f. Apakah menurut bapak pengelolaan kursus sudah bagus, kalau belum apakah
ada upaya untuk memperbaiki pengelolaan ? ”kalau menurut penilaian kami sudah lumayan cukup berhasil. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah warga belajar yang cukup banyak, meski memang kalau dilihat pelaksanaannya begitu-begitu saja. Tapi cukup bersaing lah dengan
beberapa penyelenggara kursus menjahit lain di Demak. Mungkin yang bisa melakukan penilaian objektif kursus kami bagus apa tidak adalah dari pihak
independent seperti BP-PLSP.
g. Apakah banyak lulusan yang sudah disalurkan ke tempat kerja ?
”Untuk data pastinya kami belum pernah melakukan pendataan secara pasti, karena kami hanya tahu dari teman-teman mereka atau mungkin tetangga
terdekat yang masih kursus di SKB Demak. Dari informasi yang kami peroleh cukup banyak lulusan disini yang bekerja baik membuka usaha sendiri atau
bekerja dirumah untuk disetorkan ke pabrik konveksi dan di pabrik konveksi terdekat. Karena banyak juga pabrik konveksi antara jalan Demak sampai
Semarang terutama daerah Kecamatan Sayung.
h. Apa hambatan selama ini yang dirasakan oleh SKB Demak dalam
menyelenggarakan kursus dan apa solusi yang sudah dilakukan? ”hambatan yang kami alami lebih pada alat praktek yang digunakan terutama
dalam pemeliharaan alat mesin jahit dan mesin obras. Karena hampir semua semua mesin jahit kondisinya sudah tua jadi memerlukan pemeliharaan
khusus. Selain itu juga space ruang yang sempit apalagi setelah gedung berbagi dengan Unversitas Sultan Fatah. Ruang kursus menjahit jadi sempit,
meja untuk membuat pola dengan alat jahit menjadi sempit. Dan ini mengganggu pembelajaran”
2. Hasil wawancara dengan pengelola kursus menjahit Dra. Naning
a. Apakah saudara menjadi pengelola memiliki SK dan sudah berpengalaman
sebelumnya ? ”ya tentu pak saya diberi SK untuk mengelola kursus ini oleh Kepala SKB,
atas dasar penugasan itulah saya menjadi pengelola kursus menjahit meski dasar pendiikan saya bukan dari tatabusana tapi sedikit banyak saya tahu
menjahit lagian juga dibantu ibu Ina yang memang sudah berpengalaman dan berkompeten di kursus menjahit. Aplalagi beliau punya usaha usaha tailor di
rumah”
b. Apakah saudara melakukan kajian atau identifikasi kebutuhan ?
”identifikasi kebutuhan pernah saya lakukan, waktu pertama kali mendirikan kursus menjahit ini, yah.. karena memang harus melakukan identifikasi dulu,
tapi itu waktu pertama kali saja, selanjutnya karena setiap bulannya sudah
banyak warga belajar yang datang sendiri ke SKB kami hanyak menerima mereka saja, mendaftar, melakukan proses belajar mengajar dan administrasi.
Itupun waktu kami sudah cukup banyak tersita.
c. Apakah warga belajar membayar, kalau ya komponen apa saja yang perlu
dibeayai ”ya membayar pak, dengan biaya yang cukup terjangkau. Karena kebanyakan
dari mereka berasal dari masyarakat menengah kebawah. Untuk biaya kursus menjahit Rp. 200.000 untuk high speed Rp. 250.000 dan untuk kursus bordir
Rp. 500.000 bebas biaya pendaftaran waktu belajar antara 3-4 bulan. Dan biaya ujiannya masing-masing Rp. 50.000. Biaya kursus tersebut digunakan
untuk membayar sumber belajar dan biaya bahan praktek. Dan enaknya disini biayanya bisa dicicil sehingga lebih ringan”
d. Sampai saat ini sudah berapa banyak warga belajar yang saudara layani
” Data pastinya kami kurang tahu karena ada data yang hilang tapi kurang lebihnya sekitar 380 warga belajar yang sudah kami layani sejak kursus ini
berdiri”
e. Ada berapa warga belajar yang sudah memiliki surat keterangan lulus, bekerja
atau berusaha ”Semua lulusan kursus menjahit disini kami berikan surat keterangan lulus
SKL dan banyak yang sudah bekerja tapi kami tidak mempunyai data pastinya”
f. Administrasi apa saja yang saudara kerjakan ? peneliti melihat buku-buku
administrasi ”Buku administrasi yang saya kerjakan ya seperti biasa, misalnya buku
keuangan, buku tamu dan daftar inventarisasi, sedangkan buku perkembangan warga belajar kelola oleh sumber belajar”
3. Rekaman wawancara dengan sumber belajar kursus menjahit di SKB