Wawancara dengan kepala SKB Semarang Bpk Drs Supandi MPd:

e. Siapa yang melakukan evaluasi dan bagaimana bentuk evaluasinya ? ” Ujian dilakukan oleh saya sendiri selaku nara sumber, soal saya buat sendiri dan bentuknya adalah mengamati hasil jahitan warga belajar, kalau halus dan sudah bagus ya dianggap lulus”.

B. Hasil wawancara di SKB Kabupaten Semarang .

1. Wawancara dengan kepala SKB Semarang Bpk Drs Supandi MPd:

a. Kapan berdiri dan bagaimana pelaksanaan kursus di SKB ? ” terus terang sejak berdiri tahun 1998, langsung menyelenggarkan kursus menjahit, ya pokoknya membuka saja, dan ternyata banyak yang ikut, karena di daerah sini tidak ada lembaga kursus” b. Apa alasan mendirikan kursus dan bagaimana caranya ? ” alasan utama karena SKB baru dan dukungan dana terbatas tapi dituntut ada kegiatan, sedangkan angka pengangguran tinggi, dan melakukan pendekatan di beberapa konveksi ternyata kebutuhan tenaga kerja sangat besar, salah satu program yang paling mudah adalah memnyelenggarakan kursus menjahit, dengan disosialisasikan di desa-desa dan pertemuan kecamatan”. c. siapa tenaga pengelola dan sumber belajarnya? ” saya membentuk tim kerja yang terdiri dari pamong Belajar dan Staf Tata usaha dan sumber belajarnya sdr. Eni susilowati Pamong Belajar SKB yang sudah memiliki sertifikat sumber belajar”. d. Bagaimana struktur organisasi kursus di sini? ” secara umum kepala SKB sebagai penanggung jawab semua program SKB termasuk kursus sedangkan ketua adalah pamong belajar sdr. Eni Susilowati, sebagai ketua pelaksana merangkap sumber belajar dibantu 1 orang pamong belajar dan 1 orang staf tata usaha”. e. Kerjasama dengan pihak mana SKB Kabupaten Semarang ini dalam menyelenggarakan kursus? ” yang pertama PKK dan Dharma wanita Kecamatan Susukan, Damatex Salatiga, sari garment, Sanibro Java, Ungaran sari garment, CV lembah hijau dan beberapa konveksi kelas rumahan yang membutuhkan tenaga kerja” f. Apakah menurut bapak pengelolaan kursus sudah bagus, kalau belum apakah ada upaya untuk memperbaiki pengelolaan ? ” relatif menurut penilaian saya karena tujuan akhir kursus menjahit adalah lulus dan dapat pekerjaan, tetapi disini juga diberikan kegiatan tambahan seperti membuat tempat kue dan saya selalu melakukan pembinaan secara berkala”. g. Apakah banyak lulusan yang sudah disalurkan ke tempat kerja ? ” menurut informasi dari teman-teman yang ikut kursus sudah banyak lulusan disini bekerja di beberapa koveksi dan sebagian membuka usaha menjahit sendiri, hanya kami tidak pernah melakukan pendataan, pokoknya cukup banyak” 2. Hasil wawancara dengan pengelola kursus menjahit Dra. Eni Susilowati. a. Apakah saudara menjadi pengelola memiliki SK dan sudah berpengalaman sebelumnya ? ” saya dulu Tenaga Lapangan Dikmas dan pernah Magang di SKB Grobogan, dan disini diberi tugas yang sama mengelola kursus menjahit. Tentang SK dari kepala SKB ada sejak tahun 1999 sampai sekarang”. b. Apakah saudara melakukan kajian atau identifikasi kebutuhan ? ” Nggak melakukan kegiatan apa-apa selain menerima peserta yang mendaftar dan mengelola administrasi, melakukan identifikasi untuk keperluan apa karena warga belajar setiap bulan pasti ada yang ikut kursus” c. Apakah warga belajar membayar, kalau yang komponen apa saja yang perlu dibeayai ” ya beaya operasional seperti praktek, beli benang, kain, honor sumber belajar, beaya listrik, ujian dan pengelola, sehingga setiap warga belajar ditarik iuran pendaftaran sebesar Rp 15.000 dan uang kursus sebesar Rp 25.000 bulan selama 3 sampai 4 bulan. Murah mas karena lokasi SKB kami di desa”. d. Sampai saat ini sudah berapa banyak warga belajar kursus menjahit yang saudara layani ” kira-kira 415 orang sesuai data yang kami miliki sedang yang masih kursus sebanyak 80 orang”. e. Ada berapa warga belajar yang sudah memiliki surat keterangan lulus, bekerja atau berusaha. ” sebanyak 415 orang itu sudah diberi SKL surat keterangan lulus dan yang bekerja banyak tetapi kami tidak memiliki data”. f. Administrasi apa saja yang saudara kerjakan ? peneliti melihat buku-buku administrasi ” tidak banyak buku administrasi yang dikerjakan hanya buku tamu, buku inventaris, buku induk warga belajar, dan buku keuangan, sedangkan buku nilai perkembangan warga belajar dikelola tersendiri” g. Saudara merangkap sebagai nara sumber, apakah tidak mengalami kesulitas? ” Ya repot juga tetapi bagaimana itu keputusan pimpinan, kadang ada teman yang lain iri dan protes, sampai sekarang saya repot administrasi”. h. Kurikulum yang digunakan dari mana dan bagaimana bahan belajarnya ? ” dari Ditjen PLS dan bahan belajarnya membeli dari berbagai toko dan membuat sendiri yang sangat sederhana” i. Apakah kurikulumnya mengacu pada life skill ” ya dinilai sendiri, karena itu kurikulum baku isinya banyak tentang keterampilan menjahit bidang lainnya sih nggak diajarkan, mereka sudah dewasa sudah memiliki jatidiri” j. Berapa kali warga belajar masuk kursus ? ” rata-rata selama 4 bulan untuk 75-100 jam a 45 menit dan setiap minggu masuk 2 kali”. k. Bagaimana proses pembelajarannya ? ” rata-rata 90 praktek dan 10 teori, sedikit teori langsung praktek, pola ini dilakukan disemua SKB karena terpaku pada kurikulum pusat”. l. Siapa yang melakukan evaluasi dan bagaimana bentuk evaluasinya ? ” ya saya sendiri karena yang tahu disini adalah saya sebagai sumber belajar, test yang saya gunakan ada teori menjahit dan praktek membuat pakaian, mereka yang lulus diberi STTPL surat tanda tamat pendidikan dan latihan dan dapat mengikuti ujian nasional”.

C. Hasil wawancara di SKB Demak .