KAJIAN PUSTAKA F. Pengaruh Strategi Pembelajaran IPA Terpadu Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika di SMP Negeri 04 Singosari Malang - Repository UNIKAMA

Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 444 logam untuk menentukan nilai KPK. Uang logam ini dapat ditumpuk dengan dua tumpukan yang jumlahnya berbeda kemudian siswa menambahkan masing- masing tumpukan dengan jumlah tertentu sampai menghasilkan tinggi tumpukan yang sama. Sebelumnya siswa sudah memiliki pengetahuan awal tentang kelipatan. Dari proses penumpukan uang logam akan diperoleh hubungan antara tinggi tumpukan dengan nilai KPK. Jika dituliskan dalam bentuk simbol yang berupa angka maka mereka akan langsung dapat menghubungkannya dengan representasi uang logam. Pemahaman konsep yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jika diberikan dua bilangan bulat Error Reference source not found. dan Error Reference source not found. maka siswa dapat menentukan dengan tepat bilangan bulat positif terkecil yang merupakan kelipatan dari Error Reference source not found. dan Error Reference source not found.. Pemahaman konsep siswa dikatakan meningkat jika hasil kajian dari pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal tes di akhir siklus sudah tidak banyak yang melakukan kesalahan konseptual, prosedural, dan juga kalkulasi dibandingkan dari tes di awal siklus. Kastolan dkk 1992: 6 menyatakan bahwa kesalahan konsep dalam menyelesaikan soal-soal matematika adalah kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menafsirkan istilah, konsep, dan prinsip atau salah dalam menggunakannya. Indikator kesalahan konsep adalah sebagai berikut: c. Kesalahan menentukan rumus, teorema, atau definisi untuk menjawab suatu masalah, d. Penggunaan rumus, teorema, atau definisi yang tidak sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya rumus atau teorema definisi tersebut, e. Tidak menuliskan rumus, teorema, atau definisi untuk menjawab suatu masalah. Kesalahan prosedur algoritma adalah kesalahan dalam menyusun langkah- langkah yang hirarkis sistematis untuk menjawab suatu masalah Kastolan dkk, 1992:7. Indikator kesalahan prosedur adalah sebagai berikut: h. Ketidakhirarkisan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah, i. Kesalahan atau ketidakmampuan memanipulasi langkah-langkah untuk menjawab suatu masalah.  Pembelajaran Dengan Menggunakan Bahan Manipulatif Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 445 Menurut Muhsetyo 2007 media pembelajaran adalah alat bantu yang bukan bagian dari pelajaran yang akan diberikan, dimana alat bantu ini berfungsi untuk menampilkan dan menjelaskan bahan pelajaran kepada siswa. Beberapa contoh media pembelajaran diantaranya adalah papan tulis, modul, Lembar Kegiatan Siswa LKS, Kalkulator, LCD, TV, VCD, dan DVD. Selanjutnya Muhsetyo 2007 menyatakan bahwa bahan manipulatif adalah bagian yang terkait langsung dengan mata pelajaran matematika dimana bahan manipulatif ini dapat dimain-mainkan dengan tangan seperti dipegang, diputar, dipindah, dipotong-potong, atau dibalik. Menurut SwanMarshal 2010:13 bahan manipulatif matematika adalah suatu objek yang dapat dikuasai oleh siswa melalui panca indera dengan sadar atau tidak sadar sehingga membuat proses berpikir matematika siswa menjadi lebih berkembang. Beberapa contoh bahan manipulatif untuk pembelajaran adalah, kertas, stik lidi, dan kertas berpetak. Bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting yaitu berfungsi untuk menyederhanakan konsep, menyajikan bahan yang bersifat abstrak menjadi lebih nyata, dan menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih konkret Muhsetyo, 2007. Selanjutnya SwanMarshal 2010:16 menyatakan bahwa penggunaan bahan manipulatif memberikan beberapa keuntungan yaitu 1 dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa, 2 membantu siswa memvisualisasikan secara konkret. 3 membantu siswa memahami dan memperkuat konsep, 4 dapat digunakan untuk pendahuluan konsep, dan 5 mendorong oral language bahasa lisan Bahan manipulatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa uang logam yang dapat ditumpuk oleh siswa dengan dua tumpukan yang jumlahnya berbeda. Kemudian siswa menambahkan masing-masing tumpukan dengan kelipatan tertentu sampai menghasilkan tinggi tumpukan yang sama. Dari proses ini akan diperoleh hubungan antara tinggi tumpukan dengan nilai KPK. Jumlah uang logam pada setiap tumpukan menyatakan nilai Kelipatan Persekutuan Terkecilnya KPK. Penggunaan bahan manipulatif akan sangat berguna dalam pembelajaran matematika khususnya bagi siswa sekolah dasar. Sejalan dengan teori Piaget, anak berusia sekolah dasar 7 sampai 12 tahun masih berada pada tahapan operasional konkret Siegler, 2006: 133. Anak yang berada pada tahapan operasional konkret akan mudah berpikir secara logis jika Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 446 mereka diarahkan dengan menggunakan manipulasi fisik dari obyek-obyek yang nyata, seperti media pembelajaran dan bahan manipulatif. Berdasarkan teori Bruner kemampuan mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit dan mulai dari yang nyata atau konkret ke yang abstrak, sehingga tahapan ini akan membantu anak untuk mengikuti pelajaran dengan lebih mudah Muhsetyo, 2007. Bruner 1965: 11 mengungkapkan bahwa ada tiga tahapan pola perkembangan berfikir siswa, yaitu tahapan 1 konkret atau enaktif, 2 semi konkret atau iconic , dan 3 abstrak atau simbolik. Menurut Bruner tahapan konkret adalah melalui representasi benda-benda konkret yaitu di dalam belajar anak mengutak-atik obyek- obyek secara langsung. Selanjutnya pada tahapan iconic siswa belajar melalui visualisasi. Tahap simbolik menuliskan kata-kata dalam bentuk simbol-simbol dan kalimat matematika secara benar. Pembelajaran menggunakan bahan manipulatif membuat siswa dapat bekerja secara aktif memainkan bahan manipulatif dengan tangan, menguji dan merevisi sampai mendapatkan konsep baru yang sesuai dengan model fisik atau bahan manipulatif yang diberikan oleh guru.  Pembelajaran KPK Dengan Menggunakan Uang Logam Pada penelitian ini materi KPK diajarkan dengan menggunakan media manipulatif uang logam yang dapat ditumpuk oleh siswa dengan dua tumpukan yang jumlahnya berbeda. Kemudian siswa menambahkan masing-masing tumpukan dengan kelipatan tertentu sampai menghasilkan tinggi tumpukan yang sama. Pembelajaran KPK dengan menggunakan peragaan uang logam dilakukan secara kelompok artinya siswa berdiskusi dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru untuk menentukan KPK dengan menggunakan bantuan uang logam. Langkah 1 Tumpuk 3 keping uang logam dua ratus rupiah sebagai tumpukan pertama seperti pada gambar 1.1a. Selanjutnya tumpuk 5 keping uang logam dua ratus rupiah di sebelah tumpukan pertama. Gambar 1.1a Peragaan Uang logam Untuk KPK 3 dan 5 Langkah 2 Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 447 Setiap penambahan keping logam pada setiap tumpukan mempunyai aturan sebagai berikut. Banyak keping yang harus ditambahkan pada setiap tumpukan baik tumpukan pertama maupun tumpukan kedua merepresentasikan kelipatan dari masing-masing tumpukan. Jadi untuk soal pada contoh pertama, banyak keping yang harus ditambahkan pada tumpukan pertama adalah sebanyak 3 keping dan banyak keping yang harus ditambahkan pada tumpukan kedua adalah sebanyak 5 keping, seperti pada gambar 1.1b Langkah 3 Penambahan keping terus dilakukan sampai menghasilkan tinggi tumpukan yang sama Perhatikan gambar 1.1c dan 1.1d di atas, karena tinggi tumpukan pertama dan kedua belum sama, maka penambahan keping logam perlu dilakukan lagi sampai menghasilkan tinggi tumpukan yang sama yaitu seperti pada gambar 1.1e. Karena ada 15 keping uang logam pada tumpukan pertama ataupun kedua, sehingga diperoleh bahwa KPK dari 3 dan 5 adalah 15.

