Hasil dan Kesimpulan Pengaruh Strategi Pembelajaran IPA Terpadu Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika di SMP Negeri 04 Singosari Malang - Repository UNIKAMA
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 526
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Bakat Mekanik Siswa No. Klasifikasi
Frekuensi Persentase
Kategori
1. 2.
3. 4.
5. – 20
22,5 – 40
42,5 – 60
62,5 – 80
82,5 - 100 2
73 25
2 73
25 Sangat Kurang
Kurang Cukup
Baik Sangat Baik
100 100
Berdasarkan Tabel 1, maka dapat diketahui bahwa bakat mekanik siswa yang
termasuk kategori cukup sebanyak 2 orang atau 2, kategori baik sebanyak 73 orang
atau 73 dan kategori sangat baik sebanyak 25 orang atau 25 dari jumlah
siswa yang diteliti.
Praktik Kerja Industri Prakerin
Data hasil praktik kerja industri Prakerin sebagai variabel bebas kedua
X
2
dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik dokumentasi, yaitu dengan melihat
nilai prakerin dari seluruh siswa yang dijadikan
sampel penelitian.
Untuk mendapatkan data nilai prakerin, peneliti
bekerja sama dan dibantu oleh pihak terkait dari masing-masing sekolah seperti
Kepala Program Otomotif dan juga Wakil Kepala Sekolah bidang Humas yang
menangani masalah pelaksanaan prakerin di sekolah tersebut. Distribusi frekuensi
nilai Prakerin dapat dilihat pada Tabel 2. berikut:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Prakerin No. Klasifikasi
Frekuensi Persentase
Kategori
1. 2.
3. 4.
100 – 90
75 – 89
60 – 74
– 59 89
11 89
11 Sangat Baik
Baik Cukup
Kurang 100
100
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan analisis deskriptif, dapat diketahui
bahwa hasil Prakerin siswa memiliki kategori baik sebanyak 89 orang atau 89,
dan kategori cukup sebanyak 11 orang atau 11 dari jumlah siswa yang diteliti.
Persepsi Siswa
Tentang Kinerja
Mengajar Guru
Data persepsi siswa tentang kinerja mengajar guru sebagai variabel bebas
ketiga X
3
didapat dari
pengisian
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 527
angketkuesioner oleh responden, yaitu 100 orang siswa yang menjadi sampel
penelitian. Angket persepsi siswa tentang kinerja mengajar guru tersebut, terdiri 25
soal dengan 5 pilihan jawaban dan menggunakan
skala
likert
untuk penilaiannya.
Distribusi frekuensi data persepsi siswa tentang kinerja mengajar guru
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. berikut:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Tentang Kinerja Mengajar Guru No. Klasifikasi
Frekuensi Persentase
Kategori
1. 2.
3. 4.
5. 80
– 87 88
– 95 96
– 103 104
– 111 112 - 119
12 28
35 18
7 12
28 35
18 7
TidakBaik Kurang Baik
Cukup Baik
Sangat Baik 100
100
Berdasarkan analisis
deskriptif, dapat diketahui bahwa persepsi siswa
tentang kinerja mengajar guru yang termasuk kategori sangat baik sebanyak 7
orang atau 7, kategori baik sebanyak 18 orang atau 18, kategori cukup sebanyak
35 orang atau 35, kategori kurang baik sebanyak 28 orang atau 28, dan kategori
tidak baik sebanyak 12 orang atau 12 dari jumlah siswa yang diteliti.
Hasil Uji Kompetensi Keahlian UKK
Data hasil uji kompetensi keahlian UKK sebagai variabel terikat Y
diperoleh dengan teknik dokumentasi, yaitu dengan melihat nilai UKK dari
seluruh siswa yang menjadi sampel penelitian. Untuk mendapatkan data nilai
UKK, peneliti bekerja sama dengan pihak- pihak terkait masing-masing sekolah
seperti Kaprog Otomotif dan guru-guru produktif yang menangani pelaksanaan
UKK. Distribusi frekuensi dari nilai UKK
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 528
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai UKK No. Klasifikasi
Frekuensi Persentase
Kategori
1. 2.
3. 4.
59 60
– 68 69
– 84 85
– 100 78
22 78
22 D
C B
A 100
100
Berdasarkan hasil pengolahan data yang tertera pada Tabel 4, dapat diketahui
bahwa nilai UKK siswa yang termasuk kategori baik B sebanyak 78 orang atau
78, dan kategori sangat baik A sebanyak 22 orang atau 22 dari jumlah
siswa yang diteliti.
Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis korelasi dan regresi linier berganda
multiple linier
regression
. Analisis
korelasi dilakukan dengan dua tahap yaitu korelasi parsial yang digunakan untuk
melihat hubungan satu per satu antara variabel bebas dengan variabel terikat dan
korelasi berganda yang digunakan untuk melihat hubungan secara simultan atau
bersama-sama variabel bebas dengan variabel terikat. Selanjutnya dilanjutkan
dengan analisis regresi berganda yaitu analisis yang berfungsi untuk mengetahui
kontribusi dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Terdapat empat
hipotesis yang akan diuji dengan analisis korelasi dan dilanjutkan analisis regresi
berganda. Analisis korelasi parsial digunakan
untuk mengetahui besarnya hubungan satu per satu antara variabel bebas pertama X
1
yaitu bakat mekanik, variabel bebas kedua X
2
yaitu hasil prakerin dan variabel bebas ketiga X
3
yaitu persepsi siswa tentang kinerja mengajar guru dengan nilai UKK
Y siswa sebagai variabel terikat. Berikut ini merupakan hasil uji korelasi parsial
masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat.
Analisis regresi
berganda merupakan analisis yang digunakan untuk
memprediksi atau mengestimasi besaran variabel terikat Y yang disebut kriterion
melaui perubahan pada dua atau lebih variabel bebas X hasil pengukuran yang
disebut prediktor. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu bakat
mekanik X
1
, hasil Prakerin X
2
dan persepsi siswa tentang kinerja mengajar
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 529
guru X
3
dengan satu variabel terikat yaitu nilai UKK Y.
Rekapitulasi dari sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat yang telah diperoleh dari hasil analisis,
dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Hasil Rekapitulasi Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing-masing Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat
No. Variabel
Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
1. Bakat mekanik
46,92 28,05
2. Hasil Praktik Kerja Industri
7,55 4,51
3. Persepsi Siswa tentang Kinerja
Mengajar Guru 45,53
27,23
Total
100 59,79
Hasil rekapitulasi yang tercantum dalam Tabel 5, menjelaskan bahwa bakat
mekanik memberikan sumbangan relatif sebesar
46,92, hasil
Prakerin memberikan sumbangan relatif sebesar
7,55, dan persepsi siswa tentang kinerja mengajar guru memberikan sumbangan
relatif sebesar 45,53 terhadap nilai UKK siswa.
Sedangkan untuk
sumbangan efektif,
bakat mekanik
memberikan sumbangan efektif sebesar 28,05, hasil
Prakerin memberikan sumbangan efektif sebesar 4,51 dan persepsi siswa tentang
kinerja mengajar
guru memberikan
sumbangan efektif
sebesar 27,23
terhadap nilai UKK siswa, sedangkan 40,21 sisanya merupakan sumbangan
dari variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian.
Berdasarkan analisis data, hasil penelitian, serta pendapat para ahli tentang
bakat dan prestasi, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa bakat
mekanik berpengaruh
cukup besar
terhadap pencapaian kompetensi siswa khususnya
pada kompetensi keahlian TKR. Hal ini berarti, semakin tinggi bakat mekanik yang
dimiliki siswa, maka akan semakin tinggi pula pencapaian kompetensi yang didapat
oleh siswa tersebut. Oleh sebab itu bakat mekanik yang ada pada diri siswa perlu
untuk selalu dilatih dan diasah secara rutin melalui pembelajaran. Proses pembelajaran
ini dapat berupa teori di kelas ataupun praktik di bengkel agar bakat tersebut
dapat terwujud menjadi suatu bentuk prestasi. Prestasi dalam hal ini salah
satunya dapat
terlihat dari
tingkat
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 530
pencapaian nilai yang diperoleh siswa pada saat pelaksanaan UKK.
Pencapaian kompetensi siswa dapat ditingkatkan dengan berbagai cara antara
lain melalui pelaksanaan Prakerin. Hal ini dikarenakan
Prakerin pada
dasarnya merupakan kesempatan bagi peserta didik
untuk dapat mengembangkan potensi dan keahlian
yang dimiliki,
dengan mempraktekkannya secara langsung di
DUDI sesuai
bidang keahliannya.
