Gambaran Umum Gambaran Pengelolaan Kursus Keterampilan Berbasis Life skill di Sanggar

Gambaran pengelolaan kursus keterampilan berbasis life skill di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Demak ini memaparkan gambaran umum tentang; a. Gambaran umum kondisi Kabupaten Demak, dan kondisi Sanggar Kegiatan Belajar ditinjau dari fasilitas dan ketenagaannya, dan b pengelolaan kursus keterampilan berbasis life skill di Sanggar Kegiatan Belajar dengan sampel pengelolaan kursus menjahuit, ditinjau dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, pembinaan dan perbaikan mutu.

a. Gambaran Umum

Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Demak berdiri pada tahun 1989 dan merupakan salah satu Sanggar Kegiatan Belajar yang berada di Wilayah Pantai Utara. Kabupaten Demak berpenduduk 1.025.314 jiwa dan memiliki posisi geografis yang cukup menguntungkan bagi masyarakatnya dalam mencari mata pencaharian. Wilayah barat berbatasan dengan Kota Semarang, dan sebagian penduduk bekerja di sektor industri, terutama di Lingkungan Industri Kecil LIK Semarang. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus, dan sebagian penduduk bekerja di sektor industri rokok, dan bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara yang terkenal dengan industri kerajinan mebeleir. Walaupun demikian, ada kecenderungan bahwa kondisi ekonomi sebagian masyarakat di sekitar Sanggar Kegiatan Belajar Demak tergolong miskin. Mereka yang termasuk dalam golongan ini umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, pertanian, dan buruh kasar di berbagai perusahaan. Dilihat dari kondisi kehidupan sehari-hari masyarakat Demak memiliki budaya kerja yang tidak mengenal lelah, ulet dan tertib dalam bekerja dan mengelola pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi keseharian warga Demak yang lebih dari 3.200 tenaga kerja pria dan wanita yang rela mengayuh bersepeda “onthel” kurang lebih 20 kilometer dari Demak ke Semarang pulang pergi sebagai buruh di berbagai pabrik dan tenaga kasar lainnya. Sedangkan sebagian penduduk di pesisir utara bekerja sebagai nelayan dan bekerja sebagai buruh pabrik mebeleir di Jepara dan penduduk bagian timur lebih dari 2.550 orang penduduk bekerja sebagai buruh pabrik rokok di Kudus. Ditinjau dari segi pendapatan tidak memadai karena mereka tidak lebih dari Rp 400.000 hingga Rp 550.000 perbulan, namun keuletan dan kerja keras dari anggota keluarganya maka tidak mengherankan di desa-desa sudah mampu membangun desa secara swadaya. Dari kondisi geografis yang sangat menguntungkan tersebut, angka pengangguran di Kabupaten Demak relatif rendah, yakni 2.326 orang Kantor Disnaker Demak 2005. Memperhatikan pendapatan penduduk yang masih rendah dan upaya untuk meningkatkan keterampilan agar penghasilnnya meningkat, maka pada tahun 1990 Sanggar Kegiatan Belajar berupaya melibatkan diri dalam mengikis kemiskinan dengan cara menyelenggarakan berbagai jenis kursus yang dipandang memiliki nilai manfaat praktis, yakni lulusan dapat langsung berwirausaha atau memperoleh pekerjaan tertentu, terutama di sektor perusahaan. Dari keempat jenis kursus yang diselenggarakan, jenis kursus yang paling diminati oleh masyarakat adalah menjahit, disusul kemudian komputer, rias pengantin, dan yang paling sedikit peminatnya yaitu kursus bordir. Rendahnya minat masyarakat mengikuti kursus bordir disebabkan karena faktor tidak adanya warga masyarakat yang melakukan usaha bordir secara besar-besaran. Mereka yang telah mengikuti kursus bordir cenderung mencari pekerjaan di Kabupaten Kudus, karena Kabupaten ini banyak memiliki perusahaan bordir yang sebagian besar dalam bentuk usaha rumah tangga. Tabel 4.1. Jenis-jenis Kursus yang Diselenggarakan di Sanggar Kegiatan Belajar Demak No Jenis Kursus Alumni sejak 2001 Warga Belajar th 2006 f f f F 1 Menjahit 254 51,11 42 46,67 2 Tata rias pengantin 23 13,33 12 14,63 3 Bordir 89 17,97 11 12,22 4 Komputer 131 26,36 25 27,78 Sumber: Data Dokumen Sanggar Kegiatan Belajar Demak Tabel 4.1. memberikan informasi bahwa jenis kursus yang diminati oleh masyarakat adalah menjahit dengan alumni sebanyak 51,11 dan warga belajar yang masih mengikuti kursus sebanyak 46,67. Jenis kursus komputer menduduki peringkat kedua setelah kursus menjahit dengan alumni sebanyak 26,36, dan warga belajar yang masih mengikuti kursus sebanyak 27,78. Sementara itu jumlah peminat untuk kursus rias pengantin dan bordir tergolong lebih sedikit dibandingkan dengan kedua jenis kursus tersebut. Persentase alumni kursus bordir sebanyak 17,97 dengan warga belajar yang masih mengikuti kursus sebanyak 12,22, sedangkan alumni kursus tata rias pengantin yaitu sebanyak 13,33 dengan warga belajar yang masih mengikuti kursus sebanyak 14,63. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa jenis kursus yang paling banyak peminatnya yaitu kursus manjahit, dan yang paling sedikit yaitu bordir. Ditinjau dari kondisi ketenagaan di Sanggar Kegiatan Belajar Demak tergolong kurang mencukup dan dari segi kualifikasi cukup bagus, hal ini dapat dilihat dari data berikut: Tabel 4.2. Data Ketenagaan di Sanggar Kegiatan Belajar Demak No Jabatan Jumlah Kualifikasi Ket kualifikasi Standar Yg ada standar S2 S1 Dip- SMU 1 Kepala 1 1 100 S1 - 1 - Sesuai 2 Pamong Belajar 20 6 30 S1 1 - - Bagus - 4 - Sesuai - - 1 Kurang 3 Staf Tata Usaha 5 4 80 SMU - 4 - bagus Jumlah 26 11 42,3 - 1 9 1 Belum standar Sumber: Data Ketenagaan Sanggar Kegiatan Belajar Demak Secara umum ditinjau dari jumlah ketenagaan kuantitas di Sanggar Kegiatan Belajar Demak belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah tahun 1997, yakni minimal 26 orang ketenagaan di setiap Sanggar Kegiatan Belajar yang terdiri dari Kepala Sanggar Kegiatan Belajar berkualifikasi S1, Pamong Belajar minimal 20 orang berkualifikasi S1 dan staf Tata Usaha minimal 5 orang berkualifikasi SMU atau sederajad. Sanggar Kegiatan Belajar Demak saat ini memiliki 11 orang atau baru mencapai 42,3 . Apabila ditinjau dari kualifikasi pendidikan tergolong bagus yakni tenaga yang ada hampir minimal sarjana 10 orang= 90,9 dari 11 tenaga yang ada dan 1 orang Pamong Belajar yang belum mencapai standar kualifikasi pendidik.

b. Pengelolaan Kursus Menjahit Berbasis Life skill di Sanggar Kegiatan