Pendidik tidak melaksanakan assesment kebutuhan belajar calon warga belajar, dan ada kecenderungan bahwa perencanaan program kursus didasarkan pada
pengalaman yang dimiliki oleh tim pengelola kursus. Sarana penunjang pembelajaran kursus cukup bervariasi, namun demikian
umumnya sarana yang dimiliki oleh kelima Sanggar Kegiatan Belajar masih bersifat konvensional karena tidak mampu mengimbangi kebutuhan perkembangan
keterampilan menjahit yang dibutuhkan oleh perusahaan garment atau konveksi.
b. Proses Pengorganisasian Kursus
Kursus diselenggarakan oleh tim yang terdiri atas Pamong Belajar dan staf administrasi. Namun tim dalam menjalankan tugas dan kewajibannya tidak diberi
tugas secara formal oleh Kepala Sanggar Kegiatan Belajar tidak diberikan surat keputusan dari pimpinan hanya ditunjuk pimpinan..
Pendidik yang menyelenggarakan pembelajaran adalah Pamong Belajar yang memiliki keterampilan menjahit atau warga masyarakat yang memiliki sertifikat
kursus menjahit. Kondisi ini terjadi karena Sanggar Kegiatan Belajar tidak memiliki standar kompetensi pendidik yang dapat digunakan untuk menyeleksi calon pendidik.
Calon warga belajar yang akan mengikuti kursus yang belum pernah mengikuti kursus menjahit, dikelompokkan ke dalam program paket kursus tingkat dasar,
sedangkan yang telah memiliki sertifikat tertentu dikelompokkan kedalam tingkat terampil atau mahir, tergantung pada tingkatan sertifikat yang dimiliki.
c. Proses Pelaksanaan Kursus
Sosialisasi pogram kursus dilakukan dengan berbagai cara, yakni melalui media massa, leaflet, dan spanduk, namun belum ada yang langsung terjun ke masyarakat
jemput bola. Persyaratan calon warga belajar yang diterapkan oleh keempat Sanggar
Kegiatan Belajar cukup bervariasi, dan semuanya tidak melaksnakan seleksi kemampuan dalam merekrut calon warga belajar.
Program pembelajaran diselenggarakan dalam bentuk paket, yaitu dasar, terampil, dan mahir. Ketiga program paket itu diselenggarakan dalam waktu 75–
100 jam atau antara 3-4 bulan. Setiap minggu berlangsung proses pembelajaran selama 3 kali, dan setiap kali pertemuan berlangsung selama 2-3 jam. Proses
pembelajaran menekankan pada praktek keterampilan 75, dan pembelajaran teori sebanyak 25.
Program pembelajaran lebih menekankan pada kemampuan teknis menjahit keterampilan vokasional, sedangkan kemampuan penunjang lainnya seperti
kewiraswastaan, keterampilan personal dan sosial tidak diajarkan. Dalam satu program pembelajaran terdapat antara 10-20 warga belajar. Pada
awal pembelajaran mereka diberikan orientasi tentang program pembelajaran yang harus diikuti, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
Bahan belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran diperoleh dari Direktorat Pendidikan Masyarakat atau membeli, dan belum ada bahan belajar yang
merupakan hasil penyusunan sendiri.
Pembelajaran praktik lebih ditekankan pada penguasan keterampilan menjahit, dan tidak ada usaha untuk melaksanakan kegiatan praktek lapangan di dunia usaha
atau industri.
d. Proses Evaluasi dan Pembinaan Kursus
Penilaian hasil belajar tidak dilaksanakan secara terencana atau terprogram. Penilaian hasil belajar diberikan pada produk akhir yang dibuat oleh warga belajar,
sehingga waktu pelaksanaan penilaian hasil belajar tergantung pada waktu penyelesaian produk yang dibuat oleh warga belajar.
Penilaian untuk menentukan kelulusan warga belajar dilakukan dalam dua cara, yaitu: melalui ujian lokal, dan ujian nasional. Ujian lokal diselenggarakan oleh
Sanggar Kegiatan Belajar sendiri dan yang melakukan evaluasi adalah sumber belajar bersangkutan. Warga belajar yang lulusan diberikan STTPL oleh Sanggar Kegiatan
Belajar. Ujian nasional diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Propinsi, dan yang melakukan evaluasi adalah penguji yang memiliki kewenangan dari Dinas Pendidikan
Propinsi. Warga belajar yang lulus diberikan sertifikat dari Dinas Pendidikan Propinsi. Dalam menyelenggarakan ujian lokal, semua Sanggar Kegiatan Belajar
tidak menyertakan users pengguna lulusan. Warga belajar yang tidak lulus ujian lokal dan nasional diberikan pembelajaran pembinaan remidial teaching, dan
mereka diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian lokal atau nasional kembali.
e. Proses Perbaikan Mutu Kursus