C. METODE

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Untuk setiap siklusnya peneliti hadir sebanyak tiga kali pertemuan. Penelitian meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep KPK Gambar 1.1e Gambar 1.1c Gambar 1.1b Contoh Peragaan Uang logam Gambar 1.1d Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 448 menggunakan uang logam dilakukan di SDN Mojorejo Ponorogo yang beralamat di Desa Mojorejo Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 20122013 di kelas IV, sehingga yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 19 orang siswa. Tahap-tahap penelitian ini terdiri atas 1 penetapan fokus penelitian yaitu peneliti melakukan observasi awal, memberikan pretes pada siswa, dan memvalidasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian kepada validator, serta memberika tes awal, 2 perencanaan tindakan yaitu menyiapkan dan menyusun instrumen penelitian, 3 pelaksanaan tindakan yaitu Mengimplementasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menggunakan bahan manipulatif uang logam dan mengadakan tes akhir, 4 observasi dan interpretasi yaitu merekam kegiatan pembelajaran siswa selama proses pemberian tindakan dan melakukan wawancara, 5 analisis dan refleksi yaitu mengkaji jawaban siswa untuk setiap butir tes soal kemudian mengelompokkannya berdasarkan kesalahan konsep, prosedur, dan kalkulasi, menghitung skor rata-rata tes akhir siswa, mendeskripsikan data dari hasil observasi dan wawancara, serta melakukan refleksi memikirkan ulang apa yang sudah dilakukan, apa yang belum dilakukan, dan apa yang perlu disempurnakan. Bentuk instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian peningkatan pemahaman siswa tentang konsep KPK menggunakan uang logam adalah sebagai berikut: 1 tes yang berupa soal uraian terkait materi KPK, 2 lembar observasi, 3 wawancara, 4 lembar validasi. Setelah data yang terdiri dari lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, hasil tes awal dan tes akhir, serta hasil wawancara sudah terkumpul, proses selanjutnya adalah melakukan analisis. Tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu 1 mereduksi data yaitu menelusuri dan mengelompokkan jenis kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan kesalahan konsep, prosedur, dan kalkulasi, 2 menyajikan data yaitu membuat grafik untuk mengetahui sebaran data tentang hasil tes siswa, 3 menarik kesimpulan dan verifikasi data yaitu mengecek dan memeriksa serta menelusuri kesalahan konsep, prosedur, dan kalkulasi yang terjadi pada hasil tes siswa pada setiap butir tes. Selanjutnya peneliti memanggil siswa yang masih mengalami kesalahan untuk ditanya atau diverifikasi tentang letak kesalahannya. Hasil penarikan kesimpulan

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 2 11

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 3 15

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL DAN KOOPERATIF SERTA MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP NEGERI TANJUNG MORAWA.

0 1 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

0 1 26

yaya sulthon aziz JURNAL

0 0 17

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN SISWA SMP NEGERI 6 AMBON TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Repository UNIKAMA

0 0 7

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 2

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 KABUPATEN PAMEKASAN - Repository UNIKAMA

0 0 14