Model Penyelenggaraan Life Skill pada Pendidikan Luar Sekolah Model Penyelenggaraan Life Skill pada Mata Pelajaran

orang dewasa, dan 2 pengelompokan partisipan disesuaikan dengan kesepakatan partisipan.

d. Orientasi Belajar

Orang dewasa cenderung memiliki perspektif untuk secepatnya menerapkan apa yang telah dipelajari. Mereka terlibat dalam kegiatan belajar adalah karena adanya respon terhadap apa yang dirasakan dalam kehidupannya sekarang. Oleh karena itu pendidikan bagi orang dewasa dipandang sebagai proses peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi. Demikian pula dalam proses pembelajaran orang dewasa harus memperhatikan: 1 perhatian dan kemampuan orang dewasa dalam mengembangkan pengalaman belajarnya sendiri; 2 pengorganisasian materi pembelajaran terpusat pada masalah, dan 3 perancangan pengalaman belajar berorientasi pada masalah-masalah atau tugas-tugas yang dihadapi oleh orang dewasa.

6. Model-model Penyelenggaraan Life Skill

Program pembelajaran life skill dapat diterapkan di semua jalur dan jenjang pendidikan, setelah melalui proses penyesuaian kelompok sasaran dan potensi lingkungan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya. Penerapan program life skill di Indonesia sudah dirintis sejak tahun 2001 melalui jalur pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Beberapa model tersebut diantaranya:

a. Model Penyelenggaraan Life Skill pada Pendidikan Luar Sekolah

Model Penyelenggaraan life skill pada Pendidikan Luar Sekolah PLS dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 2.3 Implementasi Life Skill pada Jalur PLS Ditjen PLSP, 2003 Dari gambar di atas menunjukkan bahwa proses pengelolaan program life skill pada program pendidikan luar sekolah dimulai dengan cara merekrut warga masyarakat dengan kriteria yang telah ditentukan, yakni mereka yang tidak mampu, tidak memiliki keterampilan, dan masih berusia produktif 18-44 tahun. Warga masyarakat yang telah diseleksi kemudian dilatih dengan seperangkat program pembelajaran selama beberapa waktu oleh berbagai lembaga penyelenggara program pendidikan luar sekolah. Setelah akhir pembelajaran dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan dan kemampuan kewirausahaan dan berbagai kemampuan lain. Mereka yang dinilai memiliki kemampuan yang telah Masyarakat : • Pendapatan rendah • Lemah sikap dan keterampilan • Kurang pengetahuan • Kurang produktif • Lemah dalam investasi • Lemah dalam saving Pola pembelajaran Keterampilan hidup : • Teori 30 praktek 70 • Kurikulum didasarkan kebutuhan belajar • Metode partisipatif • Evaluasi refkesi diri Penyelenggaraan program kecakapan hidup : • Berkelompok • Manajemen kemitraan • Kerjasama antar lembaga Pendampingan program kecakapan hidup • Kewirausahaan • Manajemen • permodalan • pemasaran Pengetahuan meningkat Sikap positif Keterampilan meningkat Siap bekerja Siap berusaha Siap mandiri Siap bermitra Bekerja Berusaha Mandiri input proses output outcomes Mata pelajaran Life Skill Kehidupan Nyata ditentukan dapat ditindaklanjuti dengan penyaluran ke dunia kerja dan atau usaha mandiri. Mereka yang ingin berusaha mandiri diberi dukungan modal usaha dan pendampingan teknis. Program ini menjadi program khusus di PLS dan setiap tahun menyiapkan dana bantuan dan teknis kepada lembagaorganisasi yang menyelenggarakan program keterampilan.

b. Model Penyelenggaraan Life Skill pada Mata Pelajaran

Mata pelajaran adalah alat untuk mengembangkan potensi peserta didik, agar pada saatnya nanti dapat digunakan untuk bekal hidup dan kehidupan, bekerja untuk mencari nafkah dan bermasyarakat. Model pembelajaran life skill yang terpadu dengan mata pelajaran integrated learning dan pembelajaran konstekstual Contextual Teaching and Learning atau CTL merupakan model pembelajaran yang mengarah pada pembentukan kecakapan hidup. Model pembelajaran terpadu tersebut digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.4 Pembelajaran Terpadu Integrated Learning Sejak tahun 2001 beberapa sekolah yang terpilih telah disiapkan untuk menyelenggarakan model pembelajaran terpadu dengan cara setiap mata pelajaran dikaitkan dengan berbagai pendidikan kecakapan hidup yang sesuai dengan kondisi lingkungan anak, sekolah, dan kehidupan nyata. Dengan pola ini diharapkan mampu mengembangkan kecakapan anak sejak masa sekolah, sehingga pembentukan kecakapan hidup anak luluh dalam setiap mata pelajaran. Pola di atas juga merupakan proses pembelajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan peserta didik, agar memungkinkan mereka belajar menerapkan isi materi belajar dalam memecahkan problema yang dihadapi dalam kehidupan keseharian. Pada model ini diperlukan bentuk evaluasi yang berbeda yaitu evaluasi otentik authentic evaluation yaitu evaluasi dalam bentuk perilaku peserta didik dalam menerapkan apa yang dipelajarinya.

c. Model Penyelenggaraan Life Skill untuk Mengatasi Pengangguran