Dengan dilaksanakannya pendidikan kecakapan hidup life skill yang diarahkan pada usaha memecahkan masalah pengangguran dan kemiskinan,
diharapkan akan memberikan manfaat bagi warga belajar, bagi masyarakat dan bagi pemerintah. Manfaat pendidikan kecakapan hidup life skill bagi warga belajar antara
lain adalah: 1 memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap sebagai bekal untuk mampu bekerja atau berusaha mandiri; 2 memiliki penghasilan yang dapat
menghidupi diri dan keluarganya; 3 menularkan memberikan kemampuan yang dirasakan bermanfaat kepada orang lain; dan 4 meningkatnya kualitas kehidupan
diri, keluarga dan lingkungannya. Manfaat pendidikan kecakapan hidup life skill bagi masyarakat antara lain adalah: 1 mengurangi pengangguran; 2 menciptakan
lapangan pekerjaan bagi orang lain; dan 3 mengurangi kesenjangan sosial. Manfaat pendidikan kecakapan hidup life skill bagi pemerintah antara lain: 1 meningkatkan
kualitas SDM di daerah; 2 mencegah urbanisasi, dan 3 menumbuhkan kegiatan usaha ekonomi masyarakat, dan 4 menekan kerawanan sosial.
3. Jenis-jenis Life Skill
Broling 1989: 26 mengelompokkan life skill ke dalam tiga kelompok kecakapan, yaitu: 1 kecakapan hidup sehari-hari daily living skill; 2 kecakapan
pribadi dan sosial personal and social skill; dan 3 kecakapan untuk bekerja occupation skill.
Kecakapan hidup
sehari-hari daily living skill antara lain pengelolaan kebutuhan pribadi, pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah pribadi,
kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan makan dan gizi, pengelolaan pakaian, tanggung jawab sebagai warga negara, pengelolaan waktu luang, rekreasi
dan kesadaran lingkungan. Kecakapan
pribadi dan sosial personal and social skill meliputi: kesadaran diri minat, bakat, sikap, dan kecakapan, percaya diri, komunikasi dengan orang lain,
tenggang rasa dan kepedulian pada sesama, hubungan antar personal, pemahaman dan pemecahan masalah, menemukan dan mengembangkan kebiasaan positif,
kemandirian dan kepemimpinan. Kecakapan
bekerja occupational skill meliputi: 1 memilih pekerjaan; 2 perencanaan kerja; 3 persiapan keterampilan kerja; 4 latihan keterampilan; 5
penguasaan kompetensi; 6 menjalankan suatu profesi; 7 kesadaran untuk menguasai berbagai keterampilan; 8 kemampuan menguasai dan menerapkan
teknologi; 9 merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan 10 menghasilkan produk dan jasa.
Simpson 1999: 1-2 mengemukakan bahwa life skill mencakup tujuh area kecakapan yakni kecakapan untuk: 1 memahami diri sendiri; 2 komunikasi; 3
belajar bagaimana belajar; 4 bekerja dengan orang lain; 5 membuat keputusan; 6 mengelola, dan 7 bekerja dengan kelompok. WHO mengelompokkan kecakapan
hidup ke dalam lima aspek yaitu: 1 kecakapan mengenal diri sendiri self awareness atau kecakapan pribadi personal skill; 2 kecakapan sosial social skill; 3
kecakapan berpikir thinking skill; 4 kecakapan academik academic skill, dan 5 kecakapan kejuruan vocational skill. Pembelajaran kelima aspek kecakapan hidup
tersebut tidak dilakukan secara terpisah-pisah dan juga tidak diselenggarakan secara eksklusif untuk masing-masing kecakapan melainkan secara implisit melalui jalur
pendidikan formal sekolah dan nonformal luar sekolah. Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada satuan pendidikan
nonformal, terutama dalam rangka pengentasan kemiskinan dan penanggulangan pengangguran dan lebih ditekankan pada upaya pembelajaran yang biasanya
memberikan penghasilan learning and earning. Karena itu penyelenggaran pendidikan kecakapan hidup life skill menggunakan pendekatan Broad Based
Education BBE. Pendekatan Broad Based Education BBE ditandai oleh:
a. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional baik dalam bahasa
Indonesia maupun salah satu bahasa asing Inggris, Arab, Mandarin, dan sebagainya.
b. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang diproses lewat
pembelajaran berpikir ilmiah, penelitian penemuan, dan penciptaan. c.
Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi guna mendukung kedua kemampuan tersebut di atas.
d. Kemampuan memanfaatkan aneka ragam teknologi di berbagai lapangan
kehidupan pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan, kerumahtanggan, kesehatan, komunikasi informasi, manufaktur dan industri, perdagangan,
kesenian, pertunjukan dan olahraga e.
Kemampuan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya dan lingkungan.
f. Kemampuan bekerja dengan tim baik dalam sektor informasi maupun formal.
g. Kemampuan memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.
h. Kemampuan berusaha terus menerus menjadi manusia pembelajar.
i. Kemampuan mengintegrasikan pendidikan dan pembelajaran dengan etika sosial
religius bangsa berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Kecakapan hidup telah diprogram pada pendidikan formal yaitu di Sekolah
Menengah Kejuruan dengan sasaran lulusan SLTP yang memiliki kemauan dan kemampuan dalam mengembangkan bakat dan keterampilan yang diinginkan untuk
menjadi tenaga ahli tingkat dasar dan menengah. Pada jalur pendidikan nonformal luar sekolah, keterampilan hidup
dilaksanakan pada lembaga kursus, pelatihan kerja, permagangan, dan kelompok belajar usaha dengan sasaran pencari kerja dari berbagai latar belakang pendidikan
termasuk mereka yang putus sekolah, umumnya pemuda dan orang dewasa. Pendidikan kecakapan hidup life skill yang diselenggarakan melalui jalur
pendidikan luar sekolah bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap warga belajar di bidang pekerjaanusaha tertentu sesuai dengan bakat dan
minatnya sehingga mereka memiliki bekal kemampuan untuk bekerja atau berusaha mandiri yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Dari berbagai pendapat di atas, definisi dasar life skill yang akan dijadikan acuan dalam pengembangan model yakni:
a. Kecakapan personal personal skill yang mencakup kecakapan mengenal diri
sendiri, kecakapan berpikir rasional, dan percaya diri.
b. Kecakapan sosial social skill adalah kecakapan melakukan kerjasama,
bertenggang rasa dan tanggungjawab sosial. c.
Kecakapan akademik academic skill adalah kecakapan dalam melakukan penelitian, percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah.
d. Kecakapan vokasional vocational skill adalah kecakapan yang berkaitan dengan
suatu bidang kejuruanketerampilan tertentu seperti di bidang perbengkelan, jahit menjahit, peternakan, pertanian, produksi barang tertentu.
Keempat kecakapan tersebut dilandasi oleh kecakapan spiritual yakni keimanan, ketaqwaan, moral, etika dan budi pekerti yang baik sebagai salah satu
pengamalan sila pertama Pancasila. Dengan demikian, pendidikan kecakapan hidup diarahkan pada pembentukan manusia yang berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat
dan mandiri. Kecakapan tersebut juga tidak dilakukan secara eksklusif untuk masing- masing kelompok, namun demikian ada beberapa program yang memberikan
penekanan lebih pada kecakapan tertentu dengan tetap memberikan penanaman kecakapan lain.
4. Pengembangan Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual Dalam