Konsep Diri Peranan Pengalaman Belajar Kesiapan Belajar

memiliki keinginan untuk mengembangkan danatau meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, minat, ataupun nilai-nilai baru yang langsung dapat dijadikan sebagai bekal untuk memperoleh kehidupan yang layak. Dalam menerapkan andragogi di lapangan pendidikan, Knowles 1980 merumuskan beberapa asumsi andragogi yang membedakan dengan pedagogi sebagai berikut:

a. Konsep Diri

Orang dewasa memandang dirinya mampu mengatur dirinya sendiri. Oleh karena itu orang dewasa memerlukan perlakuan yang sifatnya menghargai, terutama dalam bidang pengambilan keputusan. Mereka akan menolak apabila diperlakukan seperti anak-anak, misalnya diberi ceramah tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Begitu pula orang dewasa akan menolak situasi belajar yang kondisinya bertentangan dengan konsep diri sebagai individu yang mandiri. Di pihak lain apabila orang dewasa dibawa ke dalam situasi belajar yang memperlakukan mereka dengan penuh penghargaan, mereka akan melakukan proses belajar dengan penuh pelibatan diri secara mendalam. Dalam situasi seperti ini orang dewasa telah memiliki kemauan sendiri untuk belajar. Implikasi dari konsep diri dalam proses pembelajaran menyangkut hal-hal sebagai berikut: 1 suasana belajar; 2 diagnosis kebutuhan belajar; 3 perencanaan pembelajaran; 4 pelaksanaan pengalaman belajar, dan 5 evaluasi belajar yang membutuhkan pelibatan peserta didik.

b. Peranan Pengalaman Belajar

Perbedaan pengalaman yang dimiliki oleh anak-anak dan orang dewasa memiliki konsekuensi dalam belajar. Pertama, sebagai akibat dari pengalaman diri sebagai sumber belajar, orang dewasa memiliki kesempatan lebih banyak untuk memerikan kontribusi di dalam proses belajar. Kedua, orang dewasa memiliki pengalaman yang lebih kaya yang berkaitan dengan pengalaman baru, sehingga dalam mempelajari sesuatu baru mereka cenderung mengambil makna dari pengalaman yang telah dimiliki. Ketiga, orang dewasa telah memiliki pola berpikir dan kebiasaan yang pasti dan karena itu mereka cenderung kurang terbuka. Oleh karena itu penekanan dalam proses pembelajaran orang dewasa diantaranya: 1 penekanan pada teknik eksperimental; 2 penekanan pada penerapan praktis, dan 3 belajar dari pengalaman.

c. Kesiapan Belajar

Sebagai akibat dari peranan sosial yang dilakukan, orang dewasa memiliki masa kesiapan untuk belajar. Peranan sosial yang dilakukan oleh orang dewasa yaitu sebagai pekerja, kawan, orang tua, kepala rumah tangga, anak dari orang tua yang telah berumur, warga negara, anggota organisasi, kawan sekerja, anggota keagamaan, dan pemakai waktu luang. Peranan sosial itu akan selalu berubah sejalan dengan perubahan ketiga masa kedewasaan tersebut, sehingga mengakibatkan pula perubahan dalam pengelolaan pembelajaran yang menyangkut: 1 waktu belajar disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh orang dewasa, dan 2 pengelompokan partisipan disesuaikan dengan kesepakatan partisipan.

d. Orientasi Belajar