Pengalaman dapat
diperoleh melalui
pendidikan dan pelatihan, dan disinilah Prakerin berperan. Dengan melaksanakan
Prakerin, banyak hal yang akan diperoleh peserta didik, mulai dari pengalaman,
pengetahuan dan proses-proses belajar lainnya yang sangat bermanfaat untuk
mencapai kompetensi
sesuai dengan
bidang keahliannya. Setelah melaksanakan Prakerin,
siswa akan semakin mengetahui serta mengenal dunia kerja tempat mereka
bekerja nantinya. Selain itu pelaksanaan Prakerin juga akan menambah pengalaman
bagi peserta didik secara nyata di lapangan. Mereka tidak hanya mengerti
tentang pengetahuan teoritis saja, tetapi juga lebih kepada yang bersifat praktis.
Ketika di industri tempat Prakerin, mereka menjadi
lebih terlatih
keterampilan praktiknya dalam menggunakan peralatan,
mendiagnosa gangguan, serta mengatasi permasalahan yang ada. Dengan demikian
kemampuan siswa
untuk mencapai
kompetensi yang ditentukan pada saat pelaksanaan UKK juga akan menjadi
semakin tinggi. Kinerja mengajar yang baik dari
seorang guru, akan mampu menumbuhkan persepsi positif dari peserta didiknya.
Dengan demikian maka menjadi hal yang sangat penting bagi seorang guru untuk
dapat meningkatkan kinerjanya sebagai pendidik yang profesional guna mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Keadaan
tersebut akan
mampu menimbulkan kesan dan persepsi yang
baik pula dari peserta didik terhadap guru yang bersangkutan. Berdasarkan temuan
penelitian dan teori-teori dari para ahli di atas
tentunya menunjukkan
bahwa pentingnya kinerja mengajar yang baik
dari seorang guru guna meningkatkan kompetensi
siswa khususnya
pada kompetensi keahlian TKR.
Pada dasarnya
kompetensi merupakan
tindakan seseorang
yang mencakup aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan secara menyeluruh. Proses evaluasi pada kurikulum SMK merupakan
salah satu
bagian yang
penting dilaksanakan dalam bentuk uji kompetensi
yang standar. Evaluasi ini merupakan
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 531
penguasaan kompetensi untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa
terhadap kompetensi
keahlian standar
dan dipersyaratkan, agar dapat dinyatakan ahli
dan mempunyai
wewenang untuk
melaksanakan tugas-tugas
pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensi yang
diperolehnya berdasarkan ketentuan dan standar yang berlaku di dunia industri.
Berdasarkan uji korelasi berganda diketahui bahwa bakat mekanik, hasil
Prakerin dan persepsi siswa tentang kinerja mengajar
guru berhubungan
secara simultan dan signifikan dengan hasil uji
kompetensi keahlian UKK siswa SMK kompetensi keahlian TKR. Koefisien
korelasi berganda antara variabel-variabel tersebut sebesar 0,781 atau berada pada
kategori hubungan kuat.
Daftar Rujukan Alma, Buchari. 2008.
Guru Profesional Mengetahui Metode dan Terampil
Mengajar.
Bandung: Alfabeta. Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Penilaian Kinerja Guru
. Jakarta: Balai Pustaka.
Direktorat Pembinaan
SMK. 2007.
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Uji Kompetensi Keahlian Sekolah
Menengah Kejuruan
. Jakarta. Direktorat
Pembinaan SMK.
2008.
Pelaksanaan Prakerin
. Jakarta. Hamalik,
O. 2001.
Proses Belajar
Mengajar.
Jakarta : Bumi Aksara Rachmawati, T. 2013.
Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya
. Yogyakarta. Gava Media.
Sukardi, D.K Kusmawati. 2009.
Analisis Tes Bakat Dalam Pemilihan Karir
dan Jurusan.
Bogor: Ghalia
Indonesia. Suwandi. 2010. Pengaruh Penggunaan
Metode Demonstrasi dan Bakat Mekanik
Terhadap Pencapaian
Kompetensi Mengelas Siswa SMK
. Jurnal Teknologi dan Kejuruan,
33 1: 15-28.
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 532
KONTRIBUSI MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AUTOCAD TERHADAP KESIAPAN KERJA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI SISWA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
Sulistianingsih AS.
Mahasiswa Program Pascasarjana Prodi Pendidikan Kejuruan Universitas Negeri Malang
E-mail: sulistianingsih_88yahoo.com
ABSTRACT
This study aims to determine the level of work readiness of the students in the field of construction and which variable is more dominant, contributing to the work readiness of
students in SMK Vocational High School throughout Malang City. The independent variables studied were work motivation and learning achievement in AutoCAD. This study
used a quantitative approach. The subjects of this study are all students of Architecture Engineering Skills Package which have implemented Prakerin. The technique data collection
is by using questionnaires and documentation. The data analysis techniques used are simple linear regression analysis and multiple regression analysis.
The result showed that there are positive contributions between work motivation and achievement learning in AutoCAD on the work readiness of the students in the field of
construction services. This is indicated by the value of the contribution 47.6, while 52.4 is influenced by other variables which were not examined. The work motivation contributes
23 and the learning achievement in AutoCAD contributes 43.6. Effective contribution is given by the two variables work motivation and learning achievement in AutoCAD with the
percentage 47.60 . The conclusion of this research is that the work motivation as a review of the variable of soft skills contributes smaller than the contribution of the learning achievement
in AutoCAD as a review of the variable of hard skills.
Keywords: work readiness, work motivation, learning achievement in AutoCAD. A. PENDAHULUAN
Munculnya
Asean Free Trade Area
AFTA dan
Asean Free Labour Area
AFLA di
negara-negara ASEAN,
membawa dampak terjadinya persaingan pasar, jasa dan tenaga kerja. Kualitas sumber
daya manusia SDM yang handal dan tangguh menjadi modal utama untuk dapat
me-menangkan persaingan global secara sehat dan kompetitif Wagiran, 2005. Sudira
2012 mengemukakan bahwa mutu sistem pendidikan suatu negara adalah determinan
utama mutu tenaga kerja. Hal tersebut menegaskan bahwa, mutu sistem pendidikan
yang baik akan menghasilkan tenaga kerja dan SDM yang berkualitas.
Keberadaan Sekolah
Menengah Kejuruan SMK dalam mem-persiapkan
tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, masih perlu ditingkatkan. Belum semua
lulusan SMK dapat memenuhi tuntutan lapangan
kerja yang
sesuai dengan
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 533
spesialisasinya. Hal tersebut terjadi karena adanya kesenjangan antara keterampilan
yang dimiliki oleh lulusan SMK dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.
Selain keterampilan,
siswa belum
sepenuhnya memiliki kesiapan kerja, karena masih banyak lulusan SMK yang me-
nganggur. Badan Pusat Statistik BPS mencatat
jumlah angkatan
kerja di
Indonesia pada Februari 2013 mencapai 114 juta orang, sedangkan Tingkat Pengangguran
Terbuka TPT
pada Februari
2013 mencapai 7,39 juta orang atau 5,92 dari
total angkatan kerja. TPT untuk lulusan pendidikan SMK dan SMA masih tetap
menempati posisi tertinggi, yaitu masing- masing sebesar 11,19 dan 9,74 dari total
TPT dibanding dengan lulusan sekolah dasar SD sebesar
3,51, lulusan sekolah menengah pertama SMP sebesar 7,60,
Diploma IIIIII sebesar 6,01 dan lulusan Perguruan Tinggi sebesar 6,01 dari total
tingkat pengangguran terbuka. Melisa 2013 menyatakan
gejala kesenjangan
ini disebabkan oleh berbagai hal, salah satu
diantaranya adalah pendidikan kejuruan yang sepenuhnya diselenggarakan oleh sekolah,
kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan dunia kerja,
sehingga kesiapan kerja siswa menjadi kurang.
Kajian oleh Putrianingrum dalam Wardani, 2011, berdasarkan hasil survei
lulusan SMK di Kota Malang tahun 2009, menunjukkan bahwa masih banyak lulusan
me-ngalami kesulitan dan cenderung mudah frustasi untuk mendapatkan pekerjaan yang
sesuai dengan bidang keahliannya. Usia yang masih terlalu muda ditambah dengan bekal
pengetahuan dan keterampilan yang belum memadai sering menjadi kendala utama
siswa lulusan
SMK untuk
mendapat pekerjaan yang layak dan dapat mendukung
karir untuk kehidupan di masa depan. Hal tersebut juga di dukung oleh penelitian
Maryani 2013 yang menyimpulkan bahwa kesiapan siswa SMK untuk bekerja di
industri berada pada taraf yang rendah, ditinjau dari bakat, proses belajar pada mata
pelajaran produktif dan kompetensi.