Gambaran Umum Gambaran Pengelolaan Kursus Menjahit Berbasis Life skill di Sanggar

keterampilan berbasis life skill di Sanggar Kegiatan Belajar dengan sampel pengelolaan kursus menjahuit, ditinjau dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, pembinaan dan perbaikan mutu.

a. Gambaran Umum

Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang berdiri berdasarkan SK Mendikbud Nomor 03901998 tanggal 23 Pebruari 1998. Seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah, pada Tahun 2001 Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Keberadaan Sanggar Kegiatan Belajar ini diperkuat dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Keberadaan Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang dilatarbelakangi oleh empat faktor utama, yaitu: 1 jumlah penduduk Kabupaten Semarang meningkat cukup tajam sejak Tahun 1990, rata-rata setiap tahun pertumbuhan penduduk mencapai 5,69, sehingga pada tahun 2005 jumlah penduduk mencapai 833, 214 jiwa; 2 tingkat pengangguran cukup tinggi, rata-rata setiap tahun jumlah pencari kerja mencapai 10.222 orang; 3 angka buta huruf usia 10-44 tahun sejak tahun 1990 sampai tahun 2000 mencapai 30.126 jiwa, dan 4 angka drop out SD cukup tinggi, yakni antara 5-7 setiap tahun. Melalui lembaga Sanggar Kegiatan Belajar, pemerintah Kabupaten Semarang mengharapkan angka buta aksara dan pengangguran semakin menurun, mampu mengatasi angka drop out dan melayani program pendidikan luar sekolah. Selama sepuluh tahun terakhir Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang sudah dapat menunjukkan kinerja cukup baik dalam mengelola program pendidikan luar sekolah dengan menyelenggarakan berbagai program yang mengarah pada pemberdayaan masyarakat. Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang menempati bangunan Sekolah Dasar Susukan II yang sudah tidak dipergunakan lagi karena telah digabung dengan Sekolah Dasar Susukan I pada tahun 1998. Oleh karena itu fasilitas gedung yang dimiliki oleh Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang sangat terbatas. Luas lahan yang dimiliki 1.800 meter persegi dengan status hak pakai dari Desa Susukan dan bangunan seluas 898 meter persegi. Bangunan gedung yang dimiliki diantaranya: 1 gedung kantor seluas 72 meter persegi; 2 ruang kelas untuk program kesetaraan seluas 126 meter persegi; 3 ruang kelompok bermain 72 meter persegi; 4 ruang kursus keterampilan seluas 126 meter persegi; 5 ruang pertemuan seluas 98 meter persegi; 6 ruang komputer seluas 72 meter persegi; 7 ruang Pamong Belajar seluas 49 meter persegi, dan 8 perpustakaan seluas 15 meter persegi. Kemampuan Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang dalam memberdayakan masyarakat sekitar Kecamatan Susukan tergolong berhasil dan mampu memperoleh berbagai penghargaan. Beberapa program yang diselenggarakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut: 1 Kelompok Bermain; 2Kejar Paket A setara SD; 3 Kejar Paket B setara SLTP; 4 Kejar Paket C setara SMU; 5 Kursus Menjahit; 6 Kursus Komputer; 7 Kursus Bahasa Inggris; 8 Program Pemberantasan Buta Aksara; 9 Kelompok Berlatih Olahraga catur, sepak bola, bola volley dan tenis meja; 10 Pembinaan Pramuka; 11 Kelompok Pemuda Produktif, dan 12 Diklat Pemuda Mandiri. Khusus mengenai jumlah alumni dan warga belajar program kursus dapat dibaca di dalam tabel berikut. Tabel 4.7. Jenis-jenis Kursus yang Diselenggarakan Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang No Jenis Kursus Alumni sejak th 2001 Warga Belajar tahun 2006 f f f F 1 Menjahit 415 50,30 80 41,03 2 Bahasa Inggris 210 25,45 35 17,95 3 Komputer 200 24,24 40 20,51 Sumber: Dokumen Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang Tabel 4.7. menunjukkan bahwa program kursus yang paling banyak diminati oleh warga masyarakat yaitu kursus menjahit dengan alumni sebanyak 415 orang atau 50,30 dan warga belajar yang masih aktif mengikuti kegiatan pada tahun 2006 sebanyak 80 orang atau 41,03, jenis kursus lainnya yang pada mulanya banyak diminati yaitu kursus Bahasa Inggris dengan alumni sebanyak 210 orang atau 25,45 dan warga belajar yang masih aktif mengikuti program pembelajaran pada tahun 2006 sebanyak 35 orang atau 17,95, disusul kemudian kursus komputer dengan alumni sebanyak 200 orang atau 24,24 dan warga belajar yang masih aktif mengikuti program pembelajaran yaitu sebanyak 40 orang atau 20,51. Ditinjau dari kondisi ketenagaan di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang tergolong kurang mencukupi namun dari segi kualifikasi cukup bagus, hal ini dapat dilihat dari data berikut: Tabel 4.8 Data Ketenagaan di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang . No Jabatan Jumlah Kualifikasi Ket Kualifikasi Standar Yg ada standar S2 S1 Dip- SMU 1 Kepala 1 1 100 S1 1 - - bagus 2 Pamong Belajar 20 13 65 S1 2 - - bagus - 11 - Sesuai - - - 3 Staf Tata Usaha 5 5 100 SMU - 3 - bagus 2 sesuai Jumlah 26 19 73 - 3 14 2 Belum standar Sumber: Data Ketenagaan Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang Secara umum jumlah ketenagaan di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal PLS tahun 1997, yakni minimal 26 orang ketenagaan di setiap Sanggar Kegiatan Belajar yang terdiri dari Kepala Sanggar berkualifikasi pendidikan S1, Pamong Belajar minimal 20 orang berkualifikasi pendidikan S1 dan staf Tata Usaha minimal 5 orang berkualifikasi pendidikan SMU atau sederajad. Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Semarang saat ini memiliki 19 orang atau baru mencapai 73 . Apabila ditinjau dari kualifikasi pendidikan tergolong cukup bagus yakni memiliki tenaga sarjana 14 orang atau 73,68 dari 19 tenaga yang ada bahkan Kepala Sanggar Kabupaten Semarang dan 2 orang Pamong Belajar sudah S2 3 orang atau 15,78

b. Proses Pengelolaan Kursus Menjahit di Sanggar Kegiatan Belajar