Sedangkan kelemahan menggunakan angket tertutup ialah: 1 responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban yang tidak tercantum dalam angket, sehingga
responden terpaksa memilih jawaban yang tidak sesuai dengan pendapatnya; 2 kemungkinan responden mengisi angket tidak serius dan sekedar memenuhi
permintaan peneliti atau atasannya; 3 angket tertutup menunjukkan kesamaan jawaban, sedangkan angket terbuka jawaban responden dapat bervariasi, dan 4
kecerobohan dalam menjawab disebabkan oleh panjangnya angket.
3. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan proses komunikasi timbal balik antara peneliti dengan sasaran penelitian yang memiliki maksud tertentu. Wawancara digunakan
sebagai metode penelitian karena memiliki daya adaptabilitas tinggi dalam proses pengumpulan data, yaitu peneliti dapat memanfaatkan respon subjek untuk
memperdalam respon yang telah terungkap Borg dan Gall, 1983; Krathwoll, 1993; Sedlack dan Stanley, 1992. Melalui wawancara, peneliti dapat: 1 berhubungan
secara akrab dengan responden sehingga dapat diperoleh informasi dan data secara benar dan mendalam, dan 2 menguraikan pertanyaan atau menjelaskan maksud
pertanyaan sejelas mungkin kepada responden, sehingga dapat terungkap data dan informasi tentang penyelenggaraan program kursus dengan pendekatan life skill
secara tuntas. Wawancara digunakan untuk menggali data dan informasi tentang kursus
yang dilaksanakan Sanggar Kegiatan Belajar selama ini dan juga menggali dan mengumpulkan data serta informasi tentang proses penerapa model.
4. Focus Group Discussion FGD
Focus group discussion digunakan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan validasi model konseptual dengan cara mendiskusikan draft awal prosedur
mutu pengelolaan program kursus keterampilan berbasis life skill di Sanggar Kegiatan Belajar. Peserta focus group discussion adalah orang–orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian dalam bidang kursus, life skill dan manajemen mutu sehingga mampu memberikan sumbangan pemikiran. Penggunaan metode focus
group discussion dalam penelitian asessment prosedur mutu ini kami anggap tepat sebagaimana di kemukakan oleh Witkin 1984:
Pemecahan masalah melalui diskusi kelompok boleh digunakan dalam satu fase dari need assessment. Tentu saja, tingkatan dari suatu diskusi
yang diselenggarakan dengan baik dapat dijadikan paradigma untuk need assessment, seleksi program dan evaluasi. Berpikir kreatif dapat
dianjurkan melalui penggunaan brainstorming, berpikir lateral, dan metode lain yang merupakan bagian linier untuk memberi kebebasan
berpikir untuk pendekatan yang inovatif.
FGD dilakukan dengan curah pendapat. Tiap peserta bebas menyampaikan ide-idenya tentang prosedur mutu dan indikator-indikator yang
dikembangkan dengan memberikan pernyataan sangat penting, penting, cukup penting atau tidak penting dan terbuka untuk saran dan usul perbaikan
atau penambahan indikator yang dirumuskan. Rumusan indikator hasil focus group discussion selanjutnya dikembangkan menjadi rancangan kuesioner
Questioner Design untuk dimintakan pendapat kepada nara sumber dan praktisi yang terkait melalui proses Delphi.
5. Teknik Delphi