Explore cross-cultural similarities Promote tolerance of differences

Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 324 teachers are responsible for familiarizing intercultural contents in English teaching and learning process in order to promote cross-cultural understandings. On the other hand, the students should be more active to learn not only the existence of English language but also the culture where the language is spoken and widely used by its native speakers. Finally, it is hoped that Intercultural contents take greater exposures in EFL classroom since language and culture are two inseparable substances. References Brown, Douglas H. 2001. Teaching by Principle: An Interactive Approach to Language Pedagogy . New York: Pearson Longman Byran, Michael and Morgan, Carol. 1994. Teaching and Learning: Language and Culture . Frankfurt: Mulitilingual Matters Ltd Cahyono, Bambang Yudi. 2013. Teaching English by Using Culture Contents . Malang: State University of Malang Press. Edwards, John. 2003. Multilingualism . New York: The Taylor Francis Group Irmawati, D.K. 2013. Introducing American Culture through Halloween . Teaching English by Using Culture Contents. Malang: Malang University Press. Kadarisman, Effendi. 2009. Mengurai Bahasa Menyibak Budaya . Malang: Universitas Negeri Malang Press Krauss, Robert. 2002. The psychology of Verbal Communication . Columbia University www.columbia.edu~rmk7PDFIES BS.pdf Purba, Hemat. 2011. The importance of Including Culture in EFL Teaching . Journal of English Teaching. Volume 1, Number 1. Pp. 46-56 Sulistyo, Teguh. 2012. Scaffolding Students‟ Interaction with Texts Using QAR Strategy. JEFL Journal, 2 1: 17-24 Welsh, Alistair. 2011. Avoiding Stereotyping and Enhancing Intercultural Understanding . TEFLIN Journal. Vol 22, No. 1. Pp 34-44. Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 325 ALTERNATIVE PRODUK OLAHAN WORTEL MENJADI JELI SEHAT UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMIS PETANI WORTEL DI JAWA TIMUR Atikha Sidhi Cahyana, Verani Hartati, Ida Agustini Saidi ABSTRAK Wortel merupakan sumber karotenoid dan merupakan bahan pangan yang mudah rusak. Salah satu cara pengolahan wortel yang dapat mempertahankan kandungan karoten adalah dengan mengubah wortel menjadi minuman jeli. Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan nilai tambah dari wortel, memperoleh formulasi minuman jeli wortel secara tepat, mengetahui pengaruh jenis dan proporsi bahan pembentuk gel kappa karaginan, agar dan kombinasinya terhadap karakteristik minuman jeli wortel, diversifikasi produk olahan wortel, sehingga dapat memperluas penggunaan wortel pada produk pangan, serta mengetahui nilai ekonomis wortel. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis bahan pembentuk gel k-karaginan, agar dan k- karaginan : agar 1:1 dan faktor kedua adalah proporsi bahan pembentuk gel 0,2; 0,3; 0,4. Analisa organoleptik menggunakan uji kesukaan dan perlakuan terbaik dibandingkan dengan produk yang telah ada di pasar dengan menggunakan uji T. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minuman jeli wortel dengan kombinasi perlakuan agar 0,4 merupakan parameter terbaik. Hasil dari uji organoleptik rata-rata disukai oleh konsumen. Kata kunci: wortel, jeli wortel, jenis bahan pembentu gel, proporsi bahan pembentuk gel. Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 326 Pendahuluan Wortel Daucus carota L . termasuk bahan pangan berkualitas tinggi, tetapi merupakan salah satu bahan baku yang mudah rusak perishable . Kadar rata- rata β-karoten pada wortel adalah 4,8 mg per 100 gram berat bahan segar untuk varietas rendah dan 8,0 mg per 100 gram berat bahan segar untuk varietas tinggi Harris dan Karmas, 200 λ. β-karoten akan diubah menjadi vitamin A yang berguna meningkatkan imunitas, menjaga mata, tulang, gigi, kulit, menjaga pertumbuhan sel dan antioksidan Rubatzky dan Yamaguchi, 2008. Berdasarkan data Ditjen Hortikultura Departemen Pertanian Republik Indonesia Total produksi jenis sayuran yang dapat dipanen sekaligus sebesar 4,9 juta ton. Beberapa sayuran yang memberikan kontribusi yang besar lebih dari 10 terhadap produksi nasional pada tahun 2012 adalah bawang merah kentang dan kubis. Sedangkan komoditi wortel memberikan kontribusi sebesar 8,98 persen atau 441.246 ton, produksi wortel menempati posisi kelima, laju pertumbuhan pertahun komoditi wortel merupakan yang paling tinggi diantara jenis sayuran lainnya, yaitu sebesar 16,46 persen. Laju pertumbuhan wortel ini jauh lebih besar dari laju pertumbuhan tanaman kubis yang hanya 1,53 persen pertahun. Sentra produksi wortel sebagian besar berada di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Sentra Produksi wortel di Pulau Sumatera berada di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan sentra produksi wortel di Pulau Jawa berada di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pada tabel 1 terlihat perkembangan konsumsi wortel menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat setiap tahunnya. Permintaan terhadap komoditi wortel yang terus meningkat ini, hal ini disebabkan oleh bertambahnya populasi penduduk dari tahun ke tahun dan membaiknya tingkat pendapatan masyarakat. Tabel 1. Perkembangan konsumsi wortel perkapita di Indonesia Tahun 2007-2012 Sumber : Ditjen Hortikultura Departemen Pertanian data