaran kedua dan berdasarkan pembahasan pada Focus Group Discussion putaran ke dua dan pembahasan expert ISO 9001-2000 terdapat 11 item dalam rincian kerja ternyata bersifat pernyataan bukan rincian kerja sehingga sepakat dihilangkan. Dari pembahasan tersebut di atas dari 117 rincian kerja setelah dibahas melalui teknik delphi dan Focus Group Discussion putaran ke dua disepakati 101 rincian kerja.

3. Model Operasional dan Pelaksanaan Uji Coba Lapangan