olahan Tahun Konsumsi kgthn 1990 0,42 1993 0,52 1996 0,62 1999 0,57 2002 0,83 2012 0,83 Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 327 Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa konsumsi wortel perkapita dalam negeri cenderung meningkat. Konsumsi wortel mengalami penurunan pada tahun 1999 karena adanya krisis moneter. Namun konsumsi kembali meningkat pada tahun 2002 yang menunjukkan kesadaran masyarakat akan penting hidup sehat dengan memakan makanan yang bergizi. Menurut Selvia dewi A, 2011, beberapa penelitian tentang jenis olahan wortel yang telah dilakukan diantaranya adalah pembuatan jus wortel, sari wortel, nugget, dodol, selai, manisan wortel. tepung wortel dan sayuran kering. Pengolahan tersebut memungkinkan terjadinya kerusakan kandungan β-karoten yang sangat tinggi, karena β-karoten mudah rusak oleh pengolahan dengan suhu yang sangat tinggi. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui aplikasi teknologi dengan mengolah wortel menjadi minuman jeli wortel. Dengan adanya diversifikasi produk wortel menjadi minuman jeli, selain dapat meningkatkan nilai tambah pada produk wortel, juga dapat meningkatkan pendapatan petani, sehingga saat musim wortel petani tidak harus menjual murah produk wortelnya. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui analisis studi kelayakan usaha dalam diversifikasi produk wortel dalam memberikan nilai ekonomis wortel dan formulasi minuman jeli wortel yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah  Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis wortel dengan mengolahnya menjadi jeli dengan karakteristik fisik, kimia dan organoleptik yang baik.  Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi minuman jeli wortel secara tepat. Secara khusus bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan proporsi bahan pembentuk gel kappa karaginan, agar dan kombinasinya terhadap karakteristik minuman jeli wortel.  Diversifikasi produk olahan wortel, sehingga dapat memperluas penggunaan wortel pada produk pangan. Selama ini, wortel dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan pangan sebatas penggunaan sebagai sayuran saja. Oleh karena itu dalam upaya diversifikasi pangan, maka wortel tersebut perlu diolah sedemikian rupa sehingga cita rasa dan penampilannya menjadi lebih disukai dan bergengsi, dimana pengolahannya tanpa merusak kandungan β-karoten karena β-karoten akan diubah menjadi vitamin A yang berguna Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 328 meningkatkan imunitas, menjaga mata, tulang, gigi, kulit, menjaga pertumbuhan sel dan antioksidan. Harga jual wortel mentah cenderung rendah ketika musim, sehingga perlu dilakukan diversifikasi produk wortel untuk meningkatkan nilai ekonomis dan pendapatan petani wortel. Menberikan pengetahuan analisa kelayakan usaha dalam produk olahan wortel. Dan adanya suatu minuman yang sehat bagi anak-anak. Kajian Pustaka X. Definisi Minuman Jeli Minuman jeli merupakan minuman yang memiliki sifat atau kekentalan diantara sari buah dengan jeli. Jeli sendiri didenifisikan sebagai bahan pangan setengah padat yang dibuat dengan tidak kurang dari 45 bagian berat sari buah dan 55 bagian berat gula. Campuran ini dikentalkan sampai mencapai kadar zat terlarut tidak kurang dari 65 Desroiser, 2008. Sedangkan menurut Tressler 2001, pembuatan sari buah tidak ada standar khusus yang tepat mengenai komposisi campuran jus dan air yang digunakan untuk pengenceran, namun pada umumnya minuman terdiri dari 40 jus murni dan 60 air atau bahkan kurang tergantung dari jenis buah yang digunakan. Menurut Makfoeld 2002, sari buah adalah cairan jenuh yang tidak mengalami fermentasi dan didapat dari hasil pengepresan buah. Dalam industri pengolahan sari buah yang disebut sari buah adalah air buah yang diperoleh dari buah-buah masak termasuk pula bagian- bagian halus dari zat-zat padat yang ikut dalam cairan buah pada waktu buah diambil cairannya. Jeli dapat dibuat dari bahan yang belum matang, buah yang ukuran dan mutunya dibawah standar atau bahkan dari kulit dan buah-buahan yang jatuh dari pohon. Prinsip pembuatan minuman jeli adalah menghasilkan produk yang seragam dalam warna, cita rasa dan ketegaran yang disukai serta jernih Woodroof dan Luh, 2005.

Y. Wortel

Wortel Daucus carota L . adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan wortel membutuhkan sinar matahari dan dapat tumbuh pada semua musim. Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah tangkai daun yang muncul dari pangkal buah bagian atas umbi akar, mirip daun seledri Anonymous, 2009. Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 329 Wortel

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 2 11

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 3 15

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL DAN KOOPERATIF SERTA MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP NEGERI TANJUNG MORAWA.

0 1 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

0 1 26

yaya sulthon aziz JURNAL

0 0 17

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN SISWA SMP NEGERI 6 AMBON TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Repository UNIKAMA

0 0 7

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 2

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 KABUPATEN PAMEKASAN - Repository UNIKAMA

0 